Kamis, 07 Februari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 18]

Hwang Bin Young’s
Selasa sore, Kamar My Chul…

Aku menghabiskan waktuku sepanjang hari di kamar Heechul dan bermain bersama Heebum. Setiap hari selasa, Min unnie dan Rin unnie ada kuliah, daripada aku kesepian di flat, lebih baik menemani Heebum dan menunggu pacarku pulang.

“Mbum…kamu tidak jenuh di dorm terus selama bertahun-tahun? Aku saja yang baru beberapa jam di sini sudah mati gaya. Kamu lihat sendiri kan, dari mulai menemanimu bermain, nonton film kartun dari laptop appa-mu, baca komik, guling-gulingan di kasur, dan sekarang aku tidak tahu mau melakukan apa lagi. Kamu punya ide, Mbum???”


“Meong…Meong…” Apapun pertanyaanku, selalu dijawab begitu. Sebagai umma yang baik, aku dapat berkomunikasi dengannya menggunakan bahasa kalbu.

“Kau menyuruhku belajar memasak? Tidak…tidak…tidak…!!! Aku takut dengan berbagai perlengkapan dapur terutama pisau. Aku juga takut dengan api, aku tidak pernah berani menyalakan kompor. Semenjak punya flat sendiri, lama-lama aku mulai terbiasa untuk berada di dapur, malah sekarang aku bisa mencuci piring lho. Ini rahasia kita ya, waktu awal-awal aku tinggal di flat, aku kan masih sendirian, setiap mau menyalakan kompor, aku biasanya sambil menangis, karena takut flatku terbakar. Kkkkkkkk….”

“Meeooonnngggg…!!!” Jawab Heebum dengan suara parau.

“Tidak perlu bersimpati seperti itu, Mbum. Masa-masa tersulitku di dapur sudah lewat. Walaupun begitu, aku juga tidak berusaha untuk belajar masak, semenjak aku tahu kalau Wookie oppa dan Minnie oppa jago masak. Lagipula, restoran sudah banyak dan juga menerima pesan antar, itu lebih praktis. Ditambah, sekarang aku punya Rin unnie. Untuk keselamatan semuanya, aku memutuskan untuk tidak belajar memasak. Sekian. Coba ganti topik pembicaraan lain, Mbum!!!” Berbicara dengan Heebum memang hiburan tersendiri buatku.

“Meeoonngg… Meeoonngg… Meeoonngg…” Heebum menyundulkan kepalanya ke pintu kamar.

“Kamu mau kemana? Mau keluar dari kamar? Tuh kan, akhirnya kamu bosan juga.” Aku bangkit dari kasur untuk membuka pintu kamar supaya Heebum bisa jalan-jalan keliling dorm. Saat meraih gagang pintu, aku terpikirkan sesuatu. “Aahhaa…aku punya ide, bagaimana kalau aku bawa kamu ke TK???” TK yang aku maksud bukan Taman Kanak-Kanak, tetapi Taman Kucing. “Setuju???” Aku berjongkok di depan Heebum, menanti jawabannya.

“Meeeeeeeooooooonnnnnnnggggggggg…!!!!!!!!” Jawab Heebum dengan semangat.

“Aku anggap itu sebagai jawaban ‘iya’. Sekarang aku akan siapkan cargo untuk membawamu ke TK. Oiya, aku harus menelepon pengawalku terlebih dahulu. Pergi bersamamu butuh pengawalan ketat, karena My Chul bisa membunuhku kalau sampai terjadi sesuatu denganmu. Aaaahhhh…pastinya aku juga minta izin kepada appa-mu sebelum membawamu ke TK.” Aku mengambil handphone. “Bagaimana kalau kamu saja yang bicara dan meminta izin ke appa-mu?” aku menyodorkan handphoneku ke Heebum.

“Meong…”

“Kamu minta tolong sama umma? Baiklah, aku yang bicara dengan appa-mu. Sekarang, masuklah ke cargo.” Aku mendorong-dorong tubuh Heebum supaya masuk ke cargo.

Setelah meminta izin kepada Heechul, aku menghubungi dua orang pengawalku untuk menyiapkan mobil dan mengantarkan aku serta Heebum ke Taman Kucing. Sebenarnya Taman Kucing yang aku maksud adalah cats shop, namanya Kitty Park. Jadi Kitty Park ini tempat khusus menjual makanan serta aksesoris kucing dan juga melayani berbagai perawatan khusus kucing. Setidaknya kalau aku bawa Heebum ke sini, ia tidak akan bertemu anjing. Bukannya aku takut Heebum diserang anjing, tetapi yang aku takutkan yaitu Heebum akan menyerang anjing-anjing di pet shop. Aku tidak perlu mengulas tentang kebuasan Heebum kan? Kitty Park ini tidak hanya menyediakan ruangan untuk perawatan dan penginapan kucing, tempat ini juga menyediakan taman untuk tempat bermain para kucing.

Saat ini kebanyakan orang tinggal di apartement, tempat yang tidak memiliki halaman ataupun taman. Kalau penghuni apartement memiliki peliharaan, maka peliharaan mereka hanya bisa berkeliaran di dalam ruangan yang tidak seberapa besar. Contoh kasus adalah Heebum, ia pasti bosan berada di kamar My Chul dan setiap hari hanya berjalan-jalan di dalam dorm lantai 12. Oleh sebab itu, Kitty Park ini menawarkan tempat refreshing untuk para kucing yang mengalami nasib seperti Heebum.

Sesampainya di Kitty Park, aku mendaftarkan Heebum untuk bermain di Taman Kucing selama dua jam, setelah itu aku minta Heebum dimandikan, di grooming, dan dicukur bulunya. Biasanya Heechul yang mencukur bulu Heebum, tetapi Heechul suka kejam. Sebaiknya karyawan Kitty Park saja yang melakukannya, mereka pasti orang-orang yang berpengalaman dan lebih sabar daripada Heechul. Supaya nyawa Heebum tidak terancam, aku memberinya nama samaran saat mendaftarkannya tadi yaitu Jaybum. ;p

Alasan aku memanggil dua pengawalku adalah, salah satu dari mereka harus menemani dan memastikan Heebum aman selama di Kitty Park. Karena aku sudah meminta mereka secara langsung, aku sudah tahu bahwa sisanya akan mengawalku. Dalam situasi tertentu, aku masih suka mengandalkan pengawalku secara terang-terangan. Seperti saat ini, meminta bantuan mereka untuk mengantarkan Heebum ke Taman Kucing dan mengawasinya selama di sana. Tetapi, aku tidak mau mereka mengantarkan aku ke kampus dan mengawalku secara terang-terangan. Aku tidak mau teman-teman di kampus bertanya-tanya siapa aku ini atau anak siapakah aku sampai-sampai mendapat pengawalan seperti itu. Makanya mereka selalu mengawasiku dari jauh. Ah, Lupakan tentang pengawalku, temaku hari ini kan Heebum.

Heebum pasti sedang bersenang-senang di TK. Bagaimana mungkin tidak senang? Di sana Heebum bisa menghirup udara segar, banyak teman sepermainan, dekorasi tamannya sangat indah. Ada jembatan gantung, bangku taman warna-warni, perosotan yang berbentuk rumah-rumahan, ayunan, dan yang menarik adalah tembok disekeliling taman itu ditempeli wallpaper gambar taman bunga, sehingga terlihat indah. Para kucing juga bisa leluasa bermain di TK di saat hujan ataupun musim salju, karena ada Canopy Sun Louvre.  Canopy Sun Louvreadalah atap aluminium yang dapat dibuka dan ditutup. Atap aluminium buka tutup ini dapat mengubah ruang tertutup menjadi ruang yang terbuka, juga sebaliknya, serta dapat mengendalikan intensitas sinar matahari, hujan, angin dan ventilasi udara. Aku benar-benar salut dengan pemilik Kitty Park, karena memiliki kepedulian terhadap kebahagiaan kucing.

Selama menunggu Heebum, aku menikmati waktuku dengan bermain ayunan di taman bermain anak-anak. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kitty Park dan untungnya taman bermain ini sedang sepi. Memangnya cuma Heebum yang bisa bermainan ayunan? Aku kan juga mau main! Senangnya bermain ayunan lagi, merasakan embusan angin sore hari, sambil mengenang masa kecil.

***

Aku dan Heebum kembali ke dorm lantai 12 sekitar jam 6 sore. Sesampainya di sana, Heechul langsung menyambut kepulangan kami dan langsung membuka cargo untuk memeriksa Heebum. Ia khawatir kalau kucing kesayangannya tertukar saat di Kitty Park. Setelah pemeriksaan selesai dan telah yakin kalau kucing itu benar-benar Heebum, Heechul mulai mengalihkan perhatiannya kepadaku.

"Bagaimana perkembangan penyelidikanmu? Sudah menemukan titik terang?" Heechul bertanya padaku setelah menyuruh Heebum keluar dari kamarnya untuk menceritakan kepada member Suju yang ada di luar tentang pengalaman menyenangkan hari ini. Semoga member Suju bisa mengerti bahasa Heebum.

"Belum beb. Aku sudah menghubungi Hwa oppa untuk mengajaknya bertemu. Tetapi, dia sedang sibuk dan berjanji akan mengabari aku kalau dia sudah punya waktu." Aku merebahkan diriku di single sofa merah yang berada di sudut kamar Heechul.

"Beb, seandainya Donghwa benar-benar menyukai Rin, apa yang akan kamu lakukan? Kamu akan berusaha untuk mencomblangkan mereka berdua, begitu?"
"Tidak mungkin baby. Dia memang oppa-ku, tapi bukan berarti aku akan memisahkan KyuRin couple. Aku tidak akan sekejam itu. Kyu oppa sangat menyayangi Rin unnie, begitupun sebaliknya. Hanya orang bodoh yang tidak menyadari pancaran kasih sayang diantara mereka."

"Kalau kamu tidak berniat membantunya, untuk apa mencari tahu tentang perasaan Donghwa pada Rin?"
"Aku hanya tidak mau Hwa oppa terpuruk karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Aku ingin membantunya, entah bagaimana caranya, Hwa oppa harus bisa menerima hubungan KyuRin. Dia juga sebaiknya mencari wanita lain yang bisa membalas cintanya."

"Beb, kalau memang ini benar.. pernahkah terpikir olehmu tentang alasan Donghwa mulai bertindak sekarang?”
“Hmm? Maksudmu?”
“Kurasa..Donghwa baru mengetahui kalau ternyata KyuRin itu belum resmi pacaran. Jadi, setelah Donghwa tahu Rin masih single, dia baru berani bertindak untuk  merebut Rin dari Kyu..”

"OMO! Maksudmu, Hwa oppa adalah secret admirer Rin unnie? Pria misterius yang belakangan ini mengikuti Rin unnie dan mengirimkan beberapa sms kepadanya? Itukah yang kamu maksud sebagai tindakan Hwa oppa untuk merebut Rin unnie dari Kyu oppa?" Dengan spontan, aku menegakkan tubuhku dari sandaran sofa.

"Aaahh...ternyata kamu ahli dalam menebak jalan pikiranku, beb. Lagipula, waktu itu kamu yang bilang kalau tidak menutup kemungkinan Donghwa adalah secret admirer Rin selama ini."
"Iya, aku ingat pernah mengatakan itu. Kalau benar pelakunya Hwa oppa, berarti rasa sukanya terhadap Rin unnie sudah sangat dalam, buktinya dia bisa melakukan hal senekat itu, padahal Kyu Oppa sudah seperti dongsaengnya sendiri! Gawat ini baby.. Aku harus bagaimana???" Aku kembali merebahkan punggungku dengan perasaan frustasi.

"Tunggu...tunggu...tunggu...bukannya Rin selalu dapat sms dari penggemarnya menggunakan bahasa Inggris ya?"
"Iya beb, kenapa???"

"Kalau begitu, kamu tidak perlu khawatir. Pelakunya sudah pasti bukan Donghwa. Maaf nih beib, bukannya aku meremehkan Donghwa. Tapi kamu tahu sendiri kan, Donghae saja yang sudah keliling dunia dan hobinya menonton film-film barat, kemampuan bahasa Inggrisnya mengenaskan. Walaupun sekarang pemecah rekornya adalah Yesung gara-gara dia nge-tweet 'Tokyo in Yesung'. Kkkkkkk.."

"Hey, kamu salah menilai orang kali ini. Hwa oppa itu jago bahasa Inggris."
"Sungguh??? Ooorrrzzz...aku salah menjadikan kemampuan 'Engrish' Hae sebagai tolak ukur. Berarti diantara kalian bertiga, hanya Hae yang masih harus banyak belajar."

"Beb, jangan ngeledekin Hae oppa deh. Bahasa Inggris mu pun masih terbata-bata. Padahal kamu pernah kuliah di jurusan English Interpreting, walaupun akhirnya pindah ke jurusan Data Analisis Komputer. Kalau aku berbicara denganmu menggunakan bahasa Inggris, kamu malah memarahiku. Bilang kalau aku sok bule lah, tidak cinta bahasa sendiri, dan ada berjuta-juta alasan untuk melarangku menggunakan bahasa Inggris saat berbicara denganmu."

"Aku mengatakan itu kepadamu?"
"Jangan pura-pura innocent deh, baby!!"
"Kkkkkk...alasan sebenarnya aku melarangmu berbicara bahasa Inggris saat bersamaku, karena aku suka caramu berbicara bahasa Korea, terdengar lebih lucu dan menggemaskan."

"Aku memang selalu lucu dan menggemaskan, baby.” Aku bangun dari sofa dan menghampiri Heechul yang sedang berdiri menghadap cermin. “Kamu harus ingat itu baik-baik." Aku memeluknya dari belakang, melingkarkan tanganku di pinggangnya dan bersandar dipunggungnya, melupakan sejenak misiku memecahkan misteri secret admirer Rin unnie.

***

Aku dan Heechul keluar kamar dan menuju ruang tengah untuk mencari keberadaan Heebum yang tak kunjung kembali ke kamar.

“Aiyoo…Aiyoo…” Teriak Teuki oppa dari dalam kamarnya. Heebum tanpa rasa berdosa keluar dari dalam kamar Teuki oppa. Tebakanku, pasti Heebum telah melakukan sesuatu di sana.
“Ada apa Teuki oppa???” Tanyaku sambil melongok ke dalam kamarnya. Ia tidak sanggup berkata apa-apa, hanya menunjukkan cairan kuning yang ada di lantai kamarnya. “Jangan khawatir oppa, akan aku bersihkan.” Aku bergegas mengambil perlengkapan tempur untuk membersihkan kamar Teuki oppa.

Aku tidak mengerti, Heebum ini suka sekali ‘bermain’ di kamar Teuki oppa hanya untuk menjadikannya toilet. Kalau menurut Eunhyuk oppa, kamar Teuki oppa terlalu minimalis, jadi terlihat seperti toilet. Sedangkan Wookie oppa memiliki pendapat lain, karena seringkali saat memasuki kamar Teuki oppa, ia menemukan celana dalam yang sepertinya sudah dipakai dan terlihat kotor tergeletak di segala penjuru ruangan. Jadi, Wookie oppa tidak menyalahkan Heebum karena telah menjadikan kamar Teuki oppa sebagai toilet.

Tapi anehnya, meskipun Heebum sering membuat kekacauan di kamarnya, Teuki Oppa tidak pernah protes, marah ataupun menegur Heechul yang merupakan appa-nya Heebum. Nah, dalam hal ini aku berpendapat bahwa pacarku itu sangat menyeramkan, buktinya Teuki oppa pasrah saja.

“Heebum berulah lagi di kamarmu, hyung?” Tanya Hae oppa.
“Ya begitulah. Tapi tidak apa-apa kok. Heebum kan kucing, jadi wajar kalau dia suka pipis sembarangan.” Jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.
“Hey, Heechul hyung! Bukannya melakukan sesuatu malah sibuk foto-fotoin Heebum!” Tuh kan, malah Hae oppa yang protes.

“Aaaaiiissshhh…itu kamar siapa?” Tanya Heechul pada Hae oppa.
“Kamar Teuki hyung.” Hae oppa terlihat agak bingung.

“Terus kenapa kamu yang protes? Kan Heebum tidak mengotori kamarmu. Jungsoo saja tidak marah. Iya kan Jungsoo?” Seharusnya ini adalah pertanyaan, tetapi kalau mendengar intonasi Heechul, sepertinya ia mengintimidasi Teuki oppa. Meskipun sekarang aku masih sibuk membersihkan kamar Teuki oppa gara-gara ulah Heebum, tetapi aku bisa mendengar percakapan mereka bertiga dengan jelas.

“Oo..Oooohhh…tentu saja aku tidak marah. Sudah Donghae-yah, tidak ada yang perlu diributkan lagi. Kamarku juga sedang dibersihkan oleh Bin kok.” Teuki oppa berusaha melerai sebelum terjadi pertengkaran antara Hae oppa dan Heechul.

Heechul selalu bilang kalau Hae oppa adalah dongsaeng kesayangannya. Ia juga memperbolehkan Hae oppa berbicara informal dengannya. Hubungan mereka memang sangat dekat, tetapi bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar. Justru mereka sering sekali bertengkar, dari mulai masalah kecil saja bisa menjadi besar. Kata Teuki oppa, saat Hae oppa dan Heechul bertengkar hebat di dorm, mereka saling melempar barang. Lalu, lima menit kemudian mereka akan saling memaafkan dan pergi keluar. Nah, Teuki oppa selalu kena getahnya untuk membereskan dorm yang berantakan.

“Kau dengar itu Hae? Menjauhlah dari Heebum, aku sedang mengambil beberapa gambar dirinya. Lalu akan akushare foto-foto ini di weibo-ku. Apa kalian tidak menyadari ada yang berbeda dengan Heebum? Hari ini ia tampak sangat tampan, Heebum tadi sore mandi, grooming, dan mencukur bulunya. Kalau tidak percaya, coba deh cium, ia wangi kan?” Setelah selesai bersih-bersih dan keluar kamar Teuki oppa, aku melihat Heechul menggendong Heebum dan menyodorkannya ke hidung Hae oppa dan Teuki oppa.

“Iya, Heebumie wangi sekali. Siapa yang memandikannya? Tidak mungkin kamu kan, hyung?” Hae oppa menatap Heechul dengan penuh kecurigaan.
“Tentu saja bukan. Tadi Bin membawanya ke Kitty Park. Heebum juga sempat bermain di Taman Kucing. Memangnya Heebum belum menceritakan pengalamannya sore ini saat berada di TK?” Kata-kata Heechul membuat Hae oppa dan Teuki oppa memasang ekspresi bingung. “Yaaa…Heebumie, tadi aku kan menyuruhmu keluar kamar untuk memberitahu mereka.” Heechul menurunkan Heebum dari gendongannya.

“Aaaiiissshhh…aku malah takut kalau Heebum bisa berbicara seperti manusia. Sudah ah, aku mau masuk ke kamarku lagi. Aku mau tidur, jadi jangan ganggu aku ya. Terutama kau, Donghae-yah!!!” Teuki memberikan tatapan serius ke orang yang dimaksud. Hae oppa ini hobi sekali masuk ke kamar Teuki oppa. Tujuannya sih baik, ia hanya ingin memastikan kalau hyungnya ada di kamar dalam keadaan baik-baik saja. Namun, kedatangan Hae oppa yang suka tiba-tiba dan tanpa mengetuk pintu hampir selalu membuat Teuki oppa kaget. Itulah sebabnya Teuki oppa melarang Hae oppa mengunjungi kamarnya malam ini.

Heechul dan Hae oppa kini sedang berada di ruang makan, sedangkan aku lebih memilih menonton televisi. Aku sebenarnya mengajak Heebum untuk bersantai bersamaku, tapi ternyata ia lebih memilih berkumpul dengan para pria di ruang makan.

“Donghae-yah, buatkan aku ramyun!!!” Tiba-tiba Heechul memberi perintah.
“Tidak mau. Kenapa hyung tidak menyuruh Bin saja yang bikin ramyun?”
“Aku kan menyuruhmu. Bin sedang menonton televisi, kamu kan tidak sedang melakukan apa-apa. Ayo cepat, buatkan aku Ramyun yang enak!!!”
“Tidak!!!!!” Lagi-lagi Hae oppa menolak perintah Heechul.

Mataku tetap serius menonton televisi, namun telingaku malah fokus mendengarkan percakapan mereka berdua. Lagipula aku sudah menonton film Toy Story 2 ini berkali-kali, jadi tidak masalah kalau penglihatanku dan pendengaranku lagi melakukan misi berbeda.
“Heebumie, sudah waktunya Donghae untuk memasak ramyun sekarang kan? Iya kan?” Kali ini Heebum dilibatkan dalam percakapan mereka.

“Meeoonngg…” Sepertinya Heebum setuju dengan ide appa-nya.
“Sebenarnya aku tidak perlu untuk memasak ramyun kan, Heebumie?” Hae oppa juga tidak mau ketinggalan untuk bertanya kepada Heebum, tapi yang ditanya tidak menjawab.
“Lihat, Heebum tidak bereaksi saat kau bertanya. Itu artinya permintaanmu ditolak. Ia setuju dengan ideku. Cepat ke dapur!!!!”

“Aigooo…ada apa denganmu, Heebum? Kenapa kamu tidak menjawabku? Aku tidak mau melakukannya. Sebaiknya kamu saja yang membuatkan ramyun untuk kami berdua.” Saat aku menoleh ke arah ruang makan, Hae oppa mengangkat Heebum dan membawanya ke dapur. Sontak aku langsung ke dapur untuk melihat apa yang dilakukan Hae oppa terhadap Heebum.

“Hae Oppa, kembalilah ke ruang makan. Aku yang akan buatkan ramyun untuk kalian berdua.” Kataku.
“Omooo…aku tidak salah dengar? Memangnya kamu bisa masak?”
“Kalau hanya masak ramyun, aku bisa.”

“Kamu yakin? Bukannya waktu itu kamu masak air sampai ketel-nya bolong dan flatmu hampir kebakaran?” 
“Oppppaaaa…itu kan masa lalu, jangan diungkit-ungkit lagi dong” Rengekku.

“Donghae-yah! jangan membuat adikmu berubah pikiran. Kembali ke sini dan biarkan Bin berkreasi di dapur.” Heechul berbicara dari tempat duduknya di ruang makan.

“Apa aku perlu menelpon ambulans dan pemadam kebakaran dari sekarang untuk berjaga-jaga??? Kkkkkkkkk…” Masih sambil menggendong Heebum, Donghae oppa mulai terkekeh.
“Oooooppppppppppppaaaaaaaaaaaaaa…..!!!!” Selayaknya bocah, kalau diledek atau diganggu, aku hanya bisa merengek seperti bayi.

“LEE DONGHAE..!!!!!!!!!!! JANGAN GANGGU PACARKU…!!!!!” Suara Heechul membuat Hae oppa tertawa terpingkal-pingkal, lalu pergi meninggalkanku sendirian di dapur.

~To be continued~
  
Preview Chapter 18

Park Min Young's
Aku membiarkan pintu kamar Donghae terbuka lebar sebelum kemudian aku menghampiri tempat tidurnya. Kutemukan Donghae sedang dalam posisi menelungkup di atas bantalnya, dengan ‘ditemani’ banyak boneka di sisi maupun di kepala tempat tidurnya. Aku tersenyum melihatnya, karena ia punya kebiasaan tidur yang sama denganku.
“Baby...” aku duduk di samping tempat tidurnya dan menepuk-nepuk lembut pantatnya. “Fishy ayo bangun... ayo kita main. Let’s play, ok?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar