Senin, 04 Februari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 17]

Park Min Young’s
Senin Sore - Flat Trio Young

 


Aku menjatuhkan tubuhku di atas kasurku sepulangnya dari Time Square Mall. Diluar dugaan, acara jalan-jalan tadi tidak semenyenangkan seperti yang kuharapkan. Semua ini gara-gara ulah Han Ji Sung, yang muncul di tengah-tengah acara jalan-jalan kami dan memaksaku untuk menerima ajakan berkencan dengannya. Karena hal itu, Kyuhyun yang menyusul kami kemudian di salah satu coffee shop dan membebaskanku dari Ji Sung harus menginterogasiku dengan intensif sesampainya kami di mobil. Ia bertanya macam-macam, dan aku pun tidak dapat mengelak lagi selain dari menceritakan yang sebenarnya.

Aku menjelaskan pada Kyu bahwa semua ini dimulai dari kesalahpahaman Han Ji Sung yang mengira aku berpacaran dengan Kyu dan mengancam akan menyebarkan bukti-bukti foto yang ia punya ke publik jika aku menolak berkencan dengannya. Jadi, atas dasar kemandirian sehingga tidak ingin merepotkan orang lain dengan masalahku ini, aku memutuskan untuk menerima tawaran kencannya, hanya supaya ia berhenti menggangguku lagi di kemudian hari.

“Jadi dia mengancammu hanya supaya bisa berkencan denganmu?” tanya Kyu dengan suara keras di mobil tadi.
“Hmm.” Aku mengangguk mengiyakan.

“Benar-benar gila! Dengan otak kotornya itu, ia menyangka kau berpacaran denganku, tapi ia masih juga memaksakan kehendaknya untuk berkencan denganmu! Yang membuatku semakin heran, kau malah menerima tawarannya!”

“Karena dia berjanji tidak akan menggangguku lagi setelah ini, karena itu aku menerima tawarannya.” Ujarku membela diri.
“Ya Tuhan Min, tidakkah kau sadar bahwa orang seperti ini tidak akan segan-segan memintamu untuk memenuhi keinginannya lagi di kemudian hari, meskipun seandainya kau sudah menjadi istri seseorang yang sah di mata hukum? Ia tidak memiliki moral, maka tidak akan ada yang menghentikannya, apa kau mengerti?”

Aku terdiam, tidak bisa lagi berkutik. Jujur saja, aku memang terlalu percaya pada Han Ji Sung yang belum terlalu kukenal. Kyu benar, tidak ada jaminan Ji Sung akan berhenti sampai disini.

Aaaaaaaaargh...! aku mengerang dalam hati dan berguling dikasurku, frustasi memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan dengan masalah ini. Sejak Kyu mencecarku di mobil tadi, aku terus mencari jalan keluar terbaik yang bisa kulakukan tanpa merepotkan para member dan teman-temanku. Bagaimanapun, aku tidak ingin mereka ikut terseret bahkan terancam oleh kelakuan Han Ji Sung. Karena sepertinya Ji Sung hanya tertarik padaku, maka akan lebih baik kalau aku sendiri yang menyelesaikannya. Lagipula semakin sedikit campur tangan para member, akan semakin kecil kemungkinannnya hubunganku dengan mereka akan terungkap. Tapi Kyu sudah berkali-kali menegaskan padaku bahwa aku tidak boleh lagi menyelesaikan masalah seperti ini sendirian. Lalu bagaimana ini???

Aku masih juga belum menemukan jawabannya, sampai sedetik kemudian, aku malah terlelap karena lelah berpikir.

***

Ahn Rin Young’s

Mencairnya suasana di mobil tadi tidak lantas membuat Kyuhyun melupakan kemarahannya akan kejadian di Mall. Sesampainya di dorm, persis seperti dugaanku, ia langsung menuju dorm lantai 12 dan aku memutuskan untuk menemaninya. Sedangkan Min dan Bin langsung menuju flat kami untuk beristirahat karena ternyata dorm masih sepi; Donghae, Heechul dan yang lainnya belum pulang. Aku sendiri bukannya tidak mengantuk, tapi disaat seperti ini aku yakin Kyuhyun butuh seseorang. Aku ingin berada disisinya untuk sekedar menemaninya dan, lebih baik lagi, jika aku bisa menenangkannya.

Dua jam kemudian, dorm sudah mulai ramai oleh member yang satu persatu pulang dari schedule. Leeteuk, Kangin, Ryeowook, dan yang terakhir, Heechul yang masuk bersama Bin. Kami hanya tinggal menunggu Donghae untuk bisa benar-benar memulai pembicaraan.

“Kyuhyun-ah.. sepertinya ada yang ingin kau bicarakan, ne?” Tanya Leeteuk sambil mendudukkan diri di sofa seberang Kyuhyun. Leeteuk, dengan pengalamannya sebagai leader selama hampir tujuh tahun, sepertinya ia sudah peka dengan perasaan semua dongsaengnya, terutama jika sedang ada masalah. Aku, Kyuhyun dan Kangin yang duduk sebaris, langsung menatap Leeteuk bersamaan.

“Masalah Min.” Kyuhyun menjawab singkat. Mendengar ini, perhatian semua orang yang ada di ruangan itu langsung tertuju pada Kyuhyun. Dalam sekejap semua langsung berkumpul di ruang tv, bahkan Ryeowook langsung mematikan tv yang menyala, tak lagi mempedulikan kelanjutan drama yang sejak tadi ditontonnya dengan heboh.

“Apa yang terjadi Kyu?” Tanya Leeteuk.
“Kalian ingat teman kuliah Min yang tempo hari memberikannya coklat putih itu?” Semua member mengangguk bersamaan. “Namanya Han Jisung. Hari ini kami menemukan Min bersamanya di café, minum kopi berdua.”
“MWO?” Seru Leeteuk, Kangin dan Ryeowook bersamaan. Sedangkan Heechul tampak tidak terkejut, mungkin Bin sudah sempat memberitahunya tadi.

“Apa maksudmu, Kyu? Mereka kencan?” Tanya Ryeowook tidak sabaran.
“Min bilang, si Jisung itu mengancamnya agar mau kencan dengannya. Aissh.. menyebalkan sekali gaya orang  itu!”

“Diancam? Diancam bagaimana maksudmu? Kalian berempat tadi kuliah bersama kan? Lalu bagaimana kejadiannya sampai—” Pertanyaan Leeteuk terhenti oleh suara pintu depan yang dibuka. Tidak lama, Donghae muncul di lorong dengan riang, tanpa tahu sedikitpun tentang apa yang sedang terjadi. Semua mata langsung tertuju padanya, tanpa ada yang bicara sepatah katapun. Aku yakin, semua orang di ruangan ini sedang memutar otak, bagaimana cara yang paling tepat untuk menyampaikan cerita tentang Jisung. Sama seperti aku, yang lain pun tidak akan ada yang tega menyakiti Donghae kami yang polos ini.

Donghae berjalan pelan menuju ruang tengah dengan kikuk, “Kenapa memandangiku seperti itu sih?” Matanya bergantian memandangi kami satu persatu dengan bingung. Aku dan yang lain hanya bisa saling menatap.

“Hyung! Pacarmu—” Dengan cepat,aku menyentuh pergelangan tangan Kyuhyun sebelum ia menyelesaikan kalimatnya yang tanpa filter.
"Kyu.. boleh aku saja yang bicara pada Haeppa?” Aku bukannya tidak mempercayai Kyuhyun, tapi kulihat ia masih emosi dan aku khawatir ia menggunakan kata-kata yang kurang tepat untuk menyampaikan hal ini kepada Donghae. Kyuhyun mengembuskan napas dan mengangguk.

Aku menoleh ke arah  Leeteuk, “Oppa..bagaimana?”
“Kau ada disana saat kejadian, Rin-ah?” Aku menjawab dengan anggukan. “Baiklah, coba sampaikan pelan-pelan pada Donghae. Aku akan.. beres-beres kamar dulu. Youngwoon-ah, kau bantu aku!” Ia menarik Kangin menuju kamar. Heechul dan Bin langsung berusaha mengalihkan perhatian pada komik yang dibawa Bin, Ryeowook kembali menyalakan tv dengan volume kecil dan Kyuhyun mengambil game consolenya di meja. Aku tahu, ini semua adalah bagian dari usaha mereka untuk membuat suasana lebih nyaman untuk Donghae.

Aku bangkit dari sofa dan menarik pelan pergelangan tangan Donghae yang masih tampak bingung menuju ke meja makan. Berulang kali ia menanyakan padaku, apa yang membuat kami langsung terdiam ketika ia datang. Aku memintanya untuk sabar dan mengikutiku ke meja makan.

Di sana, aku mulai menceritakan detil kejadiannya dengan pemilihan kata yang, kuusahakan, sangat halus. Namun ternyata, sehalus apapun kalimat yang kugunakan, tidak dapat mengapus kesedihan dan terlebih, binar kecemasan dari matanya. Selama aku bercerita, ia sama sekali tidak marah, namun terlihat sangat khawatir.

“Jadi Oppa, kuharap kau tidak salah sangka pada Min. Aku yakin keputusannya untuk.. yah.. minum kopidengan Jisung tadi  hanya merupakan usahanya untuk segera mengakhiri gangguan lelaki itu” Simpulku, setelah menceritakan dengan panjang lebar tentang kesuluruhan kejadiannya.

Donghae menatap kosong ke depan. “Han Jisung.. apa dia akan merebut Min dariku, Rin-ah?”. Aku merasa hatiku lumer karena perkataannya. Ah~ ia begitu takut kehilangan Min.

“Oppa..Aku yakin Min menyayangimu lebih dari apapun. Sepanjang aku mengenalnya, aku tidak pernah melihatnya sedewasa dan sebahagia sekarang. Kau percaya padanya,kan?”. Ia mengangguk lemah. “Jadi sekeras apapun usaha Jisung menganggu hubungan kalian, aku jamin Min tidak akan berpaling darimu..” Donghae tidak mengucapkan apa-apa lagi,namun kulihat matanya mulai digenangi air mata yang sewaktu-waktu bisa saja jatuh.

Omo.. Oppa.. uljimaa..” Aku memandangnya dengan haru, Oppa yang satu ini sangat menyanyangi dan mengkhawatirkan pacarnya. Tentu saja, terlihat dari matanya.  “Oppa, kalau kau menangis, Min akan lebih sedih. Kau pasti tidak ingin menambah bebannya hari ini kan?” Donghae menghela napas dengan berat, lalu tersenyum.

“Benar.. Aku harus mendukungnya kan Rin-ah?” Kali ini aku yang tersenyum dibuatnya. Melihatnya cepat mengatasi kegundahannya membuatku sangat lega.

***

Min melangkah masuk ke dorm setelah beberapa saat yang lalu Kyuhyun menelponnya untuk datang. Setelah bicara dengan Donghae tadi,aku menemui Leeteuk untuk menanyakan apa yang sebaiknya kami lakukan. Leeteuk mengatakan yang paling baik adalah memanggil Min untuk mendengar langsung penjelasannya, hingga kami dapat menyelesaikan masalah bersama-sama.

Kami semua sudah kembali berkumpul di ruang tengah. Melihat Min masuk, Donghae langsung berdiri dan menjulurkan tangan ke arah pacarnya. Pandangan mereka bertemu,aku tahu mereka berkomunikasi walau dalam diam.  Kuperhatikan, Donghae sudah benar-benar bisa mengatasi kesedihannya dan kini ekspresinya berubah menjadi ekspresi yang seakan ingin membantu menguatkan Min. Memang bukan tidak mungkin Min akan sedikit disalahkan karena keputusannya untuk menerima ajakan kencan dari Jisung tadi. Sekarang, Min duduk di sofa dengan lengan Donghae yang merangkulnya dari samping.

"Min-ah, apa benar kau diganggu lagi oleh fansmu itu?” Kangin memulai. “Kyu bilang hari ini kau diancam olehnya, apa benar?”
“Ne, appa. Kami bertemu lagi di Times Square Mall tadi siang.” Jawab Min.
“Apa kalian bertemu secara tidak sengaja atau kau merasa ia mengikutimu?”

“Umm.. hari ini kami memang tidak bertemu secara kebetulan. Saat aku terpisah dengan Kyu, Rin dan Bin, mendadak saja ia menarik tanganku dari belakang.” Aku melihat cengkeraman Donghae menguat di pundak Min. Min lalu mengusap paha pacarnya lembut untuk menenangkannya. “Lalu ia mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti aku berpacaran dengan Kyuhyun dan—”

“Mwo??!” Seru Ryeowook, Kangin, dan Leeteuk bersamaan. Bahkan Leeteuk sempat melompat dari tempatnya duduk, menandakan emosinya yang meningkat drastis. Sedangkan Kyuhyun meremas pelan telapak tanganku yang ada di genggamannya. Aku menoleh dan tersenyum padanya, menyiratkan bahwa aku baik-baik saja dengan segala kesalahpahaman ini.

Min melanjutkan lagi, “Iya, ia salah paham mengenai hubunganku dengan Kyu. Dipikirnya, aku kekasih Kyuhyun meskipun aku sudah berkali-kali mengatakan tidak. Tapi sepertinya ia tidak percaya penyangkalanku, karena terungkap bahwa ia justru mencari-cari bukti tentang prasangkanya itu. Kemudian, ia menunjukkan foto-foto padaku, fotoku dan Kyuhyun, serta fotoku dan Donghae. Sepertinya, ia sudah mengikuti dan mengamatiku beberapa hari ini untuk mendapatkan bukti. Salah satu foto yang ia tunjukkan hari ini adalah fotoku dan Donghae pada hari Sabtu kemarin.”

“Hari Sabtu kemarin?!”  Leeteuk membelalak.
“Sedang apa kita hari Sabtu kemarin?” Tanya Donghae pada Min, bingung.
“Kita kan makan siang bersama, sebelum aku menyusul Rin dan Bin ke COEX Mall. Di foto itu, aku dan kau sedang berada di dalam mobil.” Jawab Min. Donghae tampak mengangguk-angguk kemudian setelah ia berhasil mengingatnya.

“Kalau kau sudah diikuti seperti itu, ini sudah mulai serius.” Leeteuk beranalisa. “Lalu apa lagi yang dia lakukan padamu hari ini?”
“Setelah ia menunjukkan foto-foto padaku, ia berkata bahwa ia akan menyebarkan foto-foto itu kalau aku tidak mau berkencan dengannya.”

“Benar-benar minta mati yah dia?! Kalau perlu akan kucari dia di kampus kalian!” Rutuk Kangin. Suaranya cukup keras sampai-sampai Bin kaget dan menyembunyikan kepalanya di balik pundak Heechul. Beberapa saat kemudian, Leeteuk bertanya pada Kyuhyun,

“Kyu, seperti apa si Jisung ini padamu?”
“Menyebalkan. Sok kenal dan sok tahu. Bahkan di depanku, ia masih berani mengajak Min untuk kencan lagi” Kyuhyun lantas mendengus.
“Benarkah? Hmm..” Leeteuk mengusap dagunya. “Sepertinya kita harus memperketat pengawasan..”

“Benar Hyung! Kejadian-kejadian yang belakangan dialami Min dan Rin sudah cukup mengganggu. Aku rasa kita tidak bisa membiarkan mereka bepergian sendiri lagi” Sahut Kyuhyun.
Donghae pun mengangguk-angguk tanda setuju.

“Aku juga setuju, Hyung! Aku juga tidak bisa membiarkan Min bepergian sendiri lagi mulai sekarang!”
“Tapi Kyu..” Protesku dan Min bersamaan.

“Min-ah, Rin-ah, dengar dulu..” Leeteuk menengahi, “Kalian sudah menjadi bagian dari keluarga ini, dan sudah menjadi kewajiban kami untuk melindungi kalian. Kau juga termasuk, Bin-ah!” Leeteuk menoleh ke arah Bin yang kini tampak terkejut. ”Mulai sekarang salah satu dari kami harus selalu mengawal kalian kemana-mana, jika kami tidak bisa, usahakan jangan keluar dari flat ataupun dorm ini”.

“Tapi aku kan tidak mengalami apa-apa, Oppa..” Bin angkat bicara. Ia menatap Heechul,meminta dukungan. Heechul tidak mengetakan apa-apa,hanya memberi isyarat pada Bin untuk tetap tenang mendengarkan Leeteuk.
“Justru itu, kejadian yang dialami Unnie-Unniemu seharusnya menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih berhati-hati. Maka kau pun termasuk, Bin-ah” Jawab Leeteuk.

Min merengut, “Tapi itu sama saja dengan mengekang kami, Teuk Oppa!”
“Min, cobalah mengerti posisi kami. Kami hanya ingin melindungi kalian..”

Aku merasa berkepentingan untuk ikut berpendapat, karena pembahasan ini juga menyangkut diriku. “Oppa.. maaf, tapi aku rasa kalian juga harus mengerti posisi kami. Akan sangat sulit bagi kalian untuk selalu mengawal kami disela-sela jadwal yang padat.. dan ini, sedikit banyak juga akan menyulitkan kami. Kegiatan kita akan sama-sama terhambat” Dari tempatnya duduk, kulihat Leeteuk mulai mempertimbangkan ucapanku.

Aku berganti menatap Kyuhyun. “Dan Kyu, aku sangat mengerti dan berterima kasih atas kepedulianmu, tapi bukankah sejak awal kita semua sepakat untuk membatasi penampilan bersama di muka publik? Jadi, jika salah satu dari kalian harus selalu mengawal kami, bukankah itu akan merepotkan kita semua,karena harus selalu menyamar dan menghindari fans?” Aku kembali menatap Leeteuk.

“Hmm..Pendapatmu ada benarnya Rin. Untuk kasusmu, aku masih bisa sedikit memberi kelonggaran. Tapi mengingat perlakuan Jisung yang sudah diluar batas, dengan berat hati kukatakan, kami tidak bisa membiarkan Min bepergian sendiri lagi. Bagaimana menurutmu, Hae-yah?” Leeteuk menatap serius ke arah Donghae yang masih merangkul Min.

“Aku sangat setuju. Mulai sekarang aku akan berusaha meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemputnya, terutama jika kuliah. Jika aku berhalangan, aku terpaksa meminta tolong kepada manajer Hyung ataupun salah satu dari kalian untuk menggantikan aku..” Jawab Donghae mantap. Min sepertinya akan protes lagi, namun diurungkannya.

Leeteuk lalu menjelaskan pada kami bahwa pengawasan ketat ini akan dilakukan sementara saja, sampai Jisung benar-benar menjauh dan tidak lagi mengganggu Min. Ia mewanti-wanti Min agar tidak lagi menerima ajakan kencan dari Jisung,apapun alasannya. Setelah itu, Ia juga tak lupa berpesan padaku dan Bin untuk selalu mengabari pada salah satu member jika akan bepergian, serta berulang kali mengingatkan kami untuk setidaknya saling menemani setiap berkegiatan keluar flat.

Di akhir meeting, Kyuhyun menggenggam tanganku lagi sambil bersikeras bahwa ia juga akan meluangkan waktunya untuk menemaniku jika bepergian. Ia mengatakan, kami tidak boleh merasa tenang hanya karena aku tidak mendapat pesan misterius selama seminggu lebih. Katanya, tidak ada jaminan kalau si pria misterius itu akan muncul lagi sewaktu-waktu.

Melihat reaksi Kyuhyun saat menghadapi Jisung tadi, aku sungguh tidak bisa membayangkan apa jadinya jika si pria misterius yang, bisa dibilang, menguntitku itu benar-benar muncul di hadapan kami. Semoga tidak ada kekerasan atau semacamnya. Aku bergidik ngeri membayangkannya. Ah,tapi tidak, rasanya tidak akan dan tidak perlu ada kekerasan. Toh, sepertinya si pria misterius ini tidak punya niat jahat padaku. Aku menggelengkan kepala, mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran negatif yang sempat melintas.

“Lagipula, kalau terjadi sesuatu pada Min atau Rin, bisa-bisa nanti terjadi perang antar negara..” Cetus Leeteuk tiba-tiba.
“Hmm?” Pernyataan Leeteuk tadi berhasil menarik kembali perhatian semua orang di ruangan ini. Yang bicara malah terkekeh sendiri.
“Benar kan? Kalau sampai ayah Min atau ayah Rin yang menteri itu tahu anaknya disakiti oleh warga Korea, bisa-bisa terjadi perang kan?”

Semua orang menatapnya dengan kening berkerut.

“Wah..” lanjutnya sambil menggeleng-geleng sendiri, “Keluarga besar kita hebat kan? Pertama, Siwonnie memiliki keluarga yang luar biasa kaya. Sekarang, kita berkerabat dengan menteri! Keluarga besar kita sungguh keluarga penting. Sebentar lagi kita pasti akan mampu membeli sebuah negara sendiri! Hey, Min.. Rin.. kapan kalian mengenalkan aku pada ayah kalian di Indonesia? Oh, oh! Apakah nanti kita akan diundang makan malam bersama Presiden kalau kita mengunjungi Indonesia?”

“Jinjja? Min, Rin, benarkah kita akan diundang makan malam dengan Presiden? Dimana kita akan makan? Di istana?” Kangin mulai menanggapi Leeteuk dengan serius.

Heechul, yang sedari tadi diam saja mulai ikut dalam pembicaraan dengan antusias. “Mwo? Kita akan ke istana? Min, kira-kira Presiden akan senang tidak ya kalau aku menampilkan Lady Hee Hee di istana Indonesia?” dan Heechul pun langsung berdiri sambil mulai berpose ala Lady Hee Hee dalam lagu Poker Face, membuat semua orang tertawa, sementara aku dan Min menepuk kening dan saling berpandangan dalam diam, sangat mengerti apa yang ada di benak kami masing-masing. Leeteuk memang selalu seperti itu, merasa bangga dan membesar-besarkan kelebihan yang dimiliki teman-teman dekat ataupun keluarganya.

Lihat saja, meskipun sudah lebih dari 10 tahun mengenal Siwon, sampai sekarang ia masih saja sering membahas tentang harta kekayaan Siwon dan betapa ia kagum dengan ayah Siwon yang berperan penting di dunia bisnis. Belum lagi Ayah Bin, yang juga memiliki pengaruh di dunia bisnis baik di Korea maupun di Indonesia. Semua kenyataan itu tampaknya membuat Leeteuk sering tertawa bangga sendiri. 

~To be continued~
  
Preview Chapter 18

Hwang Bin Young's
“Ada apa Teuki oppa???” Tanyaku sambil melongok ke dalam kamarnya. Ia tidak sanggup berkata apa-apa, hanya menunjukkan cairan kuning yang ada di lantai kamarnya. “Jangan khawatir oppa, akan aku bersihkan.” Aku bergegas mengambil perlengkapan tempur untuk membersihkan kamar Teuki oppa. Aku tidak mengerti, Heebum ini suka sekali 'bermain' di kamar Teuki oppa hanya untuk menjadikannya toilet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar