Sabtu, 20 April 2013

Sexy Free and Single [Chapter 29]

Park Min Young’s   
Jumat pagi – Kamar Villa


Aku mengerjap-kerjapkan mataku dan memandang berkeliling, ke atap yang melengkung dan ruangan indah yang temaram ini. Butuh waktu beberapa detik sebelum aku bisa mengingat dan menyesuaikan diri di tempat kuberada saat ini. Greece. Santorini. Firostefani. Oh yeah, aku mengulum senyum ketika pandanganku tertumbuk pada seonggok pakaian di pinggir tempat tidurku—salah satunya aku kenali sebagailingerie seksi-ku yang berwarna hitam-emas—dan mengingat semuanya.

Kutolehkan kepalaku ke samping dan seperti yang telah kuduga, aku menemukan pacarku sedang terlelap dengan wajah damai di sebelahku. Aku menopang kepalaku dengan sebelah tangan dan berbaring miring, merapat padanya supaya bisa menatapnya lebih jelas lagi. Kutelusuri pandanganku dari keningnya, jatuh ke matanya yang dihias bulu mata indah, turun lagi ke hidungnya dan lalu ke bibirnya. Bibir tipis sensualnya sangat manis sekali kalau kukecup. 

Tanganku terdorong untuk menyentuhnya, mengelus lembut pipinya dan rahangnya, lalu mengusap bibirnya sekilas dengan penuh damba. Aku melanjutkan menarikan jari-jariku menyusuri leher dan pundaknya yang polos. Mengklaimnya dalam hati sebagai milikku seiring dengan pergerakkan tanganku. Menikah denganmu? Ya, aku mau sekali, Ikan Kecilku. pikirku dalam hati.

Kelopak mata Donghae bergetar dan membuka sesaat kemudian. Ia bergerak-gerak kecil sebelum kemudian memfokuskan pandangannya ke arahku. Kedua ujung bibirnya langsung tertarik membentuk senyuman manis dan sapaan selamat pagi yang masih terdengar serak. Sangat seksi...

“Kenapa kau bangun duluan dan tidak membangunkanku?” tanyanya.
“Aku mencintaimu.” Semburku tanpa pikir panjang.

Donghae berbinar memandangku, senyumnya semakin lebar ketika ia mengangkat tubuhku dan menempatkannya di atas tubuhnya yang polos. “Nado saranghae~~” lirihnya pelan, kemudian mengecupku hangat dan lama.

Kecupan itu dimaksudkan sebagai salam pagi yang singkat, namun entah bagaimana berubah menjadi ciuman yang panas dan mendebarkan. Pasti karena atap lengkung kamar ini. Dan juga lilin-lilinnya. Dan juga bunga-bunga segar yang ditaruh di sisi tempat tidur ini. Ah, pokoknya semua hal di negara ini seakan memiliki sensasi yang berbeda dan membuat dunia menjadi jauh lebih romantis dari sebelumnya. Aku menopang tubuhku dengan kedua siku yang ditempatkan di kiri dan kanan kepala Donghae, tersengal-sengal sementara kedua tangan Donghae kini sudah menjelajahi punggung polosku di balik selimut.

Kemudian, mendadak, Donghae menarikku berguling bersamanya, membalik keadaan kami sehingga aku yang sekarang terperangkap—dan tidak mengeluh—dibawahnya. Ia terus menciumi bibirku,lalu turun ke leher dan pundakku, mengecup dan menggigit pelan kulitku yang sensitif hingga aku bergetar dibuatnya.

Oh, aku akan sangat betah dikamar, pikirku.

Sungguh, menghabiskan pagi di Greece terasa seperti di surga bagiku.

***


Ahn Rin Young’s


Pagi yang sangat cerah. Dan indah. Sudah hampir setengah jam aku hanya duduk disini, di balkon kamar kami; memandang laut dan matahari yang perlahan naik dari persembunyiannya. Kyuhyun masih tidur—tentu saja, sedangkan aku sudah bangun sejak tadi untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang harus kami bawa untuk menghabiskan waktu di Pantai Kamari seharian ini.

Aku melirik jam dinding dan— meskipun belum mandi—memutuskan untuk turun sebentar, mengecek menu sarapan yang telah kami pesan ke pemilik vila kemarin. Aku keluar pintu kamar setelah sebelumnya mengganti bajuku dan merapikan posisi selimut Kyuhyun yang turun hingga ke kakinya.

“Pagi Sungmin kakaak, pagi Wookie....” Sapaku dari tengah tangga. Ryeowook dan Sungmin ternyata juga sudah bangun, tapi, sama sepertiku, juga terlihat belum mandi.
“Hey, kau sudah bangun Rin-ah?” Ryeowook mendongak dan menghentikan sementara kegiatannya yang sedang memotong jeruk sunkist di dapur.

“Ne,aku sudah rindu berkumpul di dapur bersama kalian..” Aku tersenyum lebar. “dan lihatlah..ternyata kita semua sama-sama belum mandi!” Menyadari hal ini, mereka berdua tertawa.

Setelah menuruni tangga,aku langsung menghampiri keduanya di dapur.

“Benar, aku sungguh merindukan saat-saat seperti ini, bebas dari schedule pagi, bebas dari keharusan untuk segera mandi..” Sungmin masih terkekeh. Aku mengangguk sembari tersenyum.
“Eh Ming Oppa, sini kubantu. Ini hanya perlu dipindahkan ke piring saji saja, kan?” Aku menempatkan diri di sebelah Sungmin, yang sedang disibukkan dengan tumpukan kotak-kotak makanan di hadapannya.

“Ne, pemilik villa sudah menyiapkan, kita tinggal makan saja. Enak juga kan sekali-kali seperti ini, Rin-ah?” Aku mengangguk-angguk menyetujui. “Eh, Rin-ah.. coba yang ini.. enak sekali..” Sungmin menyendokkan sepotong makanan mirip roti dari loyang kaca, lalu mengarahkannya ke mulutku. Aku mengunyahnya dan sedikit terkesiap. Ternyata, meski kelihatannya agak aneh,rasanya enak juga.

“Wah, mashitaa.. keju dan bayam ya? Sepertinya kapan-kapan kita harus coba buat ini di dorm!” Sungmin dan dan Ryeowook langsung mengangkat ibu jarinya, setuju dengan ideku. Tepat pada saat itulah Nari keluar kamarnya diseberang dapur.

“Pagi semuaaa..” Sapanya ceria. Kami bertiga langsung serempak menjawab dan aku sempat menyenggol Sungmin sambil berbisik bahwa Nari juga belum mandi. Sungmin mendengus geli.

Aku melirik cup bekas ramyun ditangan Nari, “Ramyun lagi?”
“Ne.. kau itu, seperti tidak tahu saja kebiasaan sebelum tidur Dong Oppa, Rin-ah..” ia membuang cup ramyunnya ke tempat sampah. Kami semua terkikik membayangkan Shindong tidak bisa tidur karena kelaparan, dan ramyun selalu menjadi penyelamatnya.

“Jadi… haruskah kita mandi dulu atau kita langsung sarapan saja?” Tanyaku pada Ryeowook, Sungmin dan Nari.
“Langsung sarapaaan!” Jawab mereka serempak—sedikit terlalu antusias. Setelah itu kami semua tertawa.

Setelah beberapa saat menata sarapan, satu persatu orang mulai keluar dari kamar masing-masing. Siwon, Eunhyuk, Leeteuk, Kangin, Heechul, Bin, Shindong dan Yesung  sudah siap untuk sarapan dan—memang benar, kami semua sedang menikmati waktu bermalas-malasan, karena ternyata tidak ada satupun dari kami yang sudah mandi sebelum keluar kamar. 

Sekarang hanya tinggal Kyuhyun dan pasangan MinHae yang belum keluar dari kamar. Aku pun pamit sebentar untuk membangunkan Kyuhyun, sedangkan semua orang sepakat untuk memberikan “waktu tambahan” pada pasangan MinHae untuk kegiatan apapun yang sedang mereka kerjakan di kamar. Aku jamin tidak ada yang berani mengetuk kamar pasangan itu karena takut menemukan “pemandangan” yang tidak perlu dilihat. Begitulah, tak perlu kujelaskan lagi mengapa kami menyebut mereka “pasangan porno”.

Ketika sampai di pinggir ranjang kamar kami,tanpa sadar aku malah melupakan niat awalku. Melihat Kyuhyun tidur pulas seperti ini memang sering membuatku tidak tega membangunkannya. Akhirnya aku malah asik memandanginya dan ikut berbaring menyamping di sebelahnya. Aku sedang mengusap pipinya ketika akhirnya ia mengerjap dan perlahan membuka matanya. Masih dengan mengantuk, ia langsung tersenyum menatapku seraya menggumamkan ‘Selamat pagi’ tanpa suara. Namun, beberapa detik kemudian, ia mengerutkan dahinya dan memandangku dengan sedikit cemberut.

“Kau sudah mandi?” Tanyanya dengan bibir yang dikerucutkan.
“uh? Belum. Semua yang sudah bangun juga belum ada yang mandi. Memangnya kenapa?” Aku ikut mengerutkan dahi, tidak yakin akan maksud di balik pertanyaannya.

“Lalu.. kenapa sudah ganti baju?” ia mengubah ekspresinya lagi menjadi seringaian nakal.
Aku berpikir sejenak, mencerna baik-baik kalimatnya. Dua detik kemudian, aku menimpuk bantal ke wajahnya.

Aigoo~ dasar jahil..

***

Kami kemudian turun ke lantai 1 dan bergabung di ruang makan. Sebagian member ada di meja makan, sebagian di sofa ruang tv, sisanya memilih sarapan di pinggir kolam renang. Aku mengajak Kyuhyun untuk duduk di meja makan saja; ia mengangguk, tapi lalu alisnya berkerut sedikit saat menyadari dua kursi kosongnya terpisah jauh. Matanya langsung memincing ke beberapa orang yang sedang sarapan, lalu berhenti saat menemukan satu korban; Eunhyuk. “Yak Hyukjae, minggir kau.. sana pindah ke kursi di pojok. Aku dan Rin ingin duduk bersebelahan!”

Eunhyuk mendongak, menatap Kyuhyun dengan pandangan mengapa-kau-tega-menganggu-waktu-sarapanku-yang-berharga-ini. Akhirnya, tanpa banyak bicara—hanya menggerutu sedikit— Eunhyuk pindah ke kursi yang dimaksud oleh Kyuhyun tadi. Aku dan Kyuhyun kemudian duduk dan memulai sarapan kami.  

Kami semua sudah hampir selesai sarapan ketika tiba-tiba terdengar suara Min dari lantai atas, “Morning all. Morning girls…” Katanya padaku dan Bin. Min dan Donghae ternyata sudah bangun. Sekarang mereka sedang berdiri membungkuk sambil menopangkan tangannya  ke pagar pembatas tangga. Bibirnya menyunggingkan senyum yang mencurigakan.  

“Bagaimana semalam?? Aigoo aigooo.. lihatlah Heechul Oppa dan saudaraku terkasih, Cho Kyuhyun, bukankah mereka terlihat bahagia pagi ini? Aku sangaaat bahagia karena dua sahabatku sudah mau memakai oleh-oleh dariku.. dan aku yakin kalian semua yang ada disini, juga pasti ikut berbahagia sepertiku, bukaaan???” Min menyeringai lebar. 

Sungguh pengumuman yang penting, Min, pikirku. Aku dan Bin langsung melotot ke arah Min, sedangkanKyuhyun tersedak sampai-sampai aku harus membantunya minum dan menepuk-nepuk punggungnya. 

Bukankah seharusnya aku yang lebih kaget dan kikuk? Kenapa jadi ia yang tersedak? Sementara itu Heechul melempar tatapan nakal kepada Bin, membuat yeoja-chingunya itu menutup mukanya karena malu. Tak pelak, ‘pengumuman’ Min membuat semua orang menertawakan kami. Tawa meledek.

Ya Tuhan.. bolehkah aku menghilang sekarang?

***

Park Min Young’s

“Morning all. Morning girls...” sapaku dari lantai dua sambil memandang ke arah ruang makan di lantai bawah yang dipenuhi oleh beberapa member dan juga sahabat-sahabatku yang tampak baru menyelesaikan sarapannya. Tampaknya kami sedikit terlambat untuk sarapan—terima kasih pada Hae yang menahanku ditempat tidur cukup lama. Suasana hatiku yang sedang gembira mendorongku untuk sedikit menggoda mereka pagi itu.

“Bagaimana semalam?? Aigoo aigooo.. lihatlah Heechul Oppa dan saudaraku terkasih, Cho Kyuhyun, bukankah mereka terlihat bahagia pagi ini, Hae? Aku sangaaat bahagia karena dua sahabatku sudah mau memakai oleh-oleh dariku.. dan aku yakin kalian semua yang ada disini, juga pasti ikut berbahagia sepertiku, bukaaan???” sambil cekikikan bersama Donghae, aku menuruni tangga dan sampai di antara mereka semua tepat saat Kyuhyun tersedak dan aku dihujani oleh pelototan dari Bin dan Rin.  Dua jari tanganku langsung terangkat membentuk tanda “peace” dan mengajak mereka semua berdamai.

Member yang ada disitu mulai tertawa mendengar godaanku. Aku dan Donghae menarik dua kursi yang kosong di dekat Hyukjae dan mulai menikmati sarapan kami. Saat sedang mengunyah sarapanku, aku tidak tahan untuk kembali menggoda Kyuhyun, yang sejak tadi hanya diam dengan muka sedikit merona.

“Bagaimana semalam? Seru sekali yah? Kau terlihat lelah, Kyu.” Pancingku. “Makanlah yang banyak, pasti tenagamu terkuras banyak kan?” aku menepuk-nepuk pundaknya bersimpati, lalu menoleh pada Donghae. “Hae baby, kau juga harus mengganti tenagamu setelah... ehm,banyak berolahraga. Ini, makan yang banyak, arrachi?”

“Apa kepalamu terbentur saat bangun tidur?” Kyuhyun membuat kepalaku menoleh lagi dengan cepat.
“Hmm? Ah, jangan mengalihkan pembicaraan. Cepat ceritakan, apa kau membuat Rin puas? Kau—”
“—pasti terbenturnya keras sekali ya. Sepertinya kau gegar otak.”
“—tidak membuat malu darah keluarga Cho kan? Kau tahu, terkadang aku malu berbagi darah yang sama denganmu.”

“Jangan-jangan Donghae hyung membantingmu terlalu keras ke kasur sampai-sampai kepalamu cedera.”
“Tapi sekarang rasanya kau bisa masuk ke dalam Min's Line. Ini sebutan untuk orang-orang tertentu yang.. yah sebut saja agak mirip denganku. Hyukjae sudah pasti termasuk di dalamnya. Heechul oppa, dan Teukie oppa juga.”

“Aku??” Teukie mengangkat kepala dari atas sarapannya.
“Oppa, jangan menyangkal kalau kau juga mesum! Aku tahu kau menyembunyikan banyak majalah dewasa di bawah tempat tidurmu.”

“Dan tentu saja, gejala gegar otak salah satunya adalah meracau.”
“Kau sangat menyebalkan, tahu!” jeritku akhirnya, mendelik pada Kyu.
“Kau sangat menyebalkan, tahu!” Kyuhyun meniru jeritanku dengan nada yang dibuat-buat.

“. . . ”
“. . ."

Aku mendengus dan membuang muka kesal. Dasar, Kyuhyun selalu saja tahu cara merusak pagiku yang indah ini.

***


Ahn Rin Young’s
Jumat Siang - Pantai Kamari, Santorini.


“Unnie, lenganmu itu benar-benar pemandangan langka ya..” Bin menyikutku pelan. Kami sudah sampai di Pantai Kamari dan sedang duduk-duduk di pinggir pantai. Heechul dan Kyuhyun sedang ke mini market untuk membeli minuman dingin, sementara yang lainnya sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

“Eh? Maksudmu?”

“Ya itu, lenganmu. Jarang-jarang aku melihatmu pakai baju tanpa lengan seperti itu. Rin Unnie dan Kyu Oppa.. kalian benar-benar pasangan sehatii! Hobinya pakai baju yang panjang-panjang. Kkkk…” Bin terkikik sendiri, kemudian melanjutkan lagi, “Sebenarnya Unnie cocok juga pakai baju yang sedikit sexy seperti ini.. Yang langsung membuatku  tertawa. Sungguh, baju ini menurutku biasa saja, bentuknya memang strapless—sebatas dada— tapi bawahnya tetap saja panjang, berupa maxi dress.

“Dress itu juga cocok sekali untukmu, sayang. Sangat cute..” Senyumku merekah saat memperhatikan mini dress putih yang melekat manis di tubuhnya. “Umm, tapi Bin, ku ingatkan lagi ya, aku tidak akan pernah bisa menyaingi keseksian Unniemu yang satu itu..” Kataku sambil memberi kode pada Bin untuk melihat Min—yang sedang melepas bajunya, dan kini memperlihatkan bikini bergaris-garis biru yang membalut tubuhnya. Sudah bisa ditebak: sangat sexy.

“Wuaaahhh…” Bin berteriak takjub.

Sementara Donghae terlihat menatap Min dengan sedikit merona, beberapa member di sekitar mereka sibuk bersiul menggoda Min yang tampak cuek, bahkan Eunhyuk sempat nyaris terjengkang dari tempatnya duduk saat melihat ‘pemandangan’ itu. Dari apa yang kulihat, kuduga otaknya kini sedang berpikiran yang tidak-tidak.

“Kau tidak pakai bikini juga Bin-ah?” Aku mengembalikan pandanganku pada Bin, balik menggodanya.
Shireoo, My Chul akan membunuhku di tempat.”

“Ey~ kurasa dia akan senang..”
“Ah.. itu..” Bin kemudian mendekat untuk berbisik padaku. “Kalau kami sedang berdua saja mungkin ia akan senang Unnie..” ia terkikik sambil menutup mulutnya, yang membuat mataku melebar.

“Aigo aigoo.. kau sudah besar rupanya, Bin-ah..” Kamipun tertawa bersama.
“Unnie, aku hanya bercanda lho. Lagipula, kenapa bukan kau saja yang pakai?”
“Yah benar, dan dunia akan langsung kiamat” Candaku. “Hmm omong-omong,” kataku melanjutkan, “ Bagaimana semalam?” Aku tersenyum mengingat kejahilan Min yang membuat kami harus memakai ‘oleh-oleh’ darinya tadi malam.

“Ahh Unniie, aku maluuu..” Jawabnya sambil menutup wajah.
“Kau tidak sendiri Bin-ah, akupun jadi korban terornya semalam” Aku mengembuskan napas sambil menggeleng kecil. “Unniemu itu memang bisa sangat merepotkan kan, Bin?”
“Setuju seratus persen, Unnie! High five!” lalu kamipun larut dalam tawa.

Tepat pada saat itu, Heechul muncul dan memberikan sebuah es krim untuk Bin, membuat yeoja-chingunyaitu melonjak senang. Kemudian Heechul menarik Bin berdiri untuk bermain air di pantai. Lihat mereka, serasi sekali.  

Aku tersenyum sendiri memandangi ‘complex couple’ itu. Sebuah ketertarikan yang sangat ajaib. Heechul yang galak dan Bin yang kekanakan. Siapa sangka mereka bisa begitu awet bersama? Memang sungguh ajaib, betapa seorang Heechul yang dikenal pemarah, dapat selalu sabar menghadapi Bin yang terkadang manja dan mirip anak-anak. Sebaliknya, akupun sering dibuat takjub dengan Bin yang bisa begitu memahami sifat Heechul yang dikenal semaunya.

“Rin-ah, kau mau yang mana?” Pertanyaan Kyuhyun mengalihkan perhatianku dari BinChul couple kepadanya. Ia menyodorkan dua kaleng minuman ke hadapanku. Aku mengambil yang sari kelapa dan menggumamkan terima kasih padanya.

“Lihat mereka, Kyu. Mereka terlihat sangat bahagia bersama, ya?” Kyuhyun mengikuti arah pandangku pada BinChul couple dan tersenyum.

“Memang. Kau tahu Rin.. dulu sebelum Bin memasuki kehidupannya, Heechul hyung sangat sulit dikendalikan. Yah, aku tidak bilang kalau sekarang ia sudah berubah menjadi malaikat.. tapi ia jauh lebih tenang sekarang, terutama jika ada Bin didekatnya”

“Kudengar dulu moodnya sering sekali berubah secara mendadak ya?”
“Begitulah” Kyuhyun mengangguk. “Sebentar gembira, sebentar bad mood. Tapi percaya atau tidak, dengan kehadiran Bin disisinya, sekarang bisa ku katakan, stok bad moodnya hanya tinggal 30 persen”

“Yah.. terbukti sih..” Kami lantas terkekeh melihat pasangan yang sedang sibuk bermain di pantai itu. Bin kini sedang berusaha meloncat ke punggung Heechul, minta digendong, tapi Heechul berulang kali berlari menjauhi Bin sambil tertawa-tawa.

“Aku bersyukur kondisi jantung Bin masih sehat sampai sekarang..” Aku menahan tawa, tapi Kyuhyun malah terkekeh; tampak sangat mengerti dengan candaanku. Memang, terkadang aku khawatir melihat Bin yang harus terus-terusan menghadapi sifat Heechul yang temperamental dan seringkali ‘mengagetkan’.

“Jantung Bin mungkin saja masih normal, tapi tidak dengan kondisi kejiwaannya..” ia terkekeh lagi.
“Kyu..” Aku menatapnya dengan ngeri. “Jangan sampai Heechul Oppa mendengar kau berkata seperti itu tentang pacarnya..” Tanpa sadar aku jadi berbisik, padahal pasangan BinChul sudah jelas tidak bisa mendengarku.

“Biar saja, Bin jadi begitu juga karena tertular dia kan..” Kyuhyun mengucapkannya dengan santai, sama sekali tak mengacuhkan kemungkinan ia akan diterkam Heechul atau apa. Baiklah, sebelum pembicaraan ini jadi semakin menyeramkan, ada baiknya aku mengganti topik.

“Hey, kau tidak mau main, Kyu?” Aku membuka kaleng dan menyesap minumanku sedikit.
“Mmmh.. malas ah..” Kepalanya menggeleng samar.

“Lihat, Shindong Oppa dan Nari sedang seru bermain Voli pantai bersama beberapa member, dan kembaranmu bersama pacarnya itu, mereka semangat sekali bermain Jetski..” Kyuhyun menoleh ke arah pasangan MinHae yang tengah bersiap untuk menaiki jetski mereka, begitu juga dengan Kangin dan Sungmin dengan jetski-nya sendiri. 

Sudah tentu Min tidak akan melewatkan satupun fasilitas di pantai ini. Ia memang seperti itu, tidak takut untuk mencoba apapun. Kuduga setelah jetski, ia akan langsung menyambung permainannya denganbanana boat, flying fish dan entah apa lagi. Sejujurnya, aku bukan tipe orang yang terlalu menikmati tipe-tipe permainan seperti itu—meskipun juga tidak menolak— jadi aku senang-senang saja saat Kyuhyun hanya mengajakku duduk-duduk seperti ini.

Tidak jauh dari tempat duduk kami, kulihat satu lagi ‘pasangan’ yang tampak asyik sendiri, jauh dari para member lainnya. Mereka adalah Eunhyuk dan Leeteuk, yang puas memandangi para gadis-gadis berbikini yang lalu lalang di hadapan mereka. Aih, dasar dua oppa ini…

“Aigoo.. aku ngantuk..” Kata Kyuhyun tiba-tiba. Ia lalu merebahkan kepalanya ke pangkuanku, berbaring di atas pasir, lalu memincingkan matanya karena terpaan sinar matahari yang cukup menyilaukan. Aku mengambil kacamata hitam miliknya yang sudah kusiapkan di dalam tasku dan memasangkannya.

“Ah~ kau benar-benar selalu jadi penyelamatku, Rin..” ia mendesah bahagia lalu memejamkan matanya. Benar-benar, bocah ini tidak akan pernah merasa cukup untuk tidur. Bahkan saat sudah jauh-jauh ke pulau ini, ia malah memilih tidur siang di pinggir pantai— di pangkuanku.

Ketika Kyuhyun sudah tertidur, aku jadi tidak punya kegiatan lain selain sesekali terkikik karena Kyuhyun tidur dengan mulut setengah terbuka dan suara dengkuran samar. Tapi karena itulah aku jadi teringat bahwa ia belum sempat memakai sunscreen di wajahnya. Aku menjulurkan tangan ke dalam tas dan mengambil apa yang kucari. 

Sesaat kemudian, ide jahil tiba-tiba muncul di benakku.Baiklah,aku mengaku, untuk yang satu ini aku memang sudah tertular Kyuhyun; Aku jadi jahil. Tapi itu juga hanya berlaku bagi Kyuhyun. Aku tidak suka dijahili, maka aku juga bertekad tidak akan menjahili orang. 

Kalau begitu, mengapa aku suka sekali jika Kyu sedang berbuat iseng padaku ya?

Aku menekan tube sunscreen pelan, mengeluarkan isinya sedikit ke jari telunjukku. Kemudian, aku memulai karya “masterpiece”ku di wajah Kyuhyun. Ya benar, aku ‘melukis’ wajahnya dengan krim sunscreen berwarna putih susu itu. Siwon mendatangi kami tepat disaat aku baru saja selesai membubuhkan sedikit krim diujung hidung Kyuhyun. Siwon, yang awalnya bermaksud mengajak kami untuk naik Banana Boat bersama, malah kebingungan melihat wajah Kyuhyun yang coreng moreng akibat ulahku. Ia memperlihatkan gesture bertanya tanpa bersuara. Aku menyeringai.

“Pulas sekali dia, Rin. Apa dia sama sekali tidak terbangun selama kau mencoret-coret wajahnya itu?” Aku hanya menggeleng, lalu terkikik geli bersama Siwon. “Ah, Chakkaman..” Katanya tiba-tiba. Ia lalu mengeluarkan ponsel dari kantung celananya dan mengarahkannya ke depan wajah Kyuhyun untuk difoto, setelah itu, ia menyuruhku ikut berpose. 

Aku membungkukkan tubuh sedikit, mendekatkan diri dengan wajah Kyuhyun yang kini terlihat sangat lucu. Siwon memotret kami beberapa kali, lalu, seakan tak ingin ketinggalan momen penting ini, ia memosisikan diri di samping Kyuhyun dan mengajakku untuk foto lagi bertiga.Tanpa kesepakatan sebelumnya, kami berdua sama-sama langsung berpose “tanduk iblis”, mengakui diri kami sebagai iblis jahil.. cukup untuk siang ini saja.

“Kyuhyun menggemaskan sekali kan, Rin-ah?” Siwon menatap Kyuhyun dengan penuh cinta. “Sayang aku tidak bisa menciumnya sekarang karena aku akan merusak hasil karyamu,nanti..” Siwon tampak kecewa karena sepertinya ia sudah sangat rindu mencium Kyuhyun. Awalnya aku heran dengan kebiasaan cium-mencium yang dilakukan Siwon terhadap semua member—terutama Kyuhyun— tapi kini aku mengerti, itu hanyalah cara Siwon menyampaikan rasa sayangnya terhadap orang lain. 

Sungguh manis, bukan?^^

***


Hari sudah menjelang sore; kami sudah melewatkan makan siang yang lezat di sebuah restauran dipinggir pantai, menikmati berbagai hidangan laut segar seperti kerang, kepiting, ikan, cumi-cumi, hingga lobster. Sebagian dari kami kini memilih untuk bersantai sambil menikmati buah kelapa dipinggir pantai, sementara yang lain berniat untuk melanjutkan olah raga air yang tadi belum sempat dicoba. Karena aku dan Kyuhyun belum mencoba satupun olah raga air yang ada disana, Bin sontak menarikku sambil bercerita dengan riang betapa serunya permainan banana boat yang tadi sudah ia coba.

“Awalnya aku takut, Unnie.. tapi karena aku melihat Min Unnie naik itu, aku jadi ingin. Dan ternyata naik banana boat itu seruuuu sekali! Sekarang aku jadi ingin coba yang lain! Flying fish bagaimana menurutmu, Rin Unnie? atau perahu donat?” Bin terus saja berceloteh, sementara aku melirik Kyuhyun dengan pandangan bertanya. Sebenarnya akupun belum tahu apa ia mau bermain, tapi rasanya begitu, karena Hyung-hyungnya sudah mulai sibuk meledek Kyuhyun yang daritadi belum mencoba satupun olahraga air disini. Oh bukan, aku tahu ia bukannya takut, ia hanya malas. Aku paham benar, ia lebih suka tidur daripada berlelah-lelah bermain.

Akhirnya, dengan sedikit desakan dari hyung-hyungnya, Kyuhyun bersedia ikut bermain dan—bukannya banana boat atau perahu donat— ia malah langsung mengajakku naik flying parachute berdua. Beberapa member di dekat kami sontak bertepuk tangan. Mungkin mereka tidak menyangka jika Kyuhyun akan memilih olah raga yang terlihat cukup ekstrem ini.


Benar saja, olah raga ini memang bisa dibilang cukup menyeramkan karena menggabungkan dua elemen: udara dan air. Sebuah speed boat menarik parasut kami hingga terbang ke udara, namun disaat-saat tertentu, parasut kami akan turun dengan cepat, bahkan hingga tubuh kami tercemplung ke dalam laut. Kami membelah udara Pantai Kamari dalam kecepatan tinggi, sekaligus harus selalu bersiap menahan napas jika sewaktu-waktu kami terlempar ke dalam air. 

Kyuhyun yang awalnya tenang, lama-kelamaan menjadi histeris, terutama setiap tubuh kami jatuh ke dalam air secara brutal. Ia berteriak setengah bercanda setengah kesal pada pengemudi speed boat-nya agar lebih stabil mengemudi dan tidak terus-terusan menjatuhkan kami ke dalam air. Namun tampaknya si pengemudi menikmati betul teriakan-teriakan histeris kami, karena ia malah semakin brutal mengendaraispeed boatnya. Ketika waktu bermain kami habis, kusadari Kyuhyun sudah tidak marah-marah lagi, tapi wajahnya lebih terlihat seperti orang yang hilang arah dan mengalami shock tingkat tinggi.

“Kyu.. kau baik-baik saja?” Astaga, aku juga baru sadar kalau suaraku sudah berubah sengau. Ini pasti akibat terlalu banyak air yang masuk ke hidungku saat bermain tadi.

“ … ” Karena Kyuhyun diam saja, aku memanggilnya lagi,

“Kyuhyun-ah?”

“ … ”

“Cho Kyuhyun! Kapten Cho! Chubyyy!!” Aku menepuk-nepuk pipinya. Kyuhyun mengerjap-ngerjap dan perlahan kulihat ‘nyawanya’ berkumpul kembali ke dalam tubuhnya.

“Pengemudi speed boatnya…” ia masih memandang kosong ke depan sambil menggeleng-geleng samar. “Evil.. dia evil..” Kyuhyun kemudian menggaruk dan menarik-narik rambutnya dengan ekspresi frustasi, tapi aku malah tertawa dibuatnya. Bagaimana mungkin seorang evil, mengatakan orang lain sebagai evil?  

Setelah merasa Kyuhyun cukup pulih dari shocknya, aku mengajaknya menghampiri Leeteuk dan Eunhyuk yang akan naik perahu donat berdua, menggantikan pasangan MinHae yang baru saja selesai bermain. Sesaat kemudian, secara ajaib Kyuhyun sudah sibuk terbahak-bahak, menertawakan Leeteuk dan Eunhyuk yang terpantul-pantul di atas perahu donat mereka. Cepat sekali moodnya berubah, batinku. Pasti ia merasa senang, karena ada orang lain yang juga tersiksa selain dirinya. Dasar! Disamping Kyuhyun, Min-pun tak kalah bahagianya.

“HYUKJAEEE-YAAAH…BUAT DIA JATUH! BUAT DIA JATUUH!!” Teriak Kyuhyun kencang kepada Eunhyuk, menyuruhnya untuk menceburkan Leeteuk ke air. Sejurus kemudian, Min menepuk keras bagian belakang kepala kembarannya itu sembari melotot.

Plakk!

“Yakkk! Jangan ganggu Oppaku!”

“Apppoooo! Aishh kau ini!!” Kyuhyun menggosok-gosok kepalanya, mencibir. “Aku kan cuma cari hiburan..” Tambahnya, terlihat kesal.

“Itu urusanmu, asal jangan Oppaku!” Min membentak Kyuhyun lagi.  “Kenapa bukan Hyukjae saja? Karena dia ikan teri, seharusnya kita mengembalikan dia ke habitatnya!” Sahut Min asal.

Sepertinya Kyuhyun suka sekali dengan ide itu, matanya langsung membulat bahagia.
Aku menggeleng pasrah melihat kelakuan eviltwins ini. Sungguh, kolaborasi mereka terkadang memang sangat susah untuk ditanggung. Lihat saja Donghae, ia juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan ikan teri kesayangannya itu.

Jadi begitulah, setelah itu evil twins sibuk meneriakkan kalimat-kalimat provokatif kepada Leeteuk untuk menceburkan Eunhyuk. Sesaat kemudian, Leeteuk pun benar-benar termakan hasutan evil twins, sehingga ia menendang-nendang eunhyuk sampai tercebur kedalam air. 

Kyuhyun dan Min sontak terpingkal-pingkal sambil beberapa kali berhigh-five. Tsk..tsk..dalam urusan membully orang, baru mereka bisa akur, pikirku.

~To Be Continued~

Preview Chapter 30

Park Min Young’s 

Demi apapun, aku sama sekali tidak mengerti isi rapnya! Yesung mencampur bahasa Inggris dengan bahasa alien yang tak seorang pun bisa mengerti dan sukses memancing tawa dari semua penontonnya. Aku bahkan sampai menggebrak-gebrak meja saking hebohnya tertawa. Satu gelas soju tumpah karena gerakanku dan mengenai lengan Donghae, tapi bahkan ia pun tidak menggubrisnya karena sibuk menertawakan aksi hyungnya yang satu ini. Hingga Yesung menyudahi penampilannya dengan cool, aku masih belum bisa berhenti tertawa.

Ahn Rin Young’s

Aba-aba dari  Eunhyuk yang menjadi wasit hanya berhasil menerobos masuk ke telinga kiri dan langsung keluar lagi dari telinga kananku tanpa bisa benar-benar ku cerna. Atas ide ‘brilian’ dari Shindong, setelah makan malam yang dilengkapi dengan pesta barbecue tadi, kami akhirnya bermain card-kissing game; memindahkan kartu dari mulut ke mulut. Kyuhyun dan aku, yang pada awalnya bersikeras ingin menjadi wasit malah berakhir masuk di tim 2 bersama pasangan BinChul, Siwon dan Yesung. Semua orang memaksa kami untuk ikut bermain dan tidak mau menerima alasan apapun yang kami lontarkan. Benar-benar tak ada ruang untuk menghindar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar