Minggu, 27 Januari 2013

Preview Chapter 16

Park Min Young's
Sebuah tangan mendadak menarikku dan membawaku keluar toko dengan langkah tergesa. Aku hampir tersandung beberapa kali, tapi cengkraman tangan ini begitu kuat di sikuku sehingga mencegahku untuk jatuh. Aku mendongak, dan melihat Han Ji Sung, teman sekelasku yang tempo hari memberiku cokelat, menarik lenganku dan membawaku hingga ke luar jarak pendengaran teman-temanku yang sudah berjalan jauh di depan.

Ahn Rin Young's
Kyuhyun menggumam kesal di sebelahku “Aishh bocah ini, ditunggu malah minum kopi disini. Benar-benar!” ia langsung menghampiri meja adik kembarnya itu dengan langkah cepat.
“Min! Sedang apa kau disini???” Bentak Kyuhyun.
Min tampak tersentak ketika Kyuhyun memanggil namanya, namun wajahnya entah bagaimana tampak lega dengan kedatangan kami. 
 
Wow, woww.. what happen with Min? Find out in next chapter! ^^

Sabtu, 26 Januari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 15]

Park Min Young’s
Kamar Min

 

Aku membalikkan tubuh dalam tidurku, menyenggol sesuatu dengan tanganku yang menimbulkan pergerakan dan dilanjutkan dengan suara gumaman dari sebelahku. Aku mengintip dan melihat pacarku bergerak-gerak dalam tidurnya. Kedua sudut mulutku otomatis tertarik ke atas, menyaksikan malaikat tidur dengan diliputi kedamaian dan kepolosan yang terpancar dari wajah tampannya. Aku menyusuri wajahnya dengan pandangan mataku yang mengantuk, turun ke lehernya, ke dadanya, lebih bawah lagi ke perutnya, oops... mataku langsung terbuka lebar.

Ternyata ia memang polos, secara harfiah. Benar-benar pamandangan pagi yang menyegarkan mata. Sayang, selimut menutupi hingga pinggangnya, menghalangiku untuk melihat lebih jauh dan membiarkan benakku yang berimajinasi.

Aku menggeliat dan merapatkan diri padanya, mencari kenyamanan dan kehangatan yang ditawarkan tubuh Donghae. Duh, kepala dan mataku terasa berdenyut-denyut karena kurang tidur. Semalam kami pulang sangat larut, sekitar pukul tiga pagi. Pestanya berlangsung luar biasa dan semua orang bersenang-senang hingga lupa waktu. Benar-benar malam yang menyenangkan! Seharusnya Heenim membuat pesta seperti itu setiap hari Minggu, jadi kami akan pulang setiap Senin dini hari setiap kali...

...

Sial! Hari ini hari Senin! Dan aku baru ingat bahwa setiap Senin aku kuliah pagi! Jam berapa ini? Aku buru-buru duduk diatas kasurku dan meraih jam disamping tempat tidurku. Benar-benar sial! Sekarang sudah jam tujuh empat lima dan aku harus masuk kelas jam sembilan. Dengan sekuat tenaga aku langsung meloncat dari tempat tidur saat itu juga, dan langsung terhuyung sampai jatuh berlutut. Ugh, tekanan darahku pasti drop lagi setelah kurang tidur semalam. Aku seharusnya memejamkan mata dengan posisi duduk dulu selama beberapa detik sebelum bangun tidur, untuk menghindari pusing akibat tekanan darahku yang hampir setiap saat rendah.

Aku langsung menuju kamar mandi dengan berlari begitu selesai mengurangi rasa pusingku yang sesaat, dan di tengah perjalanan menuju kamar mandi aku baru menyadari bahwa aku lupa (lagi!) membawa baju ganti. Aku langsung kembali ke kamar, mengambil atasan tipis berwarna aquamarine dan rok pendek bermotif bunga-bunga, lalu kembali menuju kamar mandi, sebelum aku berhenti melangkah saat berpapasan dengan kembaranku.

“Kau.. disini!” seruku, mengamatinya yang keluar dari kamar Rin. Aku menyipitkan mata dan memandangnya penuh arti, membuatnya bergerak-gerak gelisah di tempatnya berdiri.
“Kenapa kau memandangku seperti itu?” tanya Kyu.

“Sedang apa kau disini?”
“Untuk melihat keadaanmu.” Jawabnya asal.
“Di kamar Rin?? Bagaimana kau melakukannya dari dalam kamar Rin? Menggunakan teropong tembus pandang ya?” aku menggodanya sambil cekikikan.

“Aissshh... sudah lah, sana kau mandi! Apa tidak salah kau baru bangun jam segini? Kau kan butuh waktu lama untuk mandi dan bersiap-siap ke kampus.”
“Oh tidak! Kau benar! Menyingkir dari jalanku Cho Kyuhyun, aku sedang buru-buru.” Aku langsung bergegas melewatinya, dan juga melewati Bin yang baru keluar dari kamarnya.

“Min-ah!” aku menengok ke arah Kyu dari depan pintu kamar mandi. “Kau tidak lupa membawa baju ganti ke dalam kamar mandi kan kali ini? Atau apa perlu kusiapkan kameraku untuk merekam pose-pose terbaikmu dalam balutan handuk untuk kupamerkan pada yang lain?”

“MATI KAU CHO KYUHYUN!!!!” teriakku galak, tanpa benar-benar bermaksud demikian. Kemudian kututup pintu kamar mandi untuk meredam suara tawanya yang membahana.

Aku sungguh tidak habis pikir, setan itu selalu saja menggangguku tanpa lelah. Aku bukannya tidak sayang padanya, sungguh, tapi sifat jahilnya itu tidak jarang membuatku naik darah. Oh, aku sayang padanya, percayalah. Hanya karena kami baru dipertemukan beberapa waktu yang lalu, bukan berarti aku tidak pernah merasakan kehadirannya sejak kecil. Aku selalu merasa tidak utuh, belum komplit, belum sempurna, sebelum bertemu dengan Kyu. Aku menghabiskan masa kanak-kanakku yang kesepian dengan bermimpi dan berandai-andai untuk memiliki saudara, dan di masa remaja aku sudah menjadi pemimpi besar yang tidak pernah merasakan kata ‘cukup’ dalam semua hal dan selalu mencari yang lebih. Mungkin ini disebabkan oleh kekosongan di lubuk hatiku yang semestinya ditempati oleh seorang saudara serahim.

Pernah suatu saat, tanpa sebab yang jelas aku terserang demam tinggi yang membuatku tidak sadarkan diri selama beberapa malam dan harus dilarikan ke rumah sakit, membuat Papa dan Mamaku sangat panik. Suhu badanku sangat tinggi, aku terjebak dalam mimpi buruk dan tidak sanggup untuk bangun. Rasanya seperti malam terpanjang dalam hidupku dan aku tidak akan pernah mau mengulanginya lagi demi apapun. Malam itu, malam dimana suhu tubuhku paling tinggi diantara malam-malam berikutnya, merupakan malam dimana Kyuhyun mengalami kecelakaan mobil dan koma. Aku baru menyadari fakta ini sesaat setelah aku mengetahui bahwa Kyu merupakan saudara kembarku. Jadi, ya, aku bisa merasakan kehadiran Kyu jauh sebelum kami bertemu. Aku menyayanginya jauh sebelum aku mengetahui bahwa aku memilikinya.

***

Ahn Rin Young’s
Kamar Rin

Lima menit kemudian, aku baru saja selesai berganti pakaian ketika samar-samar kudengar suara teriakan Min,

“Mati kau, Cho Kyuhyunnnnn!!!”. Aku mengembuskan napas, apa lagi ini?  Aku segera keluar untuk memastikan apa yang terjadi. Di depan kamar mandi yang terletak di ruang tengah, kulihat Kyuhyun sedang tertawa-tawa. Tidak jauh dari tempatnya berdiri juga ada Bin, yang sepertinya baru bangun. Melihat Kyuhyun yang belum bisa berhenti tertawa, aku menatap Bin, meminta penjelasan.

“Oppa baru saja menggoda Min Unnie.. ia bilang Min Unnie jangan sampai lupa memakai bajunya kalau keluar dari kamar mandi..” Bin menahan tawa, meskipun sekilas kulihat kilatan aneh di matanya. Ya, aku yakin  ia sedang berusaha keras memendam rasa tidak nyamannya karena membahas hal ini. Kurasa ia sedikit terganggu dengan candaan pacarnya tentang Min waktu itu. Kami semua memang sempat dibuat heboh oleh cerita Heechul tentang Min yang “tidak pakai baju” saat keluar kamar mandi beberapa hari yang lalu. Heechul memang agak terlalu membesar-besarkan kejadiannya, padahal waktu itu menurut Min, ia keluar dengan masih memakai handuk.

Aku menatap Kyuhyun dengan sebelah alis yang terangkat, “Kyu.. berhenti menggangu Min dan mandilah di kamar mandi depan. Sekarang.”

Ara..ara.. tenang. Aku mandi sekarang. Damai!”. Ia langsung berlari kecil kearah lorong depan. Melihat ini, Bin menatapku takjub. Ia berbisik,
Daebak..Ia benar-benar takluk padamu, Unnie..” Kedua ibu jarinya terangkat keatas.

                                                                                         ***

Park Min Young’s

Aku menyudahi mandi pagiku, merasa lebih emosional daripada seharusnya. Segera aku berpakaian dan langsung mengetuk kamar Rin. Kyu membuka pintunya beberapa saat kemudian dengan handuk masih menggantung di lehernya. Ia juga tampak baru selesai mandi.

“Ada apa Min-ah? Apa kau tidak lupa—”

Aku menubruk tubuhnya dan memeluk pinggangnya yang ramping. “Cho Kyuhyun, kau tahu kan aku tidak sungguh-sungguh dengan ucapanku tadi?”

Sepertinya, aku sukses membuat ia tercengang. Aku merasakan tubuhnya membeku. “Eyy.. kenapa kau mendadak seperti ini?”

Aku melepaskan pelukanku dan memandangnya dengan pandangan yang menurutku—aku berusaha, sungguh—seperti anak anjing yang paling manis. “Aku terpikir selama mandi tadi, bahwa hidupku sebelum bertemu denganmu terasa belum komplit. Jadi aku—” mendadak, Rin muncul dalam area pandangku, berdiri diam dan tampak memerhatikan kami dari balik punggung Kyu. “—ehem, yeah... jadi aku, merasa, umm... aku hanya merasa sifatku selama ini padamu tidak begitu....baik.” Sial, aku jadi grogi jika ada penonton.

“Benarkah? Kau merasa kurang baik padaku?”

Aku bergumam, “Tapi yah tentu saja, sifatmu juga... ah sudahlah! Pokoknya, aku hanya ingin mengatakan itu saja.”
“Aku tidak percaya ini! Apa kau bilang kau mau jadi anak baik untukku Min-ah?”

“Aku tidak bilang begitu, Kyu. Aku hanya bilang bahwa aku menyesal karena sifatku buruk padamu sebelum ini.”
“Lalu apa bedanya itu dengan pernyataanku barusan?”

“Bedanya adalah, pernyataanku hanya berarti bahwa aku menyesal saat ini, tapi akan tiba waktunya aku menarik penyesalanku itu karena tingkahmu nanti. Jadi, tidak, aku tidak berjanji akan menjadi adik yang baik untukmu selama kau masih menjadi saudara yang jahil dan arogan.” Aku menjulurkan lidah padanya, samar-samar mendengar Rin tersedak karena menawan tawa.

Kyu menjulurkan tangannya meraihku dan mengacak rambutku hingga berantakan. “Aissssssshhh... kau ini!”

***

Aku menyelesaikan sarapanku yang agak terburu-buru dan sedang mencuci piringku saat Donghae keluar dari kamar mandi. Ia bangun saat aku berdandan dan dengan berisik menyiapkan perlengkapan untuk kubawa ke kampus hari ini.

“Hae baby, apa kau mau kubuatkan sandwich untuk sarapan?” tawarku.
“Tidak usah, kau bersiap kuliah saja. Aku bisa sarapan di sebelah.”

Aku mengangguk, sambil beranjak ke ruang tengah untuk meraih tasku, mencari lipstick. Donghae mengikutiku dan duduk di sebelahku, di samping pasangan KyuRin yang sedang menonton acara televisi sambil menungguku dan Bin selesai bersiap. “Kau akan berangkat jam berapa hari ini?”

“Mungkin sekitar jam 10. Syuting baru akan dimulai setelah makan siang.” Jawab Donghae kalem, sambil memerhatikan aku yang mengulaskan lipstick di bibirku. “Sini, biar aku yang melakukannya.” Katanya sesaat kemudian, mengagetkan aku, Kyu, Rin, bahkan Bin yang sedang mencuci piringnya seusai sarapan.

Ia bergerak merapat padaku dan mengambil lipstick dari tanganku. Dengan sangat hati-hati, ia mengoleskan segaris di bibir bawahku, lalu di bibir atasku yang tipis. Ia mundur untuk mengamati hasil karyanya sejenak, memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, sebelum kemudian maju dan memagut bibirku sekilas dengan gemas.

“Ah, mian.. aku tidak tahan..” katanya sambil menahan tawa. Aku hanya bisa membelalakkan mata menerima serangan paginya, dan masih terpaku saat Donghae dengan santai merapikan lipstick yang terhapus akibat ulahnya. “Sini, biar kuperbaiki lagi...” katanya manis. Ia mundur kamudian dan mengamati lagi hasil karyanya selama sesaat, sebelum kemudian menerkam bibirku lagi seperti sebelumnya, namun sedikit lebih dalam dan lebih lama.

“Yaaaa, kalian! Hari masih pagi, kalian sudah membuat gerah saja!” protes Kyu.
“Kyaaaa! Dasar kalian pasangan porno!” jerit Bin dari arah dapur.

Aku melepaskan bibirku dari pagutannya sambil cekikikan, hampir lupa kalau disini banyak orang lain. Donghae juga sepertinya sangat menikmati permainannya sendiri dan tertawa terbahak-bahak, alih-alih bersemu merah seperti biasanya. “Sini, sini, biar kurapikan lagi.”

“Yaa Hae! Kau mempermainkan aku ya?” aku pura-pura marah, membuat Donghae tertawa semakin lebar. “Sudah sini kemarikan lipsticknya. Biar kupakai sendiri. Kau hanya mewarnai bibirmu sendiri, lihatlah.” Aku menjulurkan kaca ke depan wajahnya, dan Donghae tertawa semakin kencang ketika dilihatnya bibirnya sendiri ‘ternoda’ lipstick dari bibirku.

Kyu menggeleng melihat tingkah kami, sementara Rin menatap Kyu dengan pandangan aku-mengerti-yang-kau-rasakan. “Ayolah, kita berangkat sekarang kalau tidak mau telat. Donghae hyung, kembalilah ke dorm supaya Min bisa berangkat kuliah. Dan Min, tidak, tidak ada acara cium-ciuman lagi. Atau kau akan kutinggal.” Kyu mengacungkan jari telunjuknya di hadapanku dengan tampang serius.

Aku memutar mataku dan bangkit dari sofa, sebelah tanganku menjinjing tas kuliah dan sebelah lagi kujulurkan di depan Donghae. Donghae menyambut uluran tanganku dan ikut bangkit berdiri, lalu mengikuti Kyu yang sudah beranjak ke pintu. Kami berdua bergandengan tangan sampai di depan lift, ketika akhirnya aku harus berpisah dengannya untuk pergi kuliah bersama Kyu, Rin, dan juga Bin, sementara Donghae harus kembali ke dorm untuk bersiap-siap memulai schedule-nya hari ini.

***
Perjalanan ke Kyunghee University

“Min, Ahra noona meneleponku tadi pagi.” Sahut Kyu dibalik kemudi. Kami; aku, Kyu, Rin dan Bin sedang menuju kampus karena kebetulan kami sama-sama memiliki kelas pagi setiap hari Senin.
“Jinjja???!” aku menghentikan kegiatanku yang sedang mencari-cari lagu dengan menggunakan remote music player di mobil Kyuhyun. “Kapan itu?”
“Tadi pagi, sebelum kau bangun.”

“Apa katanya? Bagaimana kabarnya?” Ah, sudah cukup lama aku tidak mendengar kabar kakakku yang satu itu. Ahra unnie memang tidak sedang di Korea, ia sedang menjalani pendidikannya di Austria.
“Dia bilang dia merindukanku, pastinya.” Kata Kyu sedikit pongah. “Tapi dia tidak merindukanmu.”

Plak!

“Awww!” jerit Kyu ketika aku memukul bahunya barusan.
“Tidak mungkin ia tidak merindukanku. Aku kan dongsaeng yang lebih baik darimu.”
“Kau bercanda? Sudah pasti aku yang—”

“—Sudah, sudah. Kenapa masalah begitu saja kalian ributkan sih?” Rin menengahi kami dari bangku depan. “Sungguh, kalian ini. Bagaimana Ahra unnie tidak khawatir disana kalau kalian justru meributkan siapa yang paling dirindukannya? Unnie merindukan kalian berdua pastinya, arraseo?”

“Ne~” sahutku berbarengan dengan Kyu. Rin terlihat mengangguk-angguk puas dengan jawaban kami, sementara Bin malah cekikikan di sebelahku.
“Min, bukannya kau bilang tadi pagi ingin jadi adik yang baik?” Rin melanjutkan petuahnya.
“Tapi Kyu yang—” Rin melihatku sambil menaikkan sebelah alisnya, membuatku mengurungkan niat untuk membantah. “Ne~” jawabku patuh. “Tapi aku tidak bilang secara spesifik kalau aku akan jadi adik yang baik lho.” Tambahku dengan suara pelan, sambil tersenyum lebar ke arah Bin yang tidak kuat lagi menahan tawa.

Rin menggeleng frustasi menghadapiku. Kupikir, seharusnya ia sudah cukup kebal setelah mengenalku selama lebih dari sepuluh tahun. Tapi sepertinya kolaborasiku dan Kyu agak terlalu berat untuk ditanggungnya. “Min, Ahra unnie bilang kalau minggu depan kemungkinan ia akan pulang ke Korea karena sedang libur.”

“Jinjja? Wow, daebaaak! Aku sudah tidak sabar menunggunya!”
“Ahra unnie akan pulang? Kyaaaaa~ kita harus kumpul-kumpul lagi, dengan semua saudari-saudari member! Sudah lama sekali sejak kelompok Super Girls terakhir berkumpul. Ahra unnie pasti sudah banyak ketinggalan gosip hangat.” Celoteh Bin tidak kalah semangatnya denganku.
“Kerjaan kalian bergosip saja. Apalagi memangnya yang belum kalian gosipkan di dunia ini?” Kyu menggeleng, dan hanya dijawab oleh cekikikan kami bertiga.

Tidak lama kemudian, Kyu membelokkan mobilnya memasuki lahan parkir Universitas Kyung Hee. Ia pun memarkirkan mobilnya agak di pojok. “Kalian bertiga, setelah selesai kelas langsung menemuiku ya. Jangan bicara dengan orang asing, siapapun. Arraseo?” ujar Kyu serius pada kami.

Aku mengiyakan saja, sambil bertanya-tanya dalam hati apakah Kyu memberi perintah seperti tadi karena beberapa pesan yang diterima Rin secara misterius belakangan ini. Memang, pesan-pesan yang diterima Rin semakin lama semakin membuat merinding. Ia seperti diikuti seorang psikopat, yang bisa mengetahui segala kegiatan dan juga kondisi Rin. Dimulai dari sebuah pesan di loker, lalu membayar minuman yang Rin pesan di coffee shop, dan yang terakhir mengirimi pesan ke handphone Rin saat ia tengah duduk sendirian di cafe. Ia bahkan tahu nomor handphone Rin!

Aku juga sebaiknya mulai pasang mata dan mengawasi keadaan sekitar bila bersama Rin. Kalau ada yang mengikuti, pasti tidak akan jauh-jauh dari yang sedang diamati bukan? Kecuali kalau si psikopat itu mirip seperti agen rahasia di film-film action, yang dilengkapi dengan sistem mata-mata canggih, dengan layar komputer hologram, mesin pembuat topeng wajah manusia, dan juga...

Ah, aku jadi melantur. “Siap Captain Cho. Aku akan melapor padamu kalau ada orang asing yang dekat-dekat dengan Rin.”

Kyu terlihat salah tingkah sedikit. “Aku bilang kan tadi kalian bertiga harus hati-hati, bukan hanya Rin yang harus hati-hati terhadap orang asing. Kau juga Min, jangan terima hadiah apapun dari sembarang orang lagi. Kalau bisa, kalian jangan bicara dengan pria manapun lagi mulai sekarang, atau nanti aku laporkan pada Donghae dan Heechul hyung.”

Aku memutar mata mendengarnya.

~To be continued~

Preview Chapter 16

Park Min Young's
Sebuah tangan mendadak menarikku dan membawaku keluar toko dengan langkah tergesa. Aku hampir tersandung beberapa kali, tapi cengkraman tangan ini begitu kuat di sikuku sehingga mencegahku untuk jatuh. Aku mendongak, dan melihat Han Ji Sung, teman sekelasku yang tempo hari memberiku cokelat, menarik lenganku dan membawaku hingga ke luar jarak pendengaran teman-temanku yang sudah berjalan jauh di depan.

Ahn Rin Young's
Kyuhyun menggumam kesal di sebelahku “Aishh bocah ini, ditunggu malah minum kopi disini. Benar-benar!” ia langsung menghampiri meja adik kembarnya itu dengan langkah cepat.
“Min! Sedang apa kau disini???” Bentak Kyuhyun.
Min tampak tersentak ketika Kyuhyun memanggil namanya, namun wajahnya entah bagaimana tampak lega dengan kedatangan kami. 

Jumat, 25 Januari 2013

Preview Chapter 15

Park Min Young's
“Ah, mian.. aku tidak tahan..” katanya sambil menahan tawa. Aku hanya bisa membelalakkan mata menerima serangan paginya, dan masih terpaku saat Donghae dengan santai merapikan lipstick yang terhapus akibat ulahnya. “Sini, biar kuperbaiki lagi...” katanya manis. Ia mundur kemudian dan mengamati lagi hasil karyanya selama sesaat, sebelum kemudian menerkam bibirku lagi seperti sebelumnya, namun sedikit lebih dalam dan lebih lama.
“Yaaaa, kalian! Hari masih pagi, kalian sudah membuat gerah saja!” protes Kyu.
“Kyaaaa! Dasar kalian pasangan porno!” jerit Bin dari arah dapur.
 
Ahh, seems like the "Porn Couple" made it again.. What exactly did they do? Wait for Chapter 15.. ^^

Selasa, 22 Januari 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 14]

Ahn Rin Young’s
Senin Pagi, Kamar Rin


Aku selalu menyukai dua hal; pemandangan langit di malam hari dan gerimis. Bukan hujan..hanya gerimis, dan tampaknya hari ini Tuhan sedang berbaik hati padaku, memberiku ‘kado’ gerimis sepagi ini. Suara rintik hujan yg menerpa atap ataupun tanah entah bagaimana selalu terdengar merdu bagiku. Terkadang saat melihat gerimis mengaliri kaca, aku merasa tak perlu lagi menangis meski sedih; seolah langit telah mewakili tangisku. Aku juga menyukai rasa gerimis yang jatuh di telapak tangan saat aku menadahkannya ke udara bebas. Seperti saat ini, aku sedang duduk di depan jendela kamar yang setengah terbuka, mengarahkan tanganku keluar jendela untuk merasakan rintik-rintik air yang tidak pernah gagal membuat perasaanku menjadi lebih baik. Rasanya, segala kenangan yang buruk dapat luruh terhapus air..

Kyuhyun sedang terlelap pulas di atas tempat tidurku. Tadi selepas sarapan di sini, ia berkata ingin mendengarkan radio sambil mengobrol di kamarku. Namun aku tahu ia lelah. Kami baru pulang dari pesta Heechul sekitar pukul 3 pagi tadi dan ia membuatku kaget saat tiba-tiba muncul di pintu kamarku pukul 6 pagi, karena kupikir ia seharusnya sedang terlelap di kamarnya sendiri. Ia berkata ingin sarapan bersamaku di sini. Akhirnya,pertahanannya hanya sampai satu lagu berakhir, karena setelah itu ia langsung tertidur.

Ingatanku melayang pada perbincangan kami sebelum ia tertidur tadi,

“Rin-ah! Ini lagu kita!” Serunya saat lagu Like a Star milik Taeyeon dan The One diputar di radio. Aku tersenyum mengingat kenangan yang melibatkan lagu ini. Like a star. Aku menyukainya sejak pertama kali mendengarnya.

Tahun lalu, beberapa minggu setelah aku sampai di Seoul, aku mendengar lagu ini diputar di radio dan langsung jatuh hati pada alunannya. Pada saat itu, aku belum memiliki kedekatan khusus dengan Kyuhyun, bahkan belum memutuskan untuk menetap di Korea. Disaat Bin sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Heechul dan Min sudah mulai dekat dengan Donghae, aku masih lebih sering menghabiskan waktu sendirian di flat, mendengarkan lagu-lagu favoritku. Namun akhirnya, lagu inilah yang mendekatkan kami berdua.

Flashback—Musim Semi tahun lalu—

Suatu sore yang cerah di dorm, saat Min dan Donghae sedang memasakatau lebih tepatnya, memporak-porandakan dapur— aku memilih untuk tidak mengganggu “calon pasangan itu dengan duduk di depan tv sambil menyaksikan acara musik. Ketika itu, Kyuhyun yang baru menyelesaikan schedulenya datang ke lantai 12. Kebetulan di sana sedang tidak ada yang lain selain kami berempat. Jadi, setelah beberapa saat mengganggu ketenangan Min dan Donghae yang sedang sibuk dengan “mission impossible” mereka di dapur, Kyuhyun bergabung denganku di depan TV. Tidak berapa lama, video clip Like a Star diputar dan akupun secara spontan menggumam pelan sambil tersenyum, “Wah lagu ini..” 

Kyuhyun menoleh padaku, “hmm?” alisnya berkerut tanda tak mengerti. Ah..aku baru sadar tadi aku menggumam dalam Bahasa Indonesia. Meski sudah beberapa minggu tinggal di sini dan juga sudah menjalani kursus Bahasa Korea secara intensif sejak masih di Indonesia, aku masih belum begitu terbiasa. Kurasa butuh waktu beberapa lama lagi untuk menyesuaikan diri.

"Lagunya.. bagus..” jelasku dalam Bahasa Korea.
“Kau menyukainya juga?” Tanya Kyuhyun. Aku mengangguk antusias,  
“Favoritku!” 

Ia mengernyit heran, “Ternyata kita punya kesamaan juga..” Lalu melanjutkan, “Percaya tidak, sepanjang perjalanan pulang tadi aku terus-terusan memutar lagu ini di Ipod-ku..” Akhirnya kamipun menyenandungkan lagu bertempo pelan itu bersama-sama, yang tanpa alasan jelas, membuat kami berdua tertawa-tawa sampai pasangan MinHae dibuat heran oleh interaksi kami yang tidak biasa itu. 

You are my everything to me.. You are my everything to me..
Haneul ui byeolcheoreom, hwanhageh bwichwojuri~ (Please shine like a star in the sky)

Saat lagunya berakhir dan kami sudah pulih dari serangan tawa berkepanjangan itu, Kyuhyun tersenyum menatapku. “Kau tahu, seharusnya kau lebih banyak tertawa seperti tadi. Kemarin-kemarin sepertinya kau terlalu banyak beban..” Kalimatnya hanya sepanjang itu, namun berhasil menyentuhku. Sebenarnya aku agak kaget karena kupikir tidak akan ada seorang pun yang memperhatikan. Agak aneh rasanya, karena meskipun selama ini kami tidak dekat, ia bisa “membacaku” dengan baik. 

Setelah itu perbincangan kami mengalir dengan sendirinya. Kyuhyun dengan sabar mendengar ceritaku dengan bahasa Korea yang masih terbata-bata mengenai keluargaku, ketertarikanku terhadap beberapa hal, hingga akhirnya ia sedikit merengek—ya,kau tidak salah dengar, ia merengek!— padaku untuk menceritakan kehebohan-kehebohan yang pernah dilakukan Min selama ini di Indonesia.

Aku tersenyum tipis. Itulah kali pertama aku melihat sisi lain dari seorang evil-Kyu. Sebelum hari itu, dari apa yang kulihat dan kudengar tentang dirinya, ia adalah sosok yang jarang bicara dengan wanita. Tapi ternyata, untuk terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan dengannya tidaklah sesulit yang kubayangkan.

“Omong-omong, karena kita sama-sama menyukai ‘Like a star’ dan tadi kau bilang suka dengan pemandangan langit malam.. apa kau sudah pernah ke Namsan Tower?” Tanya Kyuhyun.
“Belum.” Jawabku, sedikit bingung karena Kyuhyun tiba-tiba membahas Namsan Tower. “Apa bisa melihat bintang dari sana?” Di depanku, Kyuhyun hanya mengendikkan bahu samar, kelihatan tidak yakin. “Kupikir di Seoul aku tidak akan pernah menemukan banyak bintang.. karena.. kau tahu kan.. polusi dan sebagainya. Persis sekali dengan Jakarta.”

“Hmm..aku memang tidak yakin, tapi kurasa tidak ada salahnya kalau kita mencoba.”

Huh? Kita? KITA?

“Rin Young-Ssi.. mau.. pergi kesana denganku?”

Aku menatapnya dengan tidak yakin, mencerna baik-baik kalimat pendeknya tadi. Untuk beberapa detik aku sempat berpikir bahwa pasti aku salah mengerti. Tidak mungkin kan, seorang Cho Kyuhyun tiba-tiba mengajakku pergi bersama ke Namsan tower?

“Eotthe?” Tanyanya lagi. Oh baiklah, kurasa ia memang mengajakku.
“Ummm.. apa mungkin..? Kurasa kau akan repot.. idol..umm, maksudku..” Aku mulai frustasi karena tiba-tiba semua suku kata Bahasa Korea yang mati-matian kupelajari selama ini, terasa menghilang seketika. Kyuhyun tertawa, walaupun aku juga tak yakin ia menertawakan apa.
"Aku bisa menyamar.. jangan khawatir, aku sudah terbiasa.”

Jadi begitulah, beberapa hari kemudian, pada petang hari disaat flat trio young sedang sepi, Kyuhyun benar-benar datang dengan segala perlengkapan menyamarnya dan ‘menculikku’ ke Namsan Tower semalaman itu. Meski aku sempat kecewa karena dari ruang observasi kami tidak banyak menemukan bintang di langit, aku tetap dibuat terpesona oleh pemandangan Kota Seoul dari ketinggian hampir 240 meter dari tanah itu.Terlebih, setelah itu ia mengajakku makan malam di restaurant N-Grill, masih di Namsan Tower.


Malam itu kami duduk di salah satu meja di pinggir jendela kaca, menikmati makanan lezat dan berbincang sambil mengagumi keindahan Seoul. Kyuhyun dengan semangat menceritakan mitos gembok yang dipasang pengunjung di pagar yang mengelilingi Namsan Tower, serta berbagai penjelasan lainnya yang kurasa lebih lengkap daripada yang bisa disampaikan seorang tour-guide sekalipun.

Dan satu lagi kejutan untukku malam itu, ternyata setiap beberapa waktu sekali, restauran itu akan berputar pelan, memungkinkan para pengunjung untuk menikmati pemandangan kota dari semua sisi. Benar-benar indah, pengalaman yang luar biasa.

Namun ada satu hal yang agak menggangguku; kepanikanku akan penyamaran Kyuhyun. Berulang kali ia mengingatkanku untuk bersikap biasa saja sebelum orang lain benar-benar jadi curiga pada kami. Akupun berusaha mati-matian untuk bersikap biasa saja. Tapi..Jangan panik? Yang benar saja. Aku pergi ke tempat ramai  bersama dengan seorang Hallyu Star yang menyamar, bagaimana bisa aku tidak  panik?

Kyuhyun menenangkanku dengan berkata, jika kami bersikap biasa saja, maka tidak akan ada yang curiga. Kalaupun—katakanlah— sampai ada yang tahu, ia berkata, pihak SME akan selalu punya 1001 alasan untuk menutupi skandal artisnya. Mendengar itu, alih-alih menjadi tenang, kadar panikku malah semakin meningkat. Saat itu yang ada di pikiranku hanyalah, ‘ohh aku benar-benar dalam masalah besar! MASALAH BESAR.’ Namun aku bersyukur, malam itu sukses berlalu tanpa insiden apapun dan kami berhasil kembali dengan selamat ke dorm.

Akhirnya, tanpa pernah kurencanakan sebelumnya, aku bisa mengenal seorang Cho Kyuhyun lebih jauh. Dan ya, sejak malam itulah kedekatan kami bermula..

                                                                                ***

Aku bangkit dari kursi dan menutup jendela dengan perlahan,berusaha tidak membuat suara yang dapat mengganggu tidur Kyuhyun. Sejak peluncuran album ke enam baru-baru ini, waktu tidurnya semakin minim. Ditambah lagi, seminggu kemarin jadwal stage-performance Spy sangat padat. Untunglah, hari ini jadwalnya agak longgar. Sebentar lagi, aku hanya perlu membangunkannya untuk segera bersiap kuliah. Hari ini, Aku, Kyuhyun, Min dan Bin akan berangkat bersama ke kampus karena kami semua memiliki jadwal kuliah yang hampir bersamaan.

Aku bermaksud menyalakan laptop untuk mulai mencicil tugas kuliah untuk minggu depan,saat iphoneku yang sedang dalam mode silent bergetar. Ahra Unnie? Aku tersenyum. Cukup lama kami tidak berkirim kabar. Kakak dari Min dan Kyuhyun ini sekarang sedang menuntut ilmu di AustriaAku duduk di sisi tempat tidur dan segera mengangkatnya dengan suara pelan.

“Yoboseyo, Unnie..”
“Yoboseyo Rin-aah bagaimana kabarmu?” Sapanya riang.
“Aku baik, Unnie.. Apa kau sehat disana?”
“Aku juga sehat-sehat saja,Rin-ah.. Eh,bagaimana pesta semalam? Kudengar heboh sekali ya?”

“Sangat, Unnie. Aku sungguh berharap kau ada disana semalam..”
“Yah..akupun sangat menyesal tidak bisa hadir. Padahal aku sudah rindu setengah mati dengan gank ‘Super Girls’ kita. Kudengar Nari juga datang ya?”

“Ya, Nari juga datang. Super Girls sempat berfoto bersama.. Kalau Unnie ingin lihat, nanti ku kirimkan padamu..”  ‘Super Girls’ adalah sebutan kelompok kami, yang terdiri dari para saudari kandung dan pasangan-pasangan member Super JuniorJadi, selain “Super Junior”, kami juga memiliki “Super Moms”(kumpulan Ibu dari paramember SJ) dan juga “Super Girls”.

Jinjjaaa?? Benar ya Rin, kutunggu lho!” ia terdiam sebentar, “eh,evil twins bagaimana? Masih sering merepotkanmu?”.
“Wah, kalau yang itu.. kau tahu sendiri bukan hanya aku yang direpotkan, Unnie..” Candaku.
Ia mengembuskan napas. “Pasti bertengkar terus ya..”

“Eoh? Kau terdengar khawatir,Unnie? Tidak perlu begitu. Kau tahu kan, pertengkaran adalah ‘bahasa cinta’ mereka..”
“Ah~ tentu saja.. Aku hampir lupa” Ia tertawa lagi.

“Oh ya Unnie,jadi ada apa kau menelponku? Biasanya kau menelpon ke nomor Kyu?”.
“Memang tadi aku menelponnya tapi tidak diangkat..kupikir mungkin saja Kyu sedang bersamamu,makanya aku menelponmu. Ia ada di sana?”

“Ah~begitu. Kyu memang ada di sini.. Ia memang tidak membawa telepon selularnya,Unnie. Tertinggal di bawah katanya..”
“Hmm pantas saja.. Bisa aku bicara dengannya,Rin-ah? Ada yang ingin kutanyakan”

“Ia sedang tidur,Unnie.. Perlu kubangunkan? Penting sekali ya?”
“Tidur? Tsk..Tsk.. Ya ampun, kupikir waktu luangnya hanya untuk game saja” Jawabnya sambil tertawa. Ia melanjutkan, “Pantas bicaramu pelan. Yasudah Rin,tak usah kau bangunkan. Aku tau kau pasti tidak tega,kan?” Godanya.

Aku menoleh ke arah Kyuhyun yang masih lelap dan mengelus rambutnya, “Begitulah, adikmu ini manis sekali kalau sedang tidur,Unnie..”

"Hahaha, kalau begitu jangan sampai ia bangun, Rin-ah. Nanti terlihat aslinya.." Tawanya menular padaku.
"Unnie.. kapan kau ke Korea lagi? Kami semua sudah merindukanmu.. dan lagi, minggu depan seluruh member akan libur satu minggu..mungkin kita bisa berlibur bersama nanti".
"Ah ya,aku menelpon juga mau sekaligus memberitahu kalian, beberapa hari lagi aku memang akan pulang,kebetulan aku juga ada libur "

Aku melebarkan mata, "Jinjjayooo? Wahh, adik-adikmu pasti gembira kau akan segera kemari.." Tanpa sadar aku bicara agak keras hingga Kyuhyun terbangun. Masih dalam posisi tidur dan mata mengantuk, Ia bicara tanpa suara padaku “Siapa?”

“Noona-mu” balasku, juga tanpa suara. Ekpresi Kyuhyun berubah riang.
Loudspeaker..” Balas Kyuhyun sambil menunjuk-nunjuk Iphone di tanganku. Aku menurutinya,menaruh ponsel di atas tempat tidur, lalu bicara pada Ahra,

“Unnie, adikmu sudah ba—”
 “—Noonaaaa..” Sapanya dengan manja. Kyuhyun rupanya sudah tidak sabar bicara dengan kakaknya, ia memotong pembicaraanku. Aku yang gemas melihat tingkahnya, hanya bisa mencubit sekilas pipinya. Begitulah Kyuhyun, kalau para member SJ berkata bahwa Kyuhyun hanya bisa manis padaku, maka keanehan lainnya adalah, kalau sudah berinteraksi dengan Noona-nya, Kyuhyun akan langsung bermanja-manja dan kehilangan sifat evilnya.

“Chubbyyyy… apa kabar,sayang?”. Aku tersenyum mendengar panggilan sayang Ahra untuk dongsaengnya ini. Selain Chubby, ia juga kerap memanggil Kyuhyun dengan sebutan Kapten Cho, sampai little boy.

“Buruk sekali,Noona.. karena aku merindukanmu..” Jawabnya, dengan aegyo.
“Aigoo, dongsaengku yang manja. Kenapa harus menungguku? Bermanja-manjalah pada pacarmu, Kyu..”
“Ah~ itu.. kami kan belum resmi, Noona..” Ia melirikku.

“Eo? Memangnya apa yang kalian tunggu?”
“Entahlah, Noona.. coba kau bantu aku tanyakan pada gadis di sebelahku ini..” Jawab Kyuhyun sambil berpura-pura sibuk melihat langit-langit kamar. Aku melempar pandangan protes kearahnya.

“Rin-ah.. Mau cerita sesuatu?” Tanya Ahra padaku. Kyuhyun pun menunggu jawabanku dengan wajah antusias.
“Mmmh… itu…” Aku memikirkan alasan apa yang sebaiknya ku katakan. “Itu karena… Kyu lebih tergila-gila pada wine-nya daripada aku, Unnie..” Kena kau, Kyuhyun!

Mendengar jawabanku, Ahra tertawa. “Well well, I totally understand, Baby. Maybe you should hide it sometime, or just trash it all..”  Kulihat Kyuhyun mulai kebingungan. Yah.. kemampuan bahasa Inggrisnya memang.. payah.

"Unnie, I’m just kidding. But I really love to see HIS expression right now. I wonder if he could understand our conversation..” Aku menahan tawa.
"Ah~ HIM? Don’t worry. He wouldn’t. Just keep talking like this. I love to tease that naughty boy..”
“Ey, ey~ kalian membicarakan aku ya?” Kyuhyun mulai tidak sabaran.

Aku dan Ahra hanya tertawa-tawa mendengar reaksi Kyuhyun. Sekali-kali menggoda Kyu ternyata menyenangkan juga! ^^

                                                                            ***

Setelah mengobrol panjang dengan Noona-nya, Kyuhyun terlihat lebih bersemangat. Baik untuknya, karena kami harus melewati dua sesi kuliah yang cukup berat hari ini. Aku sedang memilih pakaian untuk kuliah di lemari, ketika teringat sesuatu. “Kyu, kau mau mandi disini atau di lantai 11? Sudah jam segini lho..” Namun bukannya mendengar jawaban ya atau tidak, aku malah mendengar teriakannya,

“AISSHHHHH!!!”

Karena begitu kaget, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa. Hanya sempat menutup mata sambil menepuk-nepuk dadaku, dan beberapa saat kemudian Kyuhyun baru tersadar akan pertanyaanku, “eh? Kenapa Rin? Mandi ya… mmh, disini saja..” Ia menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

“Kau ini kenapa sih Kyu? Aku kaget,tahu..”
“Aku… kalah main game..” Masih dengan seringai lucunya, ia menunjuk layar laptopku, yang dipakainya untuk bermain game sejak tadi.

“Ya ampun, kau belum berubah juga..” Aku membawa keluar pakaian pilihanku dari lemari, dan menggantungnya di balik pintu kamar “Yasudah, karena kau kalah, itu berarti memang sudah waktunya kau berhenti main dan segera mandi. Kau punya baju ganti di tas itu, kan?” Beberapa hari yang lalu tasnya tertinggal disini, dan rasanya ada baju cadangan di dalamnya. Kyuhyun mengangguk, membenarkan pertanyaanku. Tiba-tiba kulihat semangatnya menghilang. Memang selalu begitu setiap kali aku menyuruhnya berhenti main game. Sungguh, aku bukannya sengaja melarang-larang Kyuhyun untuk melakukan hobinya, hanya saja, ini kan sudah waktunya bersiap untuk kuliah.

Setelah mematikan laptopku, ia bangkit dari tempatnya duduk, “Aigoo~ hausnya.. Aku ambil minum dulu di dapur ya Rin..”
“Dan langsung mandi, Kyu..” Kataku, dengan nada memperingatkan.

Aku mendengarnya mendengus pelan. “Aigoo~ baiklah Miss Ahn..” Ia membuka pintu kamar dengan lunglai.

“Kyu?”
Ia langsung menoleh lagi ke arahku. “Ne, Rin-aaah..aku langsung mandiii..”

“Handuknya…” Aku menunjuk kearah gantungan di belakang pintu dengan ekspresi datar, “Itu..”
“Ah~ ya.. handuk. Tentu saja mandi harus pakai handuk” Ia segera mengambilnya dari gantungan, lalu melangkah cepat keluar seraya menggaruk-garuk kepala.

~To be continued~

Preview Chapter 15

Park Min Young's
“Ah, mian.. aku tidak tahan..” katanya sambil menahan tawa. Aku hanya bisa membelalakkan mata menerima serangan paginya, dan masih terpaku saat Donghae dengan santai merapikan lipstick yang terhapus akibat ulahnya. “Sini, biar kuperbaiki lagi...” katanya manis. Ia mundur kemudian dan mengamati lagi hasil karyanya selama sesaat, sebelum kemudian menerkam bibirku lagi seperti sebelumnya, namun sedikit lebih dalam dan lebih lama.
“Yaaaa, kalian! Hari masih pagi, kalian sudah membuat gerah saja!” protes Kyu.
“Kyaaaa! Dasar kalian pasangan porno!” jerit Bin dari arah dapur.