Minggu, 17 Februari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 20b]

Ahn Rin Young's
Senin Siang - Incheon Airport
  
Setelah mendapat tempat untuk parkir, kami segera bersiap untuk turun dari mobil. Kyuhyun baru berhasil membangunkan Ryeowook. Sedangkan Eunhyuk, sepertinya masih belum mampu beranjak dari alam mimpinya. Berulang-ulang ia hanya mengerang, berganti posisi, dan tetap tidur. Kami semua sudah berada diluar mobil dan Kyuhyun sudah menyerah untuk membangunkan Hyungnya itu, jadi sekarang Ryeowook yang mencobanya.

“Hyung.. Hyung! Ayolah..bangun, kita sudah sampai”. Ryeowook menepuk-nepuk bahu Eunhyuk.
“Ngggh… Hae-yah… aku cemburu pada Min..”
Eo? OMO!  Ini menarik sekali.. Eunhyuk mengigau dalam tidurnya dan sepertinya ia sedang bicara tentang Donghae dan Min!!

Ryeowook menganga. Kyuhyun melotot. Aku mengerutkan alis sambil memiringkan kepala. Bahkan manajer Oppa-pun langsung menghentikan kegiatannya yang sedang menurunkan koper dari bagasi mobil karena tidak mau tertinggal adegan menarik ini.

Eunhyuk berganti posisi lagi. Sekarang ia miring ke kiri. Bagus, kami bertiga (plus manajer oppa) sedang berada di sebelah pintu mobil yang terbuka, memperhatikan Eunhyuk yang masih tidur di dalam mobil. Sekarang pandangan kami jadi lebih jelas karena Eunhyuk menghadap ke tempat kami berdiri. Kami masih diam, sibuk dengan pikiran masing-masing,sambil mengantisipasi kalimat selanjutnya yang akan keluar dari mulut mahluk yang sedang tertidur di depan kami ini. Tidak lama kemudian..

“Nghhhh..dan sekarang kau lebih memilih ke LA bersama Min daripada ikut bersamaku.. ngghh… hu..huuu…” AS.TA.GA. Eunhyuk lebih mirip orang mabuk yang sedang merancau. Kalimatnya cukup jelas, seperti sengaja diucapkan.

Omoo.. sebegitu kehilangannya-kah Eunhyuk? Aku jadi ingin tahu bagaimana reaksi Min kalau ia tahu perasaan Eunhyuk yang merasa kehilangan sahabat ini. Apakah Eunhyuk merasa kehilangan Donghae sejak sahabatnya itu pacaran dengan Min? tapi kalau dipikir-pikir, siapa juga yang tidak akan cemburu melihat pasangan yang dijuluki “pasangan porno” ini? Mereka hampir selalu terlihat mesra. Bahkan, meskipun beberapa kali mereka bertengkar, akhirnya selalu melakukan hal-hal yang akan membuatmu ingin segera punya pacar. Dan kalau dipikir-pikir (lagi!), sejak mereka pacaran, Donghae jadi lebih ekspresif, sedangkan Min..meskipun tidak berubah drastis, ia terbilang lebih dewasa sekarang. Lihat saja buktinya, waktu itu ia sampai niat memasak, memasak untuk Donghae! Ajaib,kan? Yah walaupun waktu itu kejadiannya berakhir dengan “tragedi bubuk cabe”, tapi tetap saja..sepanjang persahabatan kami, aku belum pernah melihat Min memasak dengan suka rela.

Perlahan, kekagetan kami berubah menjadi dengusan tertahan dan kemudian tawa yang kencang. Kulihat Kyuhyun dan Ryeowook sepertinya akan segera terduduk lemas karena tetawa. Maaf Hyukppa, kami bukannya tidak mengerti perasaanmu. Tapi itu tadi benar-benar lucu! ^^
Mendengar tawa kencang kami, Eunhyuk akhirnya bangun dan kebingungan…

                                                                                *** 

Aku berjalan ke arah pintu masuk terminal keberangkatan, mendahului ketiga member. Awalnya Kyuhyun memintaku untuk berjalan bersama mereka saja, tapi kutolak dengan halus. Memang, jika berjalan bersama-sama seperti ini kami merasa lebih aman karena tidak akan menimbulkan kecurigaan dari fans, tapi melihat kondisi bandara yang cukup ramai hari ini, aku lebih memilih untuk tidak ambil resiko. Fans sudah tahu kalau hari ini mereka akan berangkat ke Yunani dan kemungkinan besar beberapa dari mereka akan mengikuti sampai airport ini.

Akhirnya Kyuhyun menyuruhku jalan di depan agar ia bisa mengawasiku dari belakang. Lihat, sejak beberapa kejadian misterius dan ditambah dengan meeting kami minggu lalu, Kyuhyun jadi lebih protektif padaku. Bahkan berjalan dibelakangnya saja aku dilarang. Ia memperbolehkan aku untuk jalan duluan, itu pun dengan syarat, di dalam ruang tunggu sampai masuk pesawat nanti, aku tidak boleh jauh-jauh darinya. Sungguh sebuah pemaksaan yang sangat manis. 

Aku terus berjalan sambil sedikit mengaduk isi tasku untuk mengambil tiket pesawat kami dan—

BUK!

Aku jatuh terduduk di lantai bandara. Tiket yang baru saja kuambil melayang dan jatuh di dekat kakiku. Orang yang kutabrak —atau yang menabrakku, aku tidak yakin karena sedang menunduk—langsung berbalik menghadapku. Tadi aku hanya melihat punggungnya.

“A..ah.. mianhamnida.. jeongmal mianhamnida.” Ia langsung membantuku mengambil tiket yang berserakan di lantai.
“Tidak apa-apa Tuan, aku yang harusnya—” Masih di lantai, aku mendongak untuk melihat wajahnya. “—Donghwa Oppa?”
“Rin-ah?” Kakak dari Donghae dan Bin itu terlihat sama kagetnya denganku.

“Rin..Rin-ah, kau tidak apa-apa?” Kyuhyun berlari kecil dari belakangku, disusul Ryeowook dan Eunhyuk. Aku mengangguk.
“Tidak apa-apa Kyu, aku baik-baik saja”. Kyuhyun langsung menarik tanganku untuk membantuku berdiri. “Kyu, lihat siapa yang kutabrak..” Kyuhyun langsung menoleh. Rupanya dari awal ia juga tidak sempat memperhatikan.

“Donghwa Hyung?
Donghwa tersenyum kikuk. “Mianhae, aku tidak sengaja..” Katanya, terlihat salah tingkah.

“Kau disini juga?” Tanya Eunhyuk. Ia lantas memeluk Donghwa dengan akrab, disusul dua member lainnya.
“Ne.. aku.. baru mengantar teman..” ia menoleh lagi padaku. “Rin-ah, aku benar-benar minta maaf. Entah kenapa tadi aku melangkah mundur, aku baru saja akan berbalik ketika.. ketika kau terjatuh..”

“Sudahlah Oppa, aku tidak apa-apa kok..”
Ia tersenyum lega. “Yasudah kalau begitu.. aku harus.. mmh, ada urusan lain..”

Ryeowook menepuk pelan pundaknya “Baiklah Hyung, kami juga harus segera masuk. Kau tahu..liburan..” Ryeowook tampak sumringah.
“Ah~ ne, selamat liburan, kalau begitu..” ia lalu pamit dan berbalik menuju parkiran.

Setelah itu kami pun masuk, langsung mengurus check-in tiket dan memutuskan untuk menunggu waktu boarding di Starbucks, salah satu coffee shop yang ada disana. Ryeowook memilih tempat duduk yang sedikit terhalang tembok, memberi kami sedikit privacy.

“Kyu! Kau yang traktir!” Kata Eunhyuk tiba-tiba.
“Mwo? Untuk apa aku mentraktirmu, heh, Hyukjae?”
“Kau terlihat begitu gembira bersama Rin. Kau tahu kan, orang harus berbagi kebahagiaan..” Jawabnya, beralasan.

“Dasar! Kalau begitu di Yunani nanti kau yang traktir! Awas kau!” Sembur Kyuhyun sambil menjitak kepala Eunhyuk sekali, lalu cepat-cepat pergi ke tempat pemesanan. Eunhyuk langsung bereaksi, ingin mengejar Kyuhyun. Namun ditahan oleh Ryeowook.

“Hyung! Sudah, sudah.. aku saja yang memesan bersama Kyu. Rin-ah, kau ingin minum apa?”.
“Apa saja, asal jangan kopi. Tapi kurasa Kyu sudah tahu..” Jawabku. Ryeowook mengangguk kemudian bermaksud langsung menyusul Kyuhyun.

“Dan kenapa kau tidak bertanya apa pesananku? Tanya Eunhyuk pada Ryeowook.
“Tidak perlu, apapun akan kau lahap dengan semangat kan Hyung..” ia tertawa, lalu juga berlari kecil menyusul Kyuhyun.
“Dasar maknae-maknae tidak sopan, aissh, jinjja!!” Eunhyuk mengelus-elus kepalanya yang tadi dijitak oleh Kyuhyun. Aku tertawa. Adegan-adegan seperti ini sudah menjadi hiburan tersendiri untukku.

Sambil menunggu Kyuhyun dan Ryeowook yang sedang memesan minuman, aku bercerita pada Eunhyuk tentang dirinya yang mengigau di mobil tadi. Ia langsung mengelak, mengatakan bahwa itu hanyalah ucapan tidak penting yang terjadi disaat dirinya sedang tidak sadar. Lalu Eunhyuk berganti menanyaiku tentang perkembangan kasus surat,pria dan pesan misterius yang kuterima belakangan ini. Mungkin Kangin atau Leeteuk yang menceritakan padanya. Eunhyuk kemudian menyampaikan rasa khawatirnya, sekaligus memintaku untuk lebih berhati-hati. Aku berterima kasih padanya dan balik memintanya untuk tidak mengkhawatirkan hal ini.

Aku sedang menertawakan cerita Eunhyuk yang kembali membahas ulah Min yang menyebabkan “tragedi bubuk cabe” tempo hari, saat Kyuhyun dan Ryeowook kembali ke meja kami sambil membawa 4 minuman dan beberapa kudapan; satu porsi cranberry chicken sandwich, satu porsi Chicken Santa Fe Panini, satu cup Tiramisu dan beberapa cookies coklat, cukup untuk membuat kami kenyang karena tadi kami sengaja makan siang lebih awal sebelum berangkat. Kyuhyun membeli hot chocolate untuk dirinya sendiri dan memberiku satu gelas raspberry blended, sementara Ryeowook membelikan ice chocolate untuk Eunhyuk dan segelas besar Java Chips frapuccino untuknya sendiri. Aku melihat minuman itu dan langsung teringat Bin. Ia suka sekali Java chips frapuccino.


Kalau ada orang yang bilang, para wanita terlalu banyak bicara dan tidak bisa menahan diri untuk bercerita yang tidak penting, mungkin itu benar. Karena langsung terpikir olehku untuk menelpon Bin, sekaligus untuk menceritakan pertemuan kami dengan Donghwa tadi. Ketika aku mengatakannya pada Kyuhyun, ia langsung menyerahkan Iphonenya. “Pakai punyaku saja”, katanya. Akupun batal mengambil telepon selularku dari dalam tas dan langsung mencari nama Bin di kontak Iphone Kyuhyun. 

“Oppa?” Sapa Bin dari ujung telepon.
“Hai sayang.. ini aku. Kau sedang sibuk?”
“Ah~ Rin Unnie.. Aku di kampus. Tapi tidak sibuk kok.. ada apa, Unnie?”
“Wookie sedang minum Java Chips dan tiba-tiba saja aku teringat padamu..hehe”
“Wuaaaa aku mau doong.. eh, kalian di bandara ya?”
“Iya, sebentar lagi boarding. Eh, tadi aku bertemu Oppamu lho..”

“Hmm? Haeppa? Bukannya Oppa dan Min Unnie sudah terbang ke LA tadi pagi ya?”
“Bukan Bin-ah, tadi aku bertemu Donghwa Oppa..”
“Donghwa op.. DONGHWA OPPA??” Teriaknya.

Aku sontak menjauhkan Iphone dari telinga kananku. Kaget dengan teriakannya. “Iya Bin-ah, Donghwa Oppa. Kenapa sampai teriak begitu?”
“Eo? Mmm… tidak apa, Unnie. Aku cuma kaget. Mmh.. Hwa Oppa..sedang apa disana?”
“Katanya baru mengantar teman. Tapi kami tidak ngobrol banyak, sepertinya oppamu buru-buru, bicaranya seperti orang kebingungan. Aku tidak sengaja bertabrakan dengannya tadi”.

“Ooh.. oke.. hmmm.. ya.. baiklah. Unnie, jam berapa kau berangkat?” Bin mengalihkan topik.
“Sekitar setengah jam lagi kami boarding, sayang. Aku titip flat ya. Jangan nyalakan kompor kalau kau sendirian, Bin..” Aku tertawa.

“Tidak akan berani, Unnie.. hehe.. hmm.. Unnie.. tidak ada yang terjadi padamu kan sejauh ini?”
“hmm? Maksudmu?”
“Yah..kau tahu.. seperti surat, sms, atau pria misterius..”
“Oh.. tidak kok.. aman terkendali” Candaku.
“Hmpffff, oke, aku senang mendengarnya. Hati-hati ya Unnie. Tunggu kedatanganku hari Kamis..hihihi” ia tertawa riang.

Setelah beberapa saat, akupun memutus sambungan telepon dengan Bin. Kyuhyun langsung menanyakan apa yang terjadi tadi, sampai-sampai aku kaget dan menjauhkan telepon selularnya. Aku menceritakannya sambil beberapa kali mengendikkan bahu, tidak mengerti mengapa Bin sampai sekaget itu. Kamipun segera menghabiskan minuman dan makanan dimeja, karena 10 menit lagi kami akan boarding.

“Ugghh aku kenyang. Rin-ah, bantu aku habiskan Tiramisunya.. kau dari tadi belum makan ini,kan..” Pinta Ryeowook.
“Uh? Aku… tidak suka tiramisu.” Bohong.
“Eo? Kenapa? Enak lho..”

“Yah..aku tidak suka kopi, dan tiramisu ada kopinya,kan?” Aku berpikir cepat. “Kyu saja ya!” Aku langsung mengambil cup itu dan menyendokkan sepotong besar cake itu ke mulut Kyuhyun. Ia menelannya dengan pasrah, terlihat sama kekenyangannya dengan yang lain.

Jangan bahas lagi.. jangan bahas lagi… pintaku dalam hati.

***

Kami sedang antre untuk memasuki lorong panjang yang menghubungkan ruang tunggu dengan badan pesawat. Beberapa staf penerbangan mengecek tiket untuk memastikan tidak ada penumpang yang salah masuk. Aku teringat, Iphoneku masih dalam keadaan menyala dan  belum sempat diubah ke mode airplane. Akupun segera mengambil Iphoneku di dalam tas. Ternyata ada sebuah pesan yang masuk, masih berasal dari nomor yang sama dengan pesan “misterius” waktu itu.

Going somewhere? Ok, I won’t bother. Come back safely..

Aku spontan menengok ke kanan, kiri dan belakang. Namun aku baru sadar, jika melihat dari waktunya, pesan singkat ini sudah dikirim sekitar satu jam yang lalu. Kalau aku tidak salah perkiraan, itu berarti pesan ini masuk saat kami baru sampai di bandara. Mungkin saat kami baru turun dari mobil, atau setelah bertemu Donghwa tadi.

Mungkin karena melihatku kebingungan, Kyuhyun langsung mengambil Iphone ditanganku dan membaca pesannya. Tanpa kuduga, dalam hitungan sepersekian detik, ia tiba-tiba berbalik dan setengah berlari ke arah ruang tunggu. Ia pasti tidak sadar kalau pesan itu sudah dikirim dari tadi, dan kemungkinan besar orangnya tidak ada di ruangan ini. Kyuhyun nyaris menabrak beberapa orang di belakang kami, sampai-sampai Ryeowook dan Eunhyuk kebingungan melihatnya. Ku katakan pada mereka untuk masuk saja ke pesawat lebih dulu. Aku yang akan menyusul Kyuhyun.

Aku menemukannya tengah memincingkan mata ke sekeliling ruangan. Seperti tidak menemukan apa yang dicarinya, Kyuhyun tampak berusaha menghubungi seseorang dengan Iphoneku. Aku mendekatinya tepat disaat ia mengumpat dengan frustasi.

“Aisshh!!” ia meremas Iphoneku dengan sebelah tangannya.
“Kyu.. gwenchana??” Aku mengedarkan pandangan, sangat berharap tidak ada yang memperhatikan kami. Untungnya ruangan sudah mulai sepi karena penerbangan kami sudah memasuki waktu boarding. Aku menarik pelan lengannya, mengajaknya duduk di bangku terdekat. Bangku itu terletak di balik tiang besar dan itu bagus untuk privacy kami.

“Kyu—”
“—Orang ini.. kenapa mengganggumu terus?” Mukanya memerah menahan emosi, napasnya memburu. “Dimana dia? Kenapa aku tidak bisa menemukannya?”

“Kyu.. Tenanglah. Dia tidak mengganggu apalagi menyakitiku. Semua pesan yang masuk pun tidak ada indikasi kejahatan..” Kyuhyun hanya diam, terlihat berusaha mengatur napasnya. Aku mengusap punggungnya untuk menenangkannya. Setelah beberapa saat, ekpresinya mulai tenang.

“Aku mengkhawatirkanmu, Rin-ah..” ia menunduk, menumpukan siku di kakinya sambil memijat-mijat dahi.
“Sudah, Kyu.. jangan dipikirkan.. orang ini tidak menyakiti, dan tidak akan menyakitiku. Percaya saja padaku. Ya?”
Ia menoleh. Memandang mataku dalam-dalam. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia membawaku ke pelukannya. Aku tersenyum, merasa bersyukur dengan perhatiannya yang begitu besar untukku.

“Kyu.. ayo masuk pesawat. Kau tidak akan membuat kerja kerasku mengurus perjalanan ini menjadi sia-sia, kan?” Candaanku berhasil membuat senyumannya kembali. Ia langsung bangkit dan menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam pesawat.

Semoga tidak ada yang memperhatikan kami.. doaku sekali lagi dalam hati.

 ~To be continued~ 

Preview Chapter 21

Hwang Bin Young's
Sebenarnya aku sedikit kecewa dengan sikap Heechul ini. Ia sepertinya belum mempercayaiku untuk mengungkapkan jati dirinya. Sedangkan aku, sudah menceritakan keseluruhan kisah hidupku kepadanya, termasuk papa serta bisnisnya. Heechul juga tahu tentang “handphone rahasiaku” dan jadwalku berkomunikasi dengan papa. Aku juga tidak sungkan untuk mengangkat telepon dari papa saat Heechul berada di kamarku. Di saat aku sudah memberikan kepercayaanku sepenuhnya, mengapa ia masih menutupi sesuatu dariku?

Park Min Young's
“Hae baby... kenapa kau membutuhkan waktu dua kali lebih lama dari saat aku mengoleskan sunscreen padamu?”
“Itu karena kau... pakaianmu... matahari... kulitmu jadi terekspos...” katanya sedikit meracau. Sekuat tenaga aku menahan tawaku agar tidak tersembur keluar karena mendengar ketidakmampuan Donghae menyusun satu kalimat utuh di saat ia menyentuh kulitku. Leher dan wajahnya mulai diwarnai semburat merah, lalu ia pun melepaskan tangannya dari tubuhku sambil berdeham beberapa kali. “.... Sekarang, kakimu?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar