Kamis, 10 Januari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 11]

Hwang Bin Young’s
Minggu Sore ~ W Seoul Walkerhill Hotel


Aku dan Heechul tiba di hotel sore hari. Setelah aku berbincang dengan pihak hotel dan pihak event organizer (EO) untuk meminta laporan persiapan pesta nanti malam, aku dan Heechul menuju ke kamar yang telah di booking sebelumnya.

"Kita tidak perlu memantau persiapan di ballroom, beb?" Heechul bertanya padaku.
"Tidak perlu beib, tadi kan aku sudah dapat laporannya dari pihak hotel dan EO. Sejauh ini persiapannya berjalan dengan baik. Percayakan saja sama mereka. Lagian, Heejin unnie sudah datang dari siang dan ia yang memesan kamar. Tidak baik kalau membuatnya menunggu lebih lama lagi di kamar hotel." Aku menarik tangan Heechul dan berjalan menuju lift.

Aku menekan bel yang terletak di depan kamar. "Kyyyyaaaa...keren ada belnya." Aku meremas lengan Heechul. Sebelum Heechul mengomentari sikap kekanak-kanakanku, Heejin unnie sudah membuka pintu.

"Heejin unnnniiieee..." Aku langsung memeluknya, lalu merenggangkan pelukanku dan menatapnya. "Aku sungguh merindukanmu, unnie." Kemudian memeluknya lagi dengan lebih erat.
"Aku juga merindukanmu, Bin-ah. Maaf jarang menemuimu, aku benar-benar sibuk mengurus K-Story. Setiap hari dipenuhi Elf dan Petals. Tidak perlu aku jelaskan kan siapa yang mereka ingin temui saat berada di K-Story?" Heejin unnie dan aku langsung melirik ke arah Heechul tanpa melepaskan pelukan kami.

"Eeyy...sudah cukup pelukannya. Kalian ingin menahanku di depan pintu sampai kapan?" Heechul mulai terlihat kesal.
"Ooohhhh...dongsaengku ini terlihat sangat menggemaskan kalau sedang kesal." Heejin unnie menghampiri Heechul dan memeluknya dengan erat yang disambut pelukan hangat dari Heechul.

"Jadi apa yang akan kita lakukan di sini?" Heechul bertanya sambil merebahkan tubuhnya di kasur.
"Tidak ada waktu untuk bersantai. Sebentar lagi tamu undangan akan datang. Kalian harus bersiap. Bin-ah, kamu bisa dandan sendiri kan?" Aku menjawab dengan anggukan kepala. "Baiklah, kamu dandan dulu, nanti aku akan membantumu menata rambut." Kemudian Heejin unnie berbalik menghadap Heechul yang sedang rebahan di kasur. "Sekarang kamu, duduk di sofa itu, karena aku yang akan mendandanimu." Heejin unnie menarik tangan Heechul dan menyeretnya ke sofa.

“Kenapa aku juga harus dandan? Memangnya ini mau konser?” Heechul berusaha protes tetapi tidak mendapat tanggapan dari Heejin unnie maupun dariku.

***

Ahn Rin Young’s
Minggu Malam, Flat Trio Young

Kami semua sedang disibukkan dengan persiapan pesta Heechul. Acaranya akan dimulai kurang dari satu jam lagi. Heechul dan Bin sudah berangkat beberapa jam yang lalu,untuk memantau langsung persiapan final pesta. Sedangkan Min kulihat masih sibuk dengan makeupnya. Tadi ia berkata, akan berangkat berdua saja dengan Donghae karena tidak mau membuat yang lainnya menunggu lama. Aku sudah siap dan sedang menghadap cermin untuk melakukan “cek terakhir” saat Kyuhyun melongokkan kepala di pintu kamarku. Aku menoleh dan terkesiap..

Astaga. Tampan sekali dia. Sebentar, aku bernapas dulu, ya. …… 
……Baiklah, mari kita lanjutkan.

“Gadisku yang cantiik.. kau sudah siap?” Tanyanya sambil “bertengger” di pintu kamarku dengan sumringah. Aku memandangnya bingung,
“Eh? Kau ini kenapa?”. Tidak biasanya ia begitu. Dan apa katanya tadi? Gadisku?

“Hehehe..Aku hanya terlalu antusias karena kita akan berpesta bersama…” Ia masih bertahan di dekat pintu dengan cengirannya.“Kajja, kita berangkat..Hyukjae Hyung dan Sungmin Hyung sudah menunggu di mobil. Sepertinya Dorm sebelah juga sudah berangkat semua kecuali Donghae Hyung.” Aku mengangguk dan berjalan ke arah pintu kamar,  tapi tiba-tiba teringat sesuatu.

“Kyu..kau sudah pakai pelembabmu? Jangan pakai di mobil lagi kalau tidak mau digoda Hyung-Hyungmu..” ini menyangkut kebiasaannya memakai pelembab di dalam mobil dengan ekspresi aneh, yang belakangan dipraktekkan oleh Siwon di acara Radio Star.
“Astaga, benar. Tapi pelembabku ada di mobil.. ottokee??”  ia mulai panik. Aku kembali kearah meja rias dan membuka lacinya untuk mengambil pelembabku.

“Ini.. pakai punyaku saja. Kau lupa punya kita sama?” Awalnya, rasanya agak aneh membahas mengenai segala hal yang berhubungan dengan make up dan perawatan tubuh dengannya, namun mau bagaimana lagi? Sebagai public figure, Kyuhyun dan semua member lain dituntut untuk selalu tampil segar dan “menyenangkan” secara visual. Akhirnya, lambat laun aku mulai terbiasa dengan itu.

“Yaampun Rin-ah.. gomawo.. kau penyelamatku..” Katanya mendramatisir.

                                                                                ***
Hwang Bin Young’s
Minggu Malam - Ballroom Hotel…

Saat melangkahkan kaki menuju ballroom hotel, jantungku berdetak sepuluh kali lebih cepat. Terlintas di benakku, seperti inikah rasanya ketika pengantin wanita berjalan di altar? Padahal ini hanya sebuah pesta, tetapi aku deg-degan luar biasa. Baru kali ini aku dan Heechul membuat pesta besar, aku tidak siap menjadi pusat perhatian semua tamu undangan. Aku berharap, seandainya aku memiliki kepercayaan diri seperti Heechul, mungkin aku tidak perlu segugup ini.

“Kamu baik-baik aja, baby?” Heechul  sepertinya sadar kalau aku sangat tegang saat ini.
“Aku sedikit gugup. Hmm…aku takut pesta ini tidak berjalan dengan lancar. Aku takut kamu tidak suka dengan dekorasinya, aku juga takut kalau pesta ini hanya membuatmu jadi bahan tertawaan semua tamu undangan.” Aku hanya bisa tertunduk lemas.

“Bukankah kamu sendiri yang bilang tadi, bahwa kita harus mempercayakan pihak hotel dan EO untuk mengurus pesta ini? Lagian ini hanya pesta, kamu tidak perlu cemas seperti itu. Kamu mengadakan pesta untuk bersenang-senang kan? Jadi, singkirkan kekhawatiranmu yang berlebihan itu.” Heechul mengusap punggung tanganku, lalu menariknya ke dalam dekapan sikunya.

Kami memasuki ballroom hotel, sudah ada beberapa tamu undangan yang hadir. Belum sempat memperhatikan siapa-siapa saja yang sudah datang, aku langsung terpesona dengan dekorasi ballroom hotel ini. Dekorasinya jauh dari kesan mewah, Heechul setuju dibuatkan pesta, dengan syarat tidak terkesan mewah dan megah. Untungnya aku kreatif kalau urusan dekorasi. Aku meminta EO untuk mendekorasi ballroom ini menjadi seperti suasana di tempat pelatihan dasar militer beserta perkemahannya. Di ujung ruangan, ada sebuah tenda perkemahaan yang sangat besar sekali, ketika aku dan Heechul berjalan memasuki ballroom, kain tenda tersebut mulai terbuka secara perlahan, lalu terdengar alunan musik mengiringi langkah kami. Ternyata di dalam tenda itu ada sebuah panggung dan dari situ pula asal suara musik yang sedang dimainkan oleh band pengiring. Sepertinya semua tamu juga terpukau saat melihat isi di dalam tenda.

Di depan panggung ada 20 meja bundar, di mana setiap meja terdiri dari 7 kursi. Semua meja diberikan taplak berwarna hijau army polos, begitupun kursinya diselimuti kain dengan warna senada dan ditambahkan pita dengan kain bercorak army. Disetiap meja sudah ditata dengan rapi perlengkapan makan seperti piring, sendok, garpu, pisau, dan juga sumpit. Serbet untuk makan yang diletakkan di atas piring menarik perhatianku, bentuknya dibuat seperti lipatan kemeja dinas wamil, kain yang digunakan untuk serbet itu pun bermotif army, sehingga tampak unik. Kalau pada umumnya di setiap meja bundar akan diletakan bucket bunga dengan vas yang tinggi menjulang, aku menggantinya dengan membuat replika pohon kelapa mini, dan yang bergantungan bukan buah kelapa melainkan granat, pistol, rudal, peluru, dan perlengkapan militer lainnya.

Setelah sampai di atas panggung, Heechul dan aku membungkuk untuk memberi penghormatan kepada tamu yang telah hadir. Kemudian Heechul menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tamu yang sudah datang dan mempersilakan mereka untuk menikmati pesta ini.
"Luar biasa baby, aku suka dekorasinya. Ini pasti idemu. Karena cuma kamu yang terpikir untuk membuat dekorasi seperti ini." Heechul berkata saat kami sudah turun dari panggung dan mengedarkan pandangannya untuk melihat keseluruhan ruangan.

"Kan kamu yang bilang, kalau pestanya tidak boleh terlihat mewah dan formal. Jadi, aku dengan senang hati menghiasi ballroom ini untuk menutupi kemegahannya. Kkkkkkk. Sekarang, aku akan mengajak kamu berkeliling." Aku menyelipkan tanganku dilengannya dan mulai menjelajah ‘markas’ Heechul.
Di sebelah kanan dan kiri dipenuhi oleh makanan dan minuman. Sedangkan di bagian belakang terbagi dua sisi karena di tengah-tengah ada pintu untuk akses keluar dan masuk ballroom. Supaya tidak terlihat kosong, aku membuat booth di sana.

Di kanan, ada booth yang didekorasi menyerupai tempat pelatihan militer. Di booth itu ada foto-foto dan layar yang menampilkan video Heechul saat
menjalani masa-masa pelatihan dasar militer di Choongnam – Nonsan. Sedangkan di sebelah kiri, ada booth yang di setting menyerupai tempat siaran Heechul di Sungdong Cafe dan ada cardboard Heechul, sehingga terlihat seperti Heechul sedang siaran. Di sini juga terdapat layar untuk menampilkan video. Tetapi bukan video Heechul saat siaran, melainkan slide show surat-surat dari fans untuk Heechul selama menjalani wamil. Jadi, terlihat seperti Heechul sedang siaran khusus untuk membacakan surat-surat dari fansnya satu-persatu.

Di masing-masing booth, ada cupcakes yang desainnya sesuai dengan tema di booth tersebut. Kalau di booth armycupcakesnya bermotif army dan hiasan di atas cupcakes berbeda-beda. Dikeranjang cupcakes yang pertama dihiasi pistol, granat, peluru, baju army, celana army, dan lain-lain. Sedangkan di keranjang kedua, hiasannya berbentuk Heechul dengan berbagai pose saat menjalani wamil seperti push-up, sit-up, berlari, menembak, merangkak, dan lain-lain. Tamu-tamu bisa menonton video Heechul saat mengikuti pelatihan dasar militer sambil menikmati cupcakes.

 

Di booth Sungdong Cafe, aku juga meletakkan dua keranjang cupcakes. Yang pertama cupcakes yang dihiasi berbagai perlengkapan siaran seperti mic, headphone, komputer, mouse, dan lain-lain. Sedangkan keranjang lainnya dihiasi dengan pose Heechul yang lucu dan imut saat siaran di Sungdong Cafe. Cupcakes ini diharapkan bisa menjadi cemilan para tamu yang ingin membaca surat-surat dari fans Heechul.

"Apa kamu suka dengan ideku ini, My Chul? Mudah-mudahan kamu tidak keberatan karena aku membuat booth-booth ini."
"Aku menyukainya. Walaupun aku sudah tidak melakukan keduanya, tetapi tetap saja itu bagian dari kegiatan wamilku. Terima kasih ya, baby." Heechul sepertinya berusaha untuk menciumku. Aku tidak mungkin menolaknya, kalau semua tamu undangan melihat penolakan dariku, itu akan membuat orang-orang berpikir kami sedang bertengkar. Tetapi, menerima ciuman darinya juga bukan pilihan yang terbaik, aku tidak terbiasa menunjukkan kemesraan kami di depan umum.

"Heechul Oppa...!!!" Siapapun yang memanggilnya, aku benar-benar mengucapkan terima kasih karena telah membuat Heechul melupakan niatnya dan beralih mencari keberadaan sumber suara.
"Sulli-ah, kau kah itu? Kau datang? Aku pikir kamu masih sibuk syuting." Sulli menghampiri Heechul dan aku.

"Ne, ini aku Oppa. Apakah kau sudah melupakan aku sampai-sampai tidak mengenaliku lagi?" Sulli kelihatan murung saat Heechul tidak mengenalinya.
"Kkkkkk...aku hanya bercanda, Sulli-ah. Aku tetap mengenalimu walaupun sekarang rambutmu seperti laki-laki, kamu masih terlihat lucu menurutku." Heechul mengelus kepala dan pipi Sulli. Dalam sekejap mereka sudah asik berbincang.

Tenang, aku tidak cemburu atau marah kalau melihat Heechul seperti itu. Lebih tepatnya aku sudah bisa mengontrol kecemburuanku. Aku beri tahu ya, siapapun yang ingin menjadi pacarnya Heechul, harus bisa menerima konsekuensi ini. Jangan pernah berpikir kalau My Chul adalah pria playboy. Ia bukan playboy, ia hanya berlaku demikian dengan orang-orang terdekatnya.

Awalnya aku agak terganggu setiap melihat kedekatannya dengan beberapa member girl group. Namun, aku merasa tidak berhak mengatur hidupnya dan melarang dirinya mendekati wanita lain. Heechul sudah menjalani hidupnya dikelilingi wanita jauh sebelum bertemu denganku. Tidak adil kan kalau tiba-tiba aku muncul dalam kehidupannya, lalu mengacak-acak semuanya. Aku bukan orang seperti itu. Jadi aku berusaha untuk mengerti sikapnya. Lagian untuk apa aku membuang-buang energi untuk cemburu, aku yang dipilih Heechul sebagai kekasihnya, itu sudah cukup membuktikan bahwa Heechul hanya mencintaiku dan serius denganku.

"Unnie, kau terlihat sangat cantik. Maaf, aku tidak bermaksud mengabaikanmu. Tetapi, Heechul Oppa langsung menyerbuku dengan berbagai pertanyaan. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu." Sulli menunjukkan ekspresi aegyo-nya kemudian memelukku.
"Kau juga terlihat sangat cantik. My Chul benar, model rambutmu tidak bisa menghilangkan kecantikanmu." Aku pun balas memeluknya.
Ketika sedang berbincang dengan Sulli dan Heechul, munculah member SNSD. Mereka menghampiri kami untuk memberikan ucapan selamat kepada Heechul. Kedatangan mereka membuat perbincangan semakin seru. Heechul ini sangat dekat dengan member SNSD, mereka dekat bukan karena Heechul menjelma menjadi Oppa yang baik, melainkan Heechul suka sekali mengganggu dan menjahili member SNSD.

“Ayo kita bikin lingkaran sendiri.” Tiffany menarik tanganku dan Sulli bergeser dari lingkaran member SNSD dan Heechul.
“Unnie, pasti kamu takut dikerjain sama Heechul Oppa ya?” Sulli mencoba menebak-nebak sikap Tiffany yang menjauhkan kami dari teman-temannya.
“Aniyooo…aku tidak takut. Lagian Heechul Oppa mana berani menjahili kami di depan Bin.” Tiffany tersenyum padaku.

“Kau yakin???” Aku memincingkan mata. “Lihat saja sendiri, sepertinya My Chul sedang melakukan misi jahatnya ke Sunny, dia jadi bahan tertawaan teman-temanmu.” Pernyataanku membuat Sulli dan Tiffany mengarahkan pandangan ke lingkaran SNSD dan Heechul.
“Baiklah, aku mengaku. Aku memang menghindari Heechul Oppa. Walaupun dia jarang menjadikanku target kejahilannya, tetap saja aku takut.” Harap dimaklumi ketakutan Tiffany, karena ia ini merupakan member SNSD yang paling sering dikerjain oleh teman-temannya.
“Unnie, kamu tidak perlu takut. Heechul Oppa tidak gigit kok. Iya kan Bin unnie?” Kedipan mata Sulli mencairkan suasana hati Tiffany dan membuat kami terkikik.

“Jadi, kamu masih sibuk di Jepang, Tiff? Kapan kembali beraktivitas di Korea lagi?”
“Aku juga belum tahu Bin. Kalian pasti merindukanku, ya?” Tiffany mencolek-colek lenganku dan Sulli.
“Iya unnie, kita sudah lama tidak hang out bareng. Kangen berburu harta karun bareng pink-line apalagi kalau sampai berebutan pink stuff. Kkkkkkkkk…”
Pernyataan Sulli membuat kami mengingat kejadian lucu di masa lalu saat hang out bersama.

Pink-line ini adalah sebutan untuk pecinta atau lebih tepatnya penggila warna pink. Sampai sekarang, member resminya baru ada empat orang yaitu Tiffany, Sulli, aku, dan Sungmin Oppa. Awalnya hanya iseng membuat perkumpulan ini, tidak disangka kami semakin dekat karena sering berburu pink stuff bersama. Kami juga saling bertukar informasi kalau ada barang-barang yang unik dan sesuai dengan kesukaan kami. Walaupun kami sama-sama penggila warna pink, namun kami tetap memiliki selera masing-masing dalam bentuk dan gambar dari pink stuff itu sendiri. Hal yang paling seru adalah ketika kami menemukanpink stuff yang lucu tetapi hanya tinggal tersedia satu, kami akan mati-matian berjuang untuk mendapatkannya, tetapi pada akhirnya malah tidak ada satupun dari kami yang membeli. Kkkkkkkk…

“Oiya, aku hampir lupa memberi tahu kalian. Aku punya oleh-oleh dari Jepang untuk member pink-line. Setahuku, kalian ini kan memiliki kebiasaan yang sama yaitu selalu membawa payung dan parfum di tas.. Jadi.. aku membelikan kalian payung dan parfum berwarna pink,supaya selalu mengingatku dimanapun kalian berada.” Tiffany merangkul bahuku dan Sulli disaat bersamaan.

“Lalu untuk Minnie Oppa, kamu membelikan dia apa?” Tanyaku kepada Tiffany.
“Aku membelikannya baju tidur berwarna pink, one piece dress, bergambar kelinci. Itu sangat lucu dan cocok sekali untuk Ming Oppa.” Tiffany merapatkan rangkulannya supaya aku dan Sulli dapat mendengar suaranya yang setengah berbisik. Aku dan Sulli langsung cekikikan mendengarnya.
“Sayang sekali Ming Oppa belum datang. Aku jadi tidak sabar melihat reaksinya.” Sulli senyum-senyum sendiri.

“Hey, apa sih yang sedang kalian bicarakan sampai rangkul-rangkulan gitu?” Suara Heechul mengagetkan kami bertiga.
“Ooohhh…bukan apa-apa kok Oppa. Lho, teman-temanku pada kemana?” Tiffany mengedarkan pandangannya mencari keberadaan teman-temannya. “Aaahh…di sana rupanya. Aku kembali ke teman-temanku dulu ya. Sekali lagi, happy 1st ‘army’ anniversary, Heechul Oppa.” Tiffany melambaikan tangan dan meninggalkan kami bertiga.

"Hey Hyung, di sini kau rupanya! Aku mencarimu daritadi. Tadinya aku sudah berencana menertawakanmu karena membuat pesta yang sangat niat. Seorang Kim Heechul mengadakan pesta di ballroom hotel. Kkkkkkkk… Tapi ketika aku tiba dan melihat ini semua, aku malah ingin bilang kalau ini keren, Hyung! Kau selalu membuat sesuatu yang luar biasa." Hongki ini dongsaeng kesayangan Heechul. Baru juga datang, sudah ceplas ceplos mengomentari ini itu. Begitulah Hongki.

"Annyeong Haseyo Bin-ah." Hongki melambaikan tangannya untuk menyapaku, lalu menyapa Sulli. Sebenarnya Hongki lebih muda setahun dariku. Tetapi, aku melarangnya memanggilku Bin noona. Aku merasa tidak pantas menyandang gelar itu, aku kan masih anak-anak. Kkkkkkk...
"Yooo...BinChul couple and Sulli. What's up?" Kali ini Sangchu “Mighty Mouth” yang datang dengan langkah kaki yang aneh, seperti ada per dilututnya. Kkkkkkk. Aku tidak bisa menahan tawa setiap melihat tingkah ajaibnya itu.

"Annyeong Haseyo, Bin-ah, Sulli-ah.." Sapa Simon D. "Heechul Hyung, kau benar-benar tidak bisa diprediksi. Harus ku akui, aku pun shock saat mengetahui dimana kau akan mengadakan pesta. Aku pikir kau sudah mulai berubah menjadi pria normal. Sekarang aku tahu, ini memang pestamu. Kau adalah Kim Heechul yang memiliki kepribadian unik. Ini buktinya." Simon D merentangkan tangan dan sedikit berputar untuk menunjukkan bahwa ia sedang membahas tentang dekorasinya.

"Aku merasa tersanjung dengan pujian kalian. Kalau begitu, aku harus mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada kekasihku tercinta, karena dia yang telah berjasa membuatkanku sebuah pesta dan memiliki ide brilliant mendekorasi ruangan ini sesuai dengan kepribadianku." Heechul membungkuk, sebelah tangannya direntangkan dan tangan lainnya diletakkan di depan perut. Lalu, semua member chocoball yaitu Hongki, Sangchu dan Simon D mengikuti pose sang leader.

"Syukurlah kalau menurut kalian ini keren. Aku pikir ideku akan merusak image My Chul." Kalau mereka bertingkah selayaknya pangeran, maka aku membalasnya dengan membungkuk sopan seperti putri kerajaan. Perkataanku membuat semua member chocoball termasuk Sulli tertawa.
"Bin, bukannya image Heechul Hyung sudah rusak dari dulu? Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Kata-kata Hongki membuat member chocoball semakin larut dalam tawanya.

"Hongki-yah, kalau menurutmu image Heechul Hyung rusak, kenapa kau tetap menjadikannya sebagai panutan? Berarti image mu sudah hancur lebur berantakan berkeping-keping." Simon D ini merupakan member chocoball yang diam-diam menghanyutkan. Tidak banyak bicara, tetapi sekali bicara langsung tepat pada sasaran. Biasanya yang jadi target kekejaman mulutnya adalah Hongki.

"Yaaaaa...berani-beraninya kalian menghinaku di depan pacarku dan Sulli!!" Semua member langsung berhenti tertawa dan mengalihkan pandangannya dari tatapan kejam Heechul. "Apa Jang Geun Seuk akan datang?" Pertanyaan Heechul membuat semua member saling menatap.

"Kami tidak tahu. Tadi kami sudah mencoba menghubunginya, tetapi handphone-nya tidak aktif. Kita tunggu saja, kalau dia tidak datang, kan masih ada kami." Sangchu mulai memperlihatkan joget anehnya. Aku dan Sulli langsung cekikikan melihat Sangchu dan joget anehnya. Walaupun ia sudah berhenti berjoget dan sekarang sedang terlibat percakapan seru dengan member chocoball, itu tidak membuat aku dan Sulli berhenti cekikikan.

***

Ahn Rin Young’s
Minggu Malam - Ballroom Hotel

Musik dari para pemain band  mengalun dan menggema merdu di tiap sudut ballroom, membuat suasana pesta lebih terasa eksklusif namun tetap meriah. Diluar dugaan, ballroom hotel ini ternyata sudah disulap selayaknya camp militer. Dekorasi ruangan didominasi dengan warna hijau army. Seluruh perabotan, bahkan hingga cup cakes, di desain sedemikian rupa dengan tema militer. Nah, kalau sudah begini, aku yakin ini pasti konsep kreatif dari Bin. Seminggu terakhir kulihat ia sibuk berurusan dengan event organizer acara ini. Yah..kurasa ia benar-benar mengenal Heechul dengan baik, sehingga ia membuatkan konsep sesuai dengan kepribadian pacarnya itu. Melihat hasilnya hari ini, Aku sangat yakin Heechul akan senang. Pestanya jadi lebih “membumi”, namun sangat unik dan jauh dari kesan mewah yang klasik.

Ruangan sudah dipenuhi oleh para tamu undangan yang terbagi dalam banyak kelompok kecil. Berhubung ini adalah pesta seorang Kim Heechul the big space star, maka sudah pasti bukan hanya artis-artis dari SM entertainment saja yang hadir, kulihat para bintang Hallyu yang berasal dari beberapa management  lain sudah bertebaran dimana-mana. Sungmin dan Eunhyuk berpamitan untuk terlebih dahulu menemui sekelompok member SNSD, sedangkan mata Kyuhyun langsung nyalang ke berbagai sudut dan berhenti di satu titik begitu menemukan orang yang dicarinya. Ia langsung melangkah maju. Aku tahu pasti, ia bermaksud untuk menghampiri pria itu. Aku cepat-cepat menahan lengannya, “Kyu, kita harus temui Heechul Oppa dulu” Kataku memperingatkan.

“Tapi Changmin..” Ya, pria tadi adalah Changmin, salah satu member DBSK, atau yang lebih dikenal dengan TVXQ. Belahan jiwanya? Bisa di katakan demikian.
“Changmin tidak akan kemana-mana, ayo kita menyapa Heechul Oppa sebentar.. kita kan harus sopan..”. 
“Isshhh… aku sopan pada Heechul? Memangnya itu mungkin?” Jawabnya sambil bersungut-sungut seperti anak kecil.

“Sshh..jangan berkata begitu. Ia tetap Hyungmu kan? Sekarang jadilah anak manis sebentar saja dan beri selamat pada Hyungmu. Kajja..” Aku memberinya isyarat untuk maju terlebih dahulu. Kyuhyun akhirnya bersedia untuk sejenak menahan “keinginannya yang menggebu” untuk menyapa Changmin. Beberapa saat kemudian kami menemukan Heechul sedang terlibat perbincangan yang—kelihatannya— sangat seru dengan teman-teman dekatnya, para member “chocoball”. Sementara itu, masih dalam kelompok yang sama, Bin terlihat sedang merangkul Sulli “F(x)” sambil terkikik. Kombinasi yang cute sekali, mereka berdua itu.

Annyeonghaseyo..” Sapaku sambil sedikit membungkuk hormat. Mereka serentak menoleh.
“Eoh? Rinyoung-ssi? Annyeong haseyo..” Jawab Heechul sambil membungkuk dengan dalam beberapa kali. Aku melirik Kyuhyun yang masih berdiri di sampingku, memberinya kode l'ihatlah-tingkah-Heechul.'
“Belum berubah juga..” Bisik Kyuhyun padaku, dilengkapi dengan senyum meledeknya. Begitulah, tanpa alasan yang jelas Heechul terkadang masih saja berkomunikasi dengan formal padaku. Satu lagi setan yang tunduk oleh kharisma Rin, itu kata Eunhyuk. Kyuhyun langsung maju memeluk Heechul.

Chukkaeyo, Hyungnim. Masih setahun lagi kan kau baru bisa kembali? Melegakan sekali..” Ucap Kyuhyun sambil menepuk-nepuk pundak Heechul seakan tanpa dosa. Aku membiarkan mereka saling “menyerang” dengan kata-kata, dan memilih untuk mengobrol dengan Bin dan Sulli.
Having fun, girls?” Mereka mengangguk-angguk antusias sembari memelukku bersamaan. Mengapitku ditengah-tengah.
“Kalian berdua saja, Unnie? Dimana Min Unnie?” Tanya Sulli sesaat setelah melepas pelukannya. Bin lalu mengangguk-angguk kecil ke arahku tanda ingin tahu.

“Tadi aku juga bersama Ming Oppa dan Hyuk Oppa. Kalau Min, dia itu kan selalu membutuhkan waktu yang lebih lama dari kami semua untuk berdadan, Sulli-ah.. tadi saat kami berangkat, Min masih sibuk mematut diri di depan cermin..” Jawabanku membuat Sulli tertawa maklum.
“Rin Unnieee… bajumu luar biasa! Belahan gaunmu..waaa.. Kau mau menyaingi image sexy Min Unnie ya?” goda Bin. “Kenapa pakai luaran lagi? lepas saja sekalian…” Tambahnya sambil mencolek lenganku. Aku jadi salah tingkah. Aku memang hampir tidak pernah memakai baju tanpa lengan, karena itu, hari ini aku memakai mantel bulu berlengan pendek diatas long dress abu-abuku. 

“Mana mungkin aku menyaingi keseksian Unniemu itu, Bin-ah.. kau tahu, rambut merahnya.. dan aura sexy yang didapatkannya sejak lahir, tidak akan tersaingi kan?” Oke, aku memang berlebihan soal “mendapatkan aura sexy sejak lahir” itu, tapi tetap saja Bin dan Sulli terkikik sambil mengangguk-angguk setuju.

***

Hwang Bin Young’s

“Anyyeong haseyo…” Sapaan Rin unnie membuat member chocoball, Sulli, dan aku menoleh.
“Eoh? Rinyoung-ssi? Anyyeong haseyo…” Jawab Heechul dengan sopan sambil membungkuk beberapa kali.

Nah, ini adalah salah satu tingkah Heechul yang tidak diketahui banyak orang. Percaya atau tidak, dibalik kekejaman dan sifat pemberontaknya, Heechul tumbuh menjadi pria yang sangat sopan. Ia selalu sopan dan berbicara formal terhadap orang yang lebih tua bahkan anak-anak sekalipun. Makanya tidak aneh kalau ia juga menuntut kesopanan dari para dongsaengnya. Yang aku tidak mengerti, Heechul masih bersikap formal sampai saat ini ke Rin unnie. Padahal mereka sudah cukup lama saling mengenal, tetapi entah mengapa kadang-kadang sikap Heechul masih terlihat kaku.

Menurutku, Rin unnie itu memiliki aura malaikat. Oleh sebab itu, evil maknae bahkan evil senior pun bisa ditaklukan kekejamannya saat berhadapan dengan Rin unnie. Kalau tidak percaya, coba saja bertemu dengan Rin unnie. Siapapun yang bertemu dengannya, walaupun itu merupakan pertemuan pertama, pasti akan mengajak Rin unnie berbincang. Aura kebaikannya bersinar terlalu terang, sehingga banyak orang yang senang berada didekatnya dan menjadikannya tempat curhat. Aku sering berpergian dengannya naik bus, kalau kami duduk bersebelahan, tentu saja ia bicara denganku. Namun, kalau kami terpaksa duduk terpisah, orang lain yang duduk di sebelahnya akan mengajaknya bicara sepanjang perjalanan. Aku sering mengatakan kepada Rin unnie untuk meredupkan sedikit aura malaikatnya kalau di tempat umum, karena itu akan menarik perhatian banyak orang untuk mendekatinya. Rasanya tidak aneh kalau ia memiliki secret admirer.

“Having fun, girls?” Pertanyaan Rin unnie menyadarkan lamunanku. Aku dan Sulli menjawabnya dengan anggukan kepala lalu memeluknya.

***

Ahn Rin Young’s

Tidak lama kemudian, sekelompok namja yang membuat kegaduhan mengarah ke lingkaran kecil kami. “SHINEE’S BACK! SHINEE’S BACK!” Empat memberShinee—tanpa Onew— yang sedang berlari kecil tersebut langsung menubruk Heechul dan bergantian memeluknya. Mereka juga tidak lupa memberi salam pada member “Chocoball” yang lain, Kyuhyun, Sulli, Bin dan juga aku. Dari seluruh member Shinee, hanya Taemin yang “berani” langsung memeluk kami, tiga wanita yang ada di kelompok itu.

“Aigoo… dongsaeng kesayanganku… apa kabar kau, sayang?” Kataku sambil menjiwil dagunya. Selain dengan Minho yang merupakan teman dekat Kyuhyun di Kyu-line, aku memang paling akrab dengan Taemin. Sekarang ia sudah seperti adik kandungku yang manja.
“Aku sedih Noona.. kenapa kau tidak pernah datang lagi ke SM? Rasanya sudah lama sekali..” Ia bergelayut manja di lenganku.

“Jangan berlebihan, Taeminnie.. bukannya bulan kemarin kita bertemu di backstage SMTown Seoul?” Jawabku.
“Ah~ ya benar. Tapi tetap saja kau sudah lama tidak berkunjung ke gedung SM. Memangnya kau tidak rindu padaku, Noona?”
“Ah~ mianhae.. aku terlalu sibuk mengurus Hyung-Hyungmu di Dorm” Aku menunjuk ke arah Kyuhyun dengan isyarat mata. Taemin langsung tersenyum maklum. “Memangnya kenapa? Kau belum juga bisa mengupas apel, ya?” Godaku.

“Itu benar, Rin Noona! Lihat saja, si maknae ini sekarang bertambah kurus saja. Tanpamu gizinya memburuk, Noona..” Sahut Minho tiba-tiba. Taemin mengangguk-angguk dengan ekspresi polos menggemaskan.
“Makanya sering-seringlah datang saat kami latihan dan kupaskan aku apel, Noonaaa..” Ucapan Taemin berhasil memancing tawa kami semua.

Setelah beberapa saat, Bin dan Sulli mengajakku keluar dari kelompok riuh itu untuk mencari kudapan sebelum nanti kami akan makan malam bersama. Ketika kami bertiga sampai di dekat meja yang memajang berbagai jenis kudapan lezat itu, aku menemukan Ryeowook dan Sungmin yang sedang serius memandangi sepotong cake di piring Sungmin. Ketika kutanyakan, ternyata bukannya cake itu bermasalah, tapi malah sangat enak, sehingga Ryeowook dan Sungmin penasaran akan bahan-bahan dasarnya. Akupun akhirnya mencicipi cake itu dan ikut tenggelam dalam “analisa” yang sedang dilakukan keduanya. Bin dan Sulli kulihat sudah asik mencicipi berbagai kudapan yang semuanya terlihat menarik. Sekarang baik Bin dan Sulli sedang sibuk membalurmarshmallow dengan chocolate fountain di hadapan mereka.

Di saat itulah aku melihat Shindong dan pacarnya—ah bukan, calon istrinya— Nari, yang sedang berjalan melintasi kami, tampaknya mereka sedang berjalan menuju tempat Heechul berdiri. Melanggar prinsip kesopananku sendiri, aku langsung menahan keduanya untuk sejenak “mengabaikan” Heechul dan mengobrol disini bersamaku dan yang lainnya. 

Aku benar-benar kagum dengan Nari yang bisa bertahan bersama dengan Shindong bertahun-tahun, sementara keberadaannya harus dirahasiakan. Rencana menikah merekapun terpaksa harus berulang kali diundur karena pernikahan di kalangan bintang Hallyu adalah sesuatu yang sangat “besar” dan harus dipikirkan matang-matang. Sedikit banyak aku mengerti situasi yang dialami oleh Shindong dan Nari, karena— meskipun aku bukan pacar resmi Kyuhyun— setahun belakangan ini aku merasakannya sendiri. Bukan hal yang mudah untuk bisa bersama dengan seorang bintang besar yang memiliki banyak fans, ditambah lagi masih harus menyembunyikan identitas demi menjaga image sang bintang, image perusahaan dan juga, yang paling utama, menjaga loyalitas para fans.

Ditengah perbincangan dengan Shindong dan Nari, kami mendapatkan sebuah berita yang cukup mengejutkan,
“Kami sepakat untuk memperkenalkan wajah Nari ke muka publik..” Shindong membuat pengakuan.
“Mwo?” Seru kami serentak.
“Kalian yakin?” Sungmin tampak tidak percaya.
“Yakin, kami rasa sudah waktunya..”

“Dan bagaimana tepatnya kalian akan melakukan itu?”  Tanyaku.
“Beberapa minggu lagi ‘Shimshimtapa’ akan merayakan anniversary. Aku akan ikut dan berfoto bersama disana. Setelah itu fotonya akan kami upload ke internet. Itu rencana kami.. entahlah.. semoga berjalan dengan lancar”. Jelas Nari sambil sesekali memandang Shindong dengan penuh sayang.
“Fotonya tidak akan pakai kacamata atau masker lagi?” Sepertinya Ryeowook masih belum yakin akan informasi mengejutkan ini.

“Kali ini tidak. Kami rasa sudah waktunya. Nari juga sudah merasa siap..” Shindong menepuk-nepuk punggung tangan calon istrinya itu. Entah mengapa aku jadi terharu melihat mereka. Sungguh pasangan yang serasi. Menurutku, Nari yang imut namun dewasa ini sangat cocok dengan Shindong. Sedangkan Shindong yang selalu riang dan pandai melucu ini, bisa terlihat sangat dewasa jika sedang bersama Nari. Aku berharap kesabaran mereka selama ini akan membuahkan kebahagiaan bagi keduanya.
“Elf akan bahagia, Oppa. Percayalah, mereka pasti mendukung kalian..” Jawabku dengan haru.

Shindong mulai berkaca-kaca, “Kuharap demikian. Kami sungguh tidak ingin menyakiti mereka..”
“Tidak akan..” Sahutku. “Mereka akan bahagia kalau kau bahagia, Oppa. Elf pasti bisa mengerti..” Kali ini aku menggenggam tangan Nari sebagai bentuksupport. Mereka mengangguk sambil tersenyum lemah. Setelah itu, akhirnya aku, Bin dan Sulli kembali ketempat Heechul sambil mengajak Shindong dan Nari. Lalu tidak lama kemudian, Kyuhyun pun memberiku kode—dengan tidak sabaran— untuk segera menemaninya menemui Changmin.

~To be continued~

PREVIEW CHAPTER 12

Park Min Young's
Ketika aku menekan nomor lantai yang dituju, pintu lift yang hendak tertutup mendadak terbuka lagi, dan seseorang berambut gondrong tampak terburu-buru masuk ke dalam lift bersama kami.
“Kibum...? OH TUHAN, KIBUUUUUM!!!” teriakku seketika mengenali sosok pria tersebut. Aku memeluknya dengan antusias dan kerinduan yang membuat mataku berkaca-kaca.

Hwang Bin Young's
"Lucunya anak ini, aku pikir dengan memiliki pacar seperti Heechul, kamu sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang galak. Aku hanya bercanda, mana mungkin aku bisa marah sama anak kecil kaya kamu." Inyoung unnie tersenyum lalu memelukku.
"Heechul tidak pernah galak sama aku, unnie. Dia cuma terlalu posesif dan cerewet." Pernyataanku membuat semua orang tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar