Selasa, 22 Januari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 14]

Ahn Rin Young’s
Senin Pagi, Kamar Rin


Aku selalu menyukai dua hal; pemandangan langit di malam hari dan gerimis. Bukan hujan..hanya gerimis, dan tampaknya hari ini Tuhan sedang berbaik hati padaku, memberiku ‘kado’ gerimis sepagi ini. Suara rintik hujan yg menerpa atap ataupun tanah entah bagaimana selalu terdengar merdu bagiku. Terkadang saat melihat gerimis mengaliri kaca, aku merasa tak perlu lagi menangis meski sedih; seolah langit telah mewakili tangisku. Aku juga menyukai rasa gerimis yang jatuh di telapak tangan saat aku menadahkannya ke udara bebas. Seperti saat ini, aku sedang duduk di depan jendela kamar yang setengah terbuka, mengarahkan tanganku keluar jendela untuk merasakan rintik-rintik air yang tidak pernah gagal membuat perasaanku menjadi lebih baik. Rasanya, segala kenangan yang buruk dapat luruh terhapus air..

Kyuhyun sedang terlelap pulas di atas tempat tidurku. Tadi selepas sarapan di sini, ia berkata ingin mendengarkan radio sambil mengobrol di kamarku. Namun aku tahu ia lelah. Kami baru pulang dari pesta Heechul sekitar pukul 3 pagi tadi dan ia membuatku kaget saat tiba-tiba muncul di pintu kamarku pukul 6 pagi, karena kupikir ia seharusnya sedang terlelap di kamarnya sendiri. Ia berkata ingin sarapan bersamaku di sini. Akhirnya,pertahanannya hanya sampai satu lagu berakhir, karena setelah itu ia langsung tertidur.

Ingatanku melayang pada perbincangan kami sebelum ia tertidur tadi,

“Rin-ah! Ini lagu kita!” Serunya saat lagu Like a Star milik Taeyeon dan The One diputar di radio. Aku tersenyum mengingat kenangan yang melibatkan lagu ini. Like a star. Aku menyukainya sejak pertama kali mendengarnya.

Tahun lalu, beberapa minggu setelah aku sampai di Seoul, aku mendengar lagu ini diputar di radio dan langsung jatuh hati pada alunannya. Pada saat itu, aku belum memiliki kedekatan khusus dengan Kyuhyun, bahkan belum memutuskan untuk menetap di Korea. Disaat Bin sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Heechul dan Min sudah mulai dekat dengan Donghae, aku masih lebih sering menghabiskan waktu sendirian di flat, mendengarkan lagu-lagu favoritku. Namun akhirnya, lagu inilah yang mendekatkan kami berdua.

Flashback—Musim Semi tahun lalu—

Suatu sore yang cerah di dorm, saat Min dan Donghae sedang memasakatau lebih tepatnya, memporak-porandakan dapur— aku memilih untuk tidak mengganggu “calon pasangan itu dengan duduk di depan tv sambil menyaksikan acara musik. Ketika itu, Kyuhyun yang baru menyelesaikan schedulenya datang ke lantai 12. Kebetulan di sana sedang tidak ada yang lain selain kami berempat. Jadi, setelah beberapa saat mengganggu ketenangan Min dan Donghae yang sedang sibuk dengan “mission impossible” mereka di dapur, Kyuhyun bergabung denganku di depan TV. Tidak berapa lama, video clip Like a Star diputar dan akupun secara spontan menggumam pelan sambil tersenyum, “Wah lagu ini..” 

Kyuhyun menoleh padaku, “hmm?” alisnya berkerut tanda tak mengerti. Ah..aku baru sadar tadi aku menggumam dalam Bahasa Indonesia. Meski sudah beberapa minggu tinggal di sini dan juga sudah menjalani kursus Bahasa Korea secara intensif sejak masih di Indonesia, aku masih belum begitu terbiasa. Kurasa butuh waktu beberapa lama lagi untuk menyesuaikan diri.

"Lagunya.. bagus..” jelasku dalam Bahasa Korea.
“Kau menyukainya juga?” Tanya Kyuhyun. Aku mengangguk antusias,  
“Favoritku!” 

Ia mengernyit heran, “Ternyata kita punya kesamaan juga..” Lalu melanjutkan, “Percaya tidak, sepanjang perjalanan pulang tadi aku terus-terusan memutar lagu ini di Ipod-ku..” Akhirnya kamipun menyenandungkan lagu bertempo pelan itu bersama-sama, yang tanpa alasan jelas, membuat kami berdua tertawa-tawa sampai pasangan MinHae dibuat heran oleh interaksi kami yang tidak biasa itu. 

You are my everything to me.. You are my everything to me..
Haneul ui byeolcheoreom, hwanhageh bwichwojuri~ (Please shine like a star in the sky)

Saat lagunya berakhir dan kami sudah pulih dari serangan tawa berkepanjangan itu, Kyuhyun tersenyum menatapku. “Kau tahu, seharusnya kau lebih banyak tertawa seperti tadi. Kemarin-kemarin sepertinya kau terlalu banyak beban..” Kalimatnya hanya sepanjang itu, namun berhasil menyentuhku. Sebenarnya aku agak kaget karena kupikir tidak akan ada seorang pun yang memperhatikan. Agak aneh rasanya, karena meskipun selama ini kami tidak dekat, ia bisa “membacaku” dengan baik. 

Setelah itu perbincangan kami mengalir dengan sendirinya. Kyuhyun dengan sabar mendengar ceritaku dengan bahasa Korea yang masih terbata-bata mengenai keluargaku, ketertarikanku terhadap beberapa hal, hingga akhirnya ia sedikit merengek—ya,kau tidak salah dengar, ia merengek!— padaku untuk menceritakan kehebohan-kehebohan yang pernah dilakukan Min selama ini di Indonesia.

Aku tersenyum tipis. Itulah kali pertama aku melihat sisi lain dari seorang evil-Kyu. Sebelum hari itu, dari apa yang kulihat dan kudengar tentang dirinya, ia adalah sosok yang jarang bicara dengan wanita. Tapi ternyata, untuk terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan dengannya tidaklah sesulit yang kubayangkan.

“Omong-omong, karena kita sama-sama menyukai ‘Like a star’ dan tadi kau bilang suka dengan pemandangan langit malam.. apa kau sudah pernah ke Namsan Tower?” Tanya Kyuhyun.
“Belum.” Jawabku, sedikit bingung karena Kyuhyun tiba-tiba membahas Namsan Tower. “Apa bisa melihat bintang dari sana?” Di depanku, Kyuhyun hanya mengendikkan bahu samar, kelihatan tidak yakin. “Kupikir di Seoul aku tidak akan pernah menemukan banyak bintang.. karena.. kau tahu kan.. polusi dan sebagainya. Persis sekali dengan Jakarta.”

“Hmm..aku memang tidak yakin, tapi kurasa tidak ada salahnya kalau kita mencoba.”

Huh? Kita? KITA?

“Rin Young-Ssi.. mau.. pergi kesana denganku?”

Aku menatapnya dengan tidak yakin, mencerna baik-baik kalimat pendeknya tadi. Untuk beberapa detik aku sempat berpikir bahwa pasti aku salah mengerti. Tidak mungkin kan, seorang Cho Kyuhyun tiba-tiba mengajakku pergi bersama ke Namsan tower?

“Eotthe?” Tanyanya lagi. Oh baiklah, kurasa ia memang mengajakku.
“Ummm.. apa mungkin..? Kurasa kau akan repot.. idol..umm, maksudku..” Aku mulai frustasi karena tiba-tiba semua suku kata Bahasa Korea yang mati-matian kupelajari selama ini, terasa menghilang seketika. Kyuhyun tertawa, walaupun aku juga tak yakin ia menertawakan apa.
"Aku bisa menyamar.. jangan khawatir, aku sudah terbiasa.”

Jadi begitulah, beberapa hari kemudian, pada petang hari disaat flat trio young sedang sepi, Kyuhyun benar-benar datang dengan segala perlengkapan menyamarnya dan ‘menculikku’ ke Namsan Tower semalaman itu. Meski aku sempat kecewa karena dari ruang observasi kami tidak banyak menemukan bintang di langit, aku tetap dibuat terpesona oleh pemandangan Kota Seoul dari ketinggian hampir 240 meter dari tanah itu.Terlebih, setelah itu ia mengajakku makan malam di restaurant N-Grill, masih di Namsan Tower.


Malam itu kami duduk di salah satu meja di pinggir jendela kaca, menikmati makanan lezat dan berbincang sambil mengagumi keindahan Seoul. Kyuhyun dengan semangat menceritakan mitos gembok yang dipasang pengunjung di pagar yang mengelilingi Namsan Tower, serta berbagai penjelasan lainnya yang kurasa lebih lengkap daripada yang bisa disampaikan seorang tour-guide sekalipun.

Dan satu lagi kejutan untukku malam itu, ternyata setiap beberapa waktu sekali, restauran itu akan berputar pelan, memungkinkan para pengunjung untuk menikmati pemandangan kota dari semua sisi. Benar-benar indah, pengalaman yang luar biasa.

Namun ada satu hal yang agak menggangguku; kepanikanku akan penyamaran Kyuhyun. Berulang kali ia mengingatkanku untuk bersikap biasa saja sebelum orang lain benar-benar jadi curiga pada kami. Akupun berusaha mati-matian untuk bersikap biasa saja. Tapi..Jangan panik? Yang benar saja. Aku pergi ke tempat ramai  bersama dengan seorang Hallyu Star yang menyamar, bagaimana bisa aku tidak  panik?

Kyuhyun menenangkanku dengan berkata, jika kami bersikap biasa saja, maka tidak akan ada yang curiga. Kalaupun—katakanlah— sampai ada yang tahu, ia berkata, pihak SME akan selalu punya 1001 alasan untuk menutupi skandal artisnya. Mendengar itu, alih-alih menjadi tenang, kadar panikku malah semakin meningkat. Saat itu yang ada di pikiranku hanyalah, ‘ohh aku benar-benar dalam masalah besar! MASALAH BESAR.’ Namun aku bersyukur, malam itu sukses berlalu tanpa insiden apapun dan kami berhasil kembali dengan selamat ke dorm.

Akhirnya, tanpa pernah kurencanakan sebelumnya, aku bisa mengenal seorang Cho Kyuhyun lebih jauh. Dan ya, sejak malam itulah kedekatan kami bermula..

                                                                                ***

Aku bangkit dari kursi dan menutup jendela dengan perlahan,berusaha tidak membuat suara yang dapat mengganggu tidur Kyuhyun. Sejak peluncuran album ke enam baru-baru ini, waktu tidurnya semakin minim. Ditambah lagi, seminggu kemarin jadwal stage-performance Spy sangat padat. Untunglah, hari ini jadwalnya agak longgar. Sebentar lagi, aku hanya perlu membangunkannya untuk segera bersiap kuliah. Hari ini, Aku, Kyuhyun, Min dan Bin akan berangkat bersama ke kampus karena kami semua memiliki jadwal kuliah yang hampir bersamaan.

Aku bermaksud menyalakan laptop untuk mulai mencicil tugas kuliah untuk minggu depan,saat iphoneku yang sedang dalam mode silent bergetar. Ahra Unnie? Aku tersenyum. Cukup lama kami tidak berkirim kabar. Kakak dari Min dan Kyuhyun ini sekarang sedang menuntut ilmu di AustriaAku duduk di sisi tempat tidur dan segera mengangkatnya dengan suara pelan.

“Yoboseyo, Unnie..”
“Yoboseyo Rin-aah bagaimana kabarmu?” Sapanya riang.
“Aku baik, Unnie.. Apa kau sehat disana?”
“Aku juga sehat-sehat saja,Rin-ah.. Eh,bagaimana pesta semalam? Kudengar heboh sekali ya?”

“Sangat, Unnie. Aku sungguh berharap kau ada disana semalam..”
“Yah..akupun sangat menyesal tidak bisa hadir. Padahal aku sudah rindu setengah mati dengan gank ‘Super Girls’ kita. Kudengar Nari juga datang ya?”

“Ya, Nari juga datang. Super Girls sempat berfoto bersama.. Kalau Unnie ingin lihat, nanti ku kirimkan padamu..”  ‘Super Girls’ adalah sebutan kelompok kami, yang terdiri dari para saudari kandung dan pasangan-pasangan member Super JuniorJadi, selain “Super Junior”, kami juga memiliki “Super Moms”(kumpulan Ibu dari paramember SJ) dan juga “Super Girls”.

Jinjjaaa?? Benar ya Rin, kutunggu lho!” ia terdiam sebentar, “eh,evil twins bagaimana? Masih sering merepotkanmu?”.
“Wah, kalau yang itu.. kau tahu sendiri bukan hanya aku yang direpotkan, Unnie..” Candaku.
Ia mengembuskan napas. “Pasti bertengkar terus ya..”

“Eoh? Kau terdengar khawatir,Unnie? Tidak perlu begitu. Kau tahu kan, pertengkaran adalah ‘bahasa cinta’ mereka..”
“Ah~ tentu saja.. Aku hampir lupa” Ia tertawa lagi.

“Oh ya Unnie,jadi ada apa kau menelponku? Biasanya kau menelpon ke nomor Kyu?”.
“Memang tadi aku menelponnya tapi tidak diangkat..kupikir mungkin saja Kyu sedang bersamamu,makanya aku menelponmu. Ia ada di sana?”

“Ah~begitu. Kyu memang ada di sini.. Ia memang tidak membawa telepon selularnya,Unnie. Tertinggal di bawah katanya..”
“Hmm pantas saja.. Bisa aku bicara dengannya,Rin-ah? Ada yang ingin kutanyakan”

“Ia sedang tidur,Unnie.. Perlu kubangunkan? Penting sekali ya?”
“Tidur? Tsk..Tsk.. Ya ampun, kupikir waktu luangnya hanya untuk game saja” Jawabnya sambil tertawa. Ia melanjutkan, “Pantas bicaramu pelan. Yasudah Rin,tak usah kau bangunkan. Aku tau kau pasti tidak tega,kan?” Godanya.

Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang masih lelap dan mengelus rambutnya, “Begitulah, adikmu ini manis sekali kalau sedang tidur,Unnie..”

"Hahaha, kalau begitu jangan sampai ia bangun, Rin-ah. Nanti terlihat aslinya.." Tawanya menular padaku.
"Unnie.. kapan kau ke Korea lagi? Kami semua sudah merindukanmu.. dan lagi, minggu depan seluruh member akan libur satu minggu..mungkin kita bisa berlibur bersama nanti".
"Ah ya,aku menelpon juga mau sekaligus memberitahu kalian, beberapa hari lagi aku memang akan pulang,kebetulan aku juga ada libur "

Aku melebarkan mata, "Jinjjayooo? Wahh, adik-adikmu pasti gembira kau akan segera kemari.." Tanpa sadar aku bicara agak keras hingga Kyuhyun terbangun. Masih dalam posisi tidur dan mata mengantuk, Ia bicara tanpa suara padaku “Siapa?”

“Noona-mu” balasku, juga tanpa suara. Ekpresi Kyuhyun berubah riang.
Loudspeaker..” Balas Kyuhyun sambil menunjuk-nunjuk Iphone di tanganku. Aku menurutinya,menaruh ponsel di atas tempat tidur, lalu bicara pada Ahra,

“Unnie, adikmu sudah ba—”
 “—Noonaaaa..” Sapanya dengan manja. Kyuhyun rupanya sudah tidak sabar bicara dengan kakaknya, ia memotong pembicaraanku. Aku yang gemas melihat tingkahnya, hanya bisa mencubit sekilas pipinya. Begitulah Kyuhyun, kalau para member SJ berkata bahwa Kyuhyun hanya bisa manis padaku, maka keanehan lainnya adalah, kalau sudah berinteraksi dengan Noona-nya, Kyuhyun akan langsung bermanja-manja dan kehilangan sifat evilnya.

“Chubbyyyy… apa kabar,sayang?”. Aku tersenyum mendengar panggilan sayang Ahra untuk dongsaengnya ini. Selain Chubby, ia juga kerap memanggil Kyuhyun dengan sebutan Kapten Cho, sampai little boy.

“Buruk sekali,Noona.. karena aku merindukanmu..” Jawabnya, dengan aegyo.
“Aigoo, dongsaengku yang manja. Kenapa harus menungguku? Bermanja-manjalah pada pacarmu, Kyu..”
“Ah~ itu.. kami kan belum resmi, Noona..” Ia melirikku.

“Eo? Memangnya apa yang kalian tunggu?”
“Entahlah, Noona.. coba kau bantu aku tanyakan pada gadis di sebelahku ini..” Jawab Kyuhyun sambil berpura-pura sibuk melihat langit-langit kamar. Aku melempar pandangan protes kearahnya.

“Rin-ah.. Mau cerita sesuatu?” Tanya Ahra padaku. Kyuhyun pun menunggu jawabanku dengan wajah antusias.
“Mmmh… itu…” Aku memikirkan alasan apa yang sebaiknya ku katakan. “Itu karena… Kyu lebih tergila-gila pada wine-nya daripada aku, Unnie..” Kena kau, Kyuhyun!

Mendengar jawabanku, Ahra tertawa. “Well well, I totally understand, Baby. Maybe you should hide it sometime, or just trash it all..”  Kulihat Kyuhyun mulai kebingungan. Yah.. kemampuan bahasa Inggrisnya memang.. payah.

"Unnie, I’m just kidding. But I really love to see HIS expression right now. I wonder if he could understand our conversation..” Aku menahan tawa.
"Ah~ HIM? Don’t worry. He wouldn’t. Just keep talking like this. I love to tease that naughty boy..”
“Ey, ey~ kalian membicarakan aku ya?” Kyuhyun mulai tidak sabaran.

Aku dan Ahra hanya tertawa-tawa mendengar reaksi Kyuhyun. Sekali-kali menggoda Kyu ternyata menyenangkan juga! ^^

                                                                            ***

Setelah mengobrol panjang dengan Noona-nya, Kyuhyun terlihat lebih bersemangat. Baik untuknya, karena kami harus melewati dua sesi kuliah yang cukup berat hari ini. Aku sedang memilih pakaian untuk kuliah di lemari, ketika teringat sesuatu. “Kyu, kau mau mandi disini atau di lantai 11? Sudah jam segini lho..” Namun bukannya mendengar jawaban ya atau tidak, aku malah mendengar teriakannya,

“AISSHHHHH!!!”

Karena begitu kaget, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa. Hanya sempat menutup mata sambil menepuk-nepuk dadaku, dan beberapa saat kemudian Kyuhyun baru tersadar akan pertanyaanku, “eh? Kenapa Rin? Mandi ya… mmh, disini saja..” Ia menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

“Kau ini kenapa sih Kyu? Aku kaget,tahu..”
“Aku… kalah main game..” Masih dengan seringai lucunya, ia menunjuk layar laptopku, yang dipakainya untuk bermain game sejak tadi.

“Ya ampun, kau belum berubah juga..” Aku membawa keluar pakaian pilihanku dari lemari, dan menggantungnya di balik pintu kamar “Yasudah, karena kau kalah, itu berarti memang sudah waktunya kau berhenti main dan segera mandi. Kau punya baju ganti di tas itu, kan?” Beberapa hari yang lalu tasnya tertinggal disini, dan rasanya ada baju cadangan di dalamnya. Kyuhyun mengangguk, membenarkan pertanyaanku. Tiba-tiba kulihat semangatnya menghilang. Memang selalu begitu setiap kali aku menyuruhnya berhenti main game. Sungguh, aku bukannya sengaja melarang-larang Kyuhyun untuk melakukan hobinya, hanya saja, ini kan sudah waktunya bersiap untuk kuliah.

Setelah mematikan laptopku, ia bangkit dari tempatnya duduk, “Aigoo~ hausnya.. Aku ambil minum dulu di dapur ya Rin..”
“Dan langsung mandi, Kyu..” Kataku, dengan nada memperingatkan.

Aku mendengarnya mendengus pelan. “Aigoo~ baiklah Miss Ahn..” Ia membuka pintu kamar dengan lunglai.

“Kyu?”
Ia langsung menoleh lagi ke arahku. “Ne, Rin-aaah..aku langsung mandiii..”

“Handuknya…” Aku menunjuk kearah gantungan di belakang pintu dengan ekspresi datar, “Itu..”
“Ah~ ya.. handuk. Tentu saja mandi harus pakai handuk” Ia segera mengambilnya dari gantungan, lalu melangkah cepat keluar seraya menggaruk-garuk kepala.

~To be continued~

Preview Chapter 15

Park Min Young's
“Ah, mian.. aku tidak tahan..” katanya sambil menahan tawa. Aku hanya bisa membelalakkan mata menerima serangan paginya, dan masih terpaku saat Donghae dengan santai merapikan lipstick yang terhapus akibat ulahnya. “Sini, biar kuperbaiki lagi...” katanya manis. Ia mundur kemudian dan mengamati lagi hasil karyanya selama sesaat, sebelum kemudian menerkam bibirku lagi seperti sebelumnya, namun sedikit lebih dalam dan lebih lama.
“Yaaaa, kalian! Hari masih pagi, kalian sudah membuat gerah saja!” protes Kyu.
“Kyaaaa! Dasar kalian pasangan porno!” jerit Bin dari arah dapur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar