Senin, 08 April 2013

Sexy Free and Single [Chapter 27]

Park Min Young’s
Kamis Sore - Restauran Pirouni, Firostefani-Santorini



Bersama-sama, kami pun segera menuju restauran dengan berjalan kaki karena masih berlokasi di Firostefani. Tidak sampai lima menit berjalan kaki, kami sudah sampai dan langsung duduk dalam meja panjang di balkon yang bisa menghadap ke lautan. Restauran yang kami tuju menyajikan makanan tradisional Yunani, yang kebanyakan didominasi oleh seafood. Walaupun ada beberapa member yang tidak terlalu pandai menyesuaikan lidah dengan makanan asing, tapi kami sepakat untuk mencoba masakan Yunani pada malam pertama kami bersama disini.

Untukku, aku memesan Prawn Saganaki, yang berupa masakan seafood dalam pan dengan keju feta diatasnya. Donghae memesan Calamary, yang tidak disangka berukuran sangat besar dan mengenyangkan. Sementara yang lain di sekitarku juga sibuk mencoba berbagai menu makanan Yunani, aku memandangi pemandangan luar biasa dari balkon restauran ini. Sekarang memang sekitar waktu matahari terbenam, jadi semburat warna jingga dari matahari menempel rendah pada pegunungan yang menghitam, yang muncul dari hamparan permukaan laut yang mengelilingi pulau. Ada dua hal yang aku sadari sore ini; pertama adalah cantiknya panorama ciptaan Tuhan—Siwon pasti setuju denganku—dan yang kedua adalah senyum Donghae merupakan senyum paling manis dengan dilatarbelakangi sunset.

“Guuuuys... ayo kita berfoto dulu dengan latar matahari terbenam!” seruku, yang langsung disambut gembira oleh seluruh member. Semua langsung sibuk mengambil posisi, sementara aku meminta pelayan untuk mengambilkan foto kami semua. Sayang sekali KyuRin couple tidak bisa ikut berfoto bersama kami. Tapi nanti malam ketika KyuRin sudah bergabung, kami akan berfoto bersama lagi, janjiku.

“Ready, one, two, three. Say Greece..!” si pelayan mengambil beberapa foto kami dalam beberapa pose yang berbeda, dan hasilnya sungguh menakjubkan! Aku tidak akan pernah melupakan momen indah ini selamanya.
Kami menikmati makan malam yang luar biasa malam ini. Makanan yang disajikan sangat enak, dan celotehan para member pun membuat suasana menjadi hangat dan kekeluargaan. KyuRin datang tidak lama setelah makanan mulai dihidangkan, dan mereka pun bisa ikut makan bersama kami semua.

“Karena KyuRin tadi tidak ikut difoto, suatu saat nanti ketika anak-anak mereka melihat foto ini dan menanyakan keberadaan kedua orang tuanya, aku akan bilang bahwa KyuRin sedang sibuk membuat mereka.” Hyukjae masih saja menggoda KyuRin, yang langsung ditimpali tawa kami semua. Hanya saja Yesung ikut terbahak lima detik kemudian, dan tawanya adalah yang paling heboh. Oppa yang satu ini memang seringkali telat.

“Ah-ah... hana dul set.” Seru Donghae di tengah-tengah percakapan. Itu adalah caranya untuk menarik perhatian semua orang. Ketika semua perhatian sudah tertuju padanya, Donghae dengan luwes mempersilakanku yang berbicara.

“Aku dan Donghae punya oleh-oleh untuk kalian, bagaimana kalau dibagikan sekarang?”
“Yeaaaay!!” terdengar seruan antusias dari segala penjuru meja.

Aku mulai membagikan oleh-oleh yang kupilih bersama Donghae saat di Universal Studio. Oleh-oleh untuk para namja terdiri dari beberapa jenis barang, ada kaos Transformers (Donghae yang pilih), sandal, topi, magnet kulkas, dan kaos kaki. Semua bebas memilih apa yang mereka sukai. Seperti yang kuduga, Hyukjae langsung mengambil topi, sementara Siwon memilih magnet kulkas. Teukie juga mengambil topi dengan model berbeda dari Hyukjae, Kangin memilih sandal, Yesung dan Heechul memilih kaos, sementara Ryeowook memilih magnet kulkas untuk disimpan di dorm. Sungmin dan Kyu memilih kaos kaki dengan motif sama, dan Shindong mengambil sandal dengan warna yang berbeda dari Kangin. Untuk para yeoja, aku membelikan bermacam-macam permen dan cokelat Hello Kitty. Semuanya tampak sumringah dan berterima kasih mendapat oleh-oleh—beberapa bahkan langsung memakainya saat itu juga—membuatku dan Donghae sangat senang melihatnya.

“Oh, masih ada lagi!” seruku, kembali menarik perhatian semuanya. “Aku membelikan oleh-oleh tambahan untuk Rin dan Bin,”—aku memberi pandangan penuh arti ke Heechul dan Kyu yang tampak clueless, sementara disebelahku Donghae sudah mulai tersedak tawanya sendiri—“tapi berjanjilah kalian harus memakainya, karena aku sudah susah payah memilihnya.”

Bin dan Rin tampak bersemangat menantikan oleh-oleh tambahan dariku. Mata keduanya membulat penuh antisipasi. Rin mengangguk setuju sementara Bin berseru, “Tentu saja unnie! Aku akan langsung memakainya saat ini juga!”

Donghae tampak akan terjungkal sewaktu-waktu karena meledak tertawa. Tapi aku memberi tatapan padanya untuk menahan tawanya itu sampai nanti. “Errr, Bin, kurasa tidak perlu langsung dipakai saat ini juga,” Aku memberi jeda, sementara otakku sibuk membayangkan apa jadinya kalau mereka langsung memakai hadiahku saat ini. Aku pasti mati digantung Heechul. Dan juga dicambuk Kyu. Tapi sebelum itu, aku mungkin juga sudah mati karena tertawa. “karena akan repot jadinya.” Lanjutku datar.

“Oh, begitu. Lalu kapan kami harus memakainya?”
“Err.. malam ini? Pakailah sepulangnya dari sini, ya? Kalian berjanji?” kulihat keduanya mengangguk mengiyakan.

Ya ampun...
Aku. Tidak. Kuat. Ingin. Tertawa!

“Nah, ini hadiah untuk Bin, dan ini untuk Rin.” Aku memberikan dua kotak berpita pada keduanya, susah payah mengatur suaraku agar tidak meledak tertawa.
Perlahan, keduanya membuka pita pembungkus yang terdapat diatas kotak hadiahku, membuka tutup kotaknya, dan mengangkat bahan halus tersebut dengan kedua tangannya hingga bentuknya bisa dengan jelas terlihat semua member.

...

Hening sejenak. Sebelum kemudian,
Kyaaaaaaaaaaa~!!”

Sontak, seluruh kejadian berlangsung pada saat yang hampir bersamaan seiring dengan jeritan Bin begitu menyadari benda pemberianku. Seluruh member di meja itu langsung berdiri dan berteriak-teriak dengan berisik menyatakan antisipasinya terhadap imajinasi Bin dan Rin memakai lingerie seksi; Heechul melompat dari kursinya dan memeluk Donghae penuh syukur, bahkan mengajak seluruh teman-temannya bersulang dan berputar-putar mengelilingi meja merayakan kegembiraannya karena menurutnya aku telah membantu mendewasakan pacarnya; dan Kyu, disisi lain, juga (berniat) melompat dari kursinya, tapi karena terlalu terburu-buru—atau terlalu kaget—ia justru terjungkal di kursinya dan malah membuatku terbahak-bahak sampai melorot ke meja.

Tapi tawaku tidak bisa berlangsung lama karena sedetik kemudian aku menyadari bahwa Kyu sudah bangkit dan akan berlari ke arahku, tampak akan melahapku dalam sekali telan. Aku buru-buru berlari mencari perlindungan ke balik Teukie dan Kangin, setengah putus asa karena Donghae sedang sibuk diajak berputar mengelilingi meja oleh Heechul dan juga member lain di seberang meja, tidak bisa menolongku.

“Appaaaaaaa...! Oppaaaaaaaa...! Tolong, Kyu akan menerkamku!” pekikku dengan nada yang paling merana. Tentu saja, dua orang yang kusayangi ini tidak akan membiarkanku diterkam oleh Kyu—itu juga kalau keduanya bisa berhenti tertawa tepat pada waktunya sebelum Kyu bisa meraihku.

Oh ya, malam ini memang berlangsung dengan sangat luar biasa!

***

Hwang Bin Young’s
Kamis Malam - Villa - Firostefani, Santorini

Acara makan malam ini sangat berkesan bagiku. Aku tidak akan pernah melupakannya seumur hidupku dan mungkin juga seumur hidup semua orang yang berada di sana. Saking berkesannya, aku tidak mau meninggalkan restauran yang terletak di Firostefani itu. Alasannya, aku tidak sanggup berjalan pulang ke villa, kakiku lemas. Aahhh...bukan hanya kaki tetapi seluruh tubuhku lemas.

Sesampainya di Villa, aku merebahkan diri di sofa ruang santai. Semua member sudah bertebaran di segala penjuru ruangan. Aku tidak terlalu memperhatikan keberadaan mereka. Mataku fokus memandangi kotak berpita yang berisi hadiah dari Min unnie.

Oh dewa-dewi Yunani, apa yang harus aku lakukan? Hadiah dari Min unnie membuat jantungku pindah ke kepala dan berdetak dengan amat sangat cepat di sana. Setelah acara makan malam tadi yang dimeriahkan dengan pembagian oleh-oleh dari Min unnie, aku harus menanggung malu di depan semua member Suju termasuk Nari unnie. Sebenarnya aku tidak sendirian, Rin unnie juga menjadi korban kejahilan Min unnie. Namun, Rin unnie sepertinya masih bisa mengontrol dirinya, sedangkan aku rasanya ingin merosot dari tempat duduk dan menangis histeris di lantai saat masih berada di restauran.

Aku akui sewaktu Min unnie memberitahu kalau ia membawa oleh-oleh untuk kami semua dari LA, aku tidak sabar untuk menerimanya. Sebelum menyerahkannya kepadaku, ia memintaku berjanji untuk memakainya. Aku pun tidak pikir panjang dan langsung mengiyakan semuanya, malah aku sempat mengatakan untuk memakainya saat itu juga. Ketika aku membuka kotak dan mengeluarkan hadiah dari Min unnie, saat itulah beberapa organ tubuhku berpindah tempat serta tidak bisa berfungsi dengan baik dan benar. Min unnie memberikanku lingerie berwarna pink dengan renda hitam dan pita di bagian leher. Kalau mau tau apa reaksiku setelah mengetahui isi kado dari MinHae couple ini, aku hanya bisa menjerit...

Selain itu, ada hal lain yang mengganggu ketenangan hidupku yaitu reaksi pacarku. Aku pikir Heechul akan marah karena Min unnie telah mempermalukan aku di depan semua member. Dengan hadiah darinya itu jelas-jelas merusak imageku sebagai anak-anak. Keadaan bertambah parah saat Heechul dengan riang gembira mengucapkan terima kasih ke MinHae couple.

Rrrrrrr...hancur sudah reputasiku sebagai anak-anak.

Sekarang, katakan padaku, apa yang sebaiknya aku lakukan? Kalau aku memilih masuk kamar duluan, semua orang akan berpikir aku sudah tidak tahan mencoba memakai lingerie dari Min unnie. Tetapi kalau aku bertahan di ruang santai ini, aku jamin sebentar lagi mereka akan mendekatiku lalu membahas tragedi di restauran dan tidak akan berhenti meledekku. Aaarrrggghhh...

"Biiinnn...kenapa duduk di sini sendirian? Heechul hyung dimana?" Itu pasti suara Minnie oppa.

Aku masih terlalu lemas untuk mengangkat kepala dan melihat orang yang sedang mengajakku berbicara. Namun aku tetap berusaha menjawabnya dengan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki. "My Chul ada di kamar, oppa. Sepertinya ia kelelahan." Itu jawaban bohong. Benar pacarku berada di kamar, tetapi ia tidak sedang kelelahan. Sebaliknya, Heechul sangat bersemangat gara-gara kado dari MinHae couple untukku.

"Oohh...kalau begitu kenapa kamu tidak masuk kamar juga? Tidak biasanya Heechul hyung meninggalkanmu sendirian. Apa kalian bertengkar?"
"Anniyyoo...oppa. Kami baik-baik saja."

"Aahhh...aku tahu. Kamu tidak berani ke kamar karena harus menepati janji dengan Min, kan?" Minnie oppa tertawa puas sekali. Pasti ia mengingat kejadian di restauran tadi. Tuh kan aku benar, ada yang menghampiriku hanya untuk menggodaku.

"Ikh...terus saja meledekku!!!" Cibirku.
"Lagian kamu serius banget memandangi kotak hadiah dari Min. Aku daritadi mengajakmu bicara, tidak diperhatikan."

Ini salahku, kalau aku bisa bersikap biasa saja, mungkin tidak ada yang sadar dengan kegelisahanku. "Mianhae oppa. Aku tidak bermaksud mengabaikanmu." Akhrinya aku mendongakkan kepala dan melihat Minnie oppa yang pura-pura cemberut. "Oppa, kamu terlihat semakin menggemaskan kalau cemberut begitu. Oiya, bagaimana hari-harimu selama di Jepang kemarin? Apakah oppa merindukanku?" Mengalihkan topik adalah ide yang sangat brilliant.

"Tentu saja aku merindukanmu, aku juga merindukan semuanya. Untung kamu membahas tentang Jepang, aku baru ingat..."
"Ingat apa, oppa?" Tanyaku.
"Aku punya oleh-oleh untukmu."
"Haahh!!" Aku terkejut - panik - trauma.

"Jangan khawatir, kado dariku jauh berbeda dengan pemberian Min. Tunggu sebentar ya, aku akan ambilkan dulu." Minnie oppa sudah siap-siap menuju ke kamarnya. Namun, aku menarik tangannya...
"Oppa, bolehkah aku ikut ke kamarmu?"
"Eh, kalau Heechul hyung tahu bagaimana? Nanti dia marah padaku. Kamu tunggu di sini saja ya." Ia mencoba melepas genggaman tanganku.

Aku menahannya lebih erat. "Aku mau ikut. Please oppa!!!" Pintaku memelas.
"Hmm...baiklah, tapi hanya untuk ambil kado ya. Setelah itu kamu kembali ke kamarmu."
"Tapi..."

"Bin-ah, Heechul hyung akan membunuhku kalau tahu kamu berada dikamarku, dan bukannya segera kembali ke kamarmu. Kita semua tahu Heechul hyung itu pencemburu dan tidak akan membiarkanmu dekat-dekat dengan pria manapun selain dirinya. Aku mengerti perasaan Heechul hyung, dia hanya berusaha melindungimu."

"Kalian...maksudku member Suju kan bukan pria jahat. Seharusnya dia tidak boleh cemburu pada keluarganya sendiri. Aaahhh...sudahlah oppa, lupakan tentang pacarku. Sekarang tunjukan dimana kamarmu!!! Aku sudah tidak sabar mendapat hadiah darimu..."

Aku mengikuti langkah kaki Minnie oppa menuju kamarnya. Jangan berpikir yang macam-macam, aku ingin berada di kamar Minnie oppa bukan untuk membuat skandal. Aku hanya butuh tempat untuk persembunyian sementara. Jujur, aku belum sanggup bertemu Heechul. Terakhir kali ia bicara padaku, Heechul mengatakan akan menungguku di kamar dengan tatapan mata layaknya penggoda. Aku tahu maksudnya, ia menginginkan aku menepati janjiku ke Min yaitu dengan memakai lingerie darinya malam ini.

Ya, aku memang sudah berpacaran lama dengan Heechul. Kami juga sering tidur bersama, sudah tidak ada istilah canggung lagi dalam hal itu. Tetapi memakai lingerie di depan Heechul adalah sesuatu yang berbeda. Aku tidak pernah melakukannya. Menurutku lingerie hanya digunakan oleh wanita dewasa. Sedangkan aku merasa belum cukup umur untuk menggunakannya. Makanya aku mencari cara untuk mengulur waktu kembali ke kamar. Kalau aku terlalu lama berkeliaran di bawah, mungkin Heechul akan ketiduran saat menungguku kembali. Jadi, ia tidak akan mengingatkan aku tentang lingerie itu.

Aku tiba di depan kamar Minnie oppa. Di dekat kamar Minnie oppa, aku menemukan ada 3 kamar. Aku yakin kamar yang di dekat dapur itu pasti kamarnya Shindong oppa dan Nari unnie. Soalnya tadi Nari unnie yang mengatakannya padaku. Saat aku ingin melangkahkan kaki ke dalam kamar Minnie oppa, tiba-tiba aku mendengar suara dua namja keluar dari kamar yang berada di samping kamar Minnie oppa...

"Lho...lho...kamu mau bawa kotak itu kemana, Bin?" Suara Hyukie oppa membuat tubuhku berbalik menghadapnya.
"Kenapa kamu malah ke kamar Ming? Heechul hyung dimana?" Tanya Siwon oppa.

"Baru juga tidak bersama My Chul beberapa menit, sudah dua orang yang bertanya keberadaan pacarku. Yang pertama Minnie oppa dan kedua Siwon oppa. Apa aku terlihat aneh kalau berkeliling sendirian tanpa My Chul?"
"Tentu saja ini sangat aneh, Bin-ah. Heechul hyung itu bukan tipe orang yang mempercayakan pacarnya berkeliaran sendirian. Kalau kamu jauh dari jarak pandangnya, dia akan berteriak memanggilmu atau dia yang akan menyusulmu." Siwon oppa sibuk menggerakan tangannya saat berbicara denganku.

"Aahhaa...aku tau, jangan-jangan Heechul hyung sedang terikat di kasur dan mulutnya terbungkam. Lalu kamu sengaja mengulur waktu berkeliling di lantai bawah untuk membuat Heechul hyung semakin mendamba dan...!!!" Demi langit dan bumi, kenapa Hyukie oppa bisa-bisanya berimajinasi seliar itu dan diutarakan secara terang-terangan di depanku.

Tubuhku kaku mendengar perkataan Hyukie oppa. Tamat sudah riwayat sifat kekanak-kanakanku. Aku tidak bisa berkomentar apa-apa. Biasanya senjata andalanku yaitu menjerit histeris, tetapi aku tidak bisa melakukannya. Nanti Heechul akan turun ke bawah, menjemputku, dan menarikku untuk masuk ke kamar. Aku harus tegar, tidak boleh menjerit...

"Ooorrrzzz... Lee Hyukjae!!! Apa yang kau bicarakan? Tidak sepantasnya kau berbicara itu di depan Bin. Katanya kau orang yang taat beragama, tapi pikiranmu tidak jauh-jauh dari hal-hal porno. Kau harus lebih rajin ke gereja dan minta pengampunan. Supaya pikiranmu yang kotor itu bisa menjadi bersih dan jernih. Nanti sebelum kita tidur, aku yang akan memimpin doa agar dosa-dosamu diampuni."

"Kalian berdua sekamar, oppa?" Aku menatap takjub ke Siwon oppa dan Hyukie oppa, melupakan komentar Hyukie oppa tentang imajinasi liarnya, yang kemudian dibalas anggukan oleh keduanya. "Siapa lagi yang sekamar dengan kalian?"

"Tidak ada, hanya kami berdua." Jawab Hyukie oppa.
"Serius oppa??? Benar??? Kalian sekamar dan cuma berdua saja???" Berita ini benar-benar menghiburku dan mengembalikan tawaku yang telah hilang beberapa waktu lalu.
"Kenapa kamu tertawa Bin-ah? Apanya yang lucu?" Siwon oppa menunjukkan ekspresi bingung.
"Entahlah oppa, aku juga tidak tahu cara mendeskripsikannya. Menurutku, lucu saja membayangkan kalian satu kamar. Penentuan kamar berdasarkan permintaan kalian atau..."

"Mmm...berdasarkan jumlah kekayaan, tingkat ketampanan, dan juga tinggi badan. Kamu tahu kan Bin, aku berada di posisi pertama dari semua hal itu pastinya, dan Siwon yang terakhir. Supaya seimbang, yang meraih posisi pertama mau tidak mau sekamar dengan orang yang posisinya paling akhir. Aku tidak keberatan dengan peraturan itu. Lagipula sekamar dengannya tidak akan mengurangi harta kekayaanku, ketampananku, bahkan tinggi badanku." Kalau tadi Hyukie oppa memiliki imajinasi liar, sekarang ia berkhayal terlalu tinggi.

"Mwo??? Aarrgghhh...lagi-lagi membahas tentang kekayaan. Sudahlah, kita pergi saja ke ruang utama." Siwon oppa merangkul leher Hyukie oppa lalu menggeretnya. Aahh...Siwon oppa juga sempat memberikan salam perpisahan kepadaku, dengan melambaikan 3 jari tangannya. Yup, kebiasaan Siwon oppa yang masih tetap dipertahankan sampai sekarang.

Beberapa detik kemudian Hyukie oppa melepaskan rangkulan Siwon oppa, kemudian berbalik menghampiriku dan berkata... "Mian, atas perkataanku yang tidak sopan tadi ya, Bin-ah. Jangan katakan pada Heechul hyung kalau aku mengatakan hal yang tidak senonoh kepadamu. Kamu mengerti kan Heechul hyung itu tempramental?" Hyukie oppa membungkukan tubuhnya berkali-kali di hadapanku.

"Tidak apa-apa, oppa. Aku tahu oppa hanya bercanda. Tapi jangan diulangi ya, oppa. Imajinasimu menyeramkan." Aku bergidik ketakutan.
"Gomawo Bin-ah." Ia menunjukkan gummy smile-nya. "Aku ke ruang utama dulu ya..." Hyukie oppa berlari menyusul Siwon oppa.

Aku menelusuri kamar Minnie oppa yang ukurannya lebih besar dari kamarku maupun kamar MinHae couple. Kamar ini memiliki akses pintu menuju kolam renang. Waaahhh...kamar-kamar di villa ini benar-benar DAEBAK. Berarti selain Minnie oppa, kamar ini dihuni oleh 2 member Suju lain, yaitu Wookie oppa dan Yesung oppa. Sepertinya ini kamar yang paling besar diantara kamar yang lain...

"Ini oleh-oleh untukmu." Minnie oppa menyerahkan paper bag berwarna pink kepadaku.
"Terima kasih, Minnie oppa." Aku menerimanya dengan riang gembira. "Boleh aku buka sekarang, oppa?"
"Buka saja, itu kan sudah jadi milikmu."
"OMO!!! Dompet dan pouch-pouch berwarna pink?? Ini untukku??"
"Ne, itu semua untukmu." Jawab Minnie oppa disertai ekspresi aegyo-nya.

Aku selalu lumer setiap melihat Prince of Aegyo ini beraksi. "Aku sangat menyukainya, oppa. Sekali lagi jeongmal gomawo, oppa." Aku memeluknya dengan erat.
"Waktu itu kamu memintaku menemanimu shopping, karena kulit dompetmu sudah mulai mengelupas. Jadi dari awal kepergianku ke Jepang, aku sudah berniat untuk membelikanmu dompet dan beberapa pouch. Oiya, pouch yang ada di tas mu itu untuk make-up, obat-obatan, koin, ipod, dan satu lagi untuk apa?"

"Pouch untuk menaruh ‘perintilan-perintilan’ perempuan, seperti kunciran, jepitan, pin, gunting, dan gunting kuku."
"Oiya, aku hanya ingat kalau di tas mu ada lima pouch. Tapi aku lupa satu lagi untuk apa." Minnie oppa tersenyum padaku.

"Oppa, aku kembali ke kamar sekarang ya. Aku tidak sabar ingin mengganti dompet dan pouch-pouchdarimu. Pasti tasku akan senang kedatangan penghuni baru. Terima kasih, oppa." Aku memeluknya sambil lompat-lompat kegirangan dan langsung melesat ke kamarku.

***

Sepanjang jalan dari kamar Minnie oppa sampai ke kamarku, tidak henti-hentinya aku bersenandung riang. Aku bahagia mendapat hadiah dari Minnie oppa.

"Hai baby!!!" Sapaku ke Heechul saat tiba di kamar.
"Darimana saja? Kenapa baru muncul?"
"Tidak ada kata 'baby' dalam kalimatmu. Apa kamu marah?" Ciri-ciri Heechul marah yaitu tidak akan menemukan panggilan 'beb atau baby' saat berbicara denganku. Aku pun juga melakukan hal yang sama biasanya. ;p

"Iya, aku marah. Aku menunggumu daritadi, tapi kamu tidak segera kembali ke kamar."
"Mianhae baby. Tadi aku keliling lantai bawah. Oiya, tebak siapa yang sekamar dengan Siwon oppa? Kamu pasti akan terkejut, mau tahu? Yang sekamar dengan Siwon oppa adalah .... jeng...jeng...jeng...Hyukie oppa. Lucu ya mereka bisa sekamar?"

"Apanya yang lucu?" Tanya Heechul ketus.
"Entahlah, aku juga bingung menjelaskannya. Menurutku ini lucu saja. Kkkk." Aku terus mengoceh padahal suasana hati Heechul lagi bad mood. "Eh beb, kamarnya Minnie oppa besar lho. Ada akses pintu menuju ke kolam renangnya juga. Bagus deh pokoknya."
"Kok kamu bisa tahu? Kamu masuk ke kamar Ming tadi?"

Oh No!!! Tidak seharusnya aku membahas topik ini di saat suasana hati Heechul sedang buruk. "Mmm...tadi aku masuk ke kamar Minnie oppa untuk mengambil oleh-oleh darinya." Aku menunjukkan paper bagberwarna pink dihadapan Heechul. "Sini beb, aku kasih liat." Aku menarik tangan Heechul dan duduk di sofa. "Minnie oppa memberikanku dompet dan pouch-pouch berwarna pink ini. Cantik kan???"

Heechul tidak berkata apa-apa dan hanya menganggukan kepala. Ekspresinya masih menyeramkan.
"Aku akan mengganti dompet dan pouch yang lama dengan yang baru ah...!!!" Aku mengambil tas ku dan mengeluarkan semua isinya.
"Kamu langsung memakainya?"
"Ne baby, mereka semua sudah waktunya pensiun dan diganti yang baru."

Aku masih duduk di sofa yang berada di sudut ruangan untuk menata semua barang-barangku ke dalampouch. Sedangkan Heechul malah berbaring di tempat tidur. Aku tidak berhenti tersenyum selama merapikan isi tas ku dan melihat semuanya baru. Setelah itu aku berjalan menuju meja rias untuk membersihkan make-up ku.

"Selesai!!! It's time to sleep". Kataku sambil merenggangkan otot.
"Mwo? Kamu sudah mau tidur?"
"Kenapa kamu terkejut begitu sih baby? Ada yang salah dengan kata-kataku?"
"Kamu tidak melupakan sesuatu?" Tanya Heechul.
"Hmm...aduuhhh...apa ya beb? Sepertinya aku selalu melupakan segala hal." Aku tersenyum tiga jari.

"Ganti bajumu, baby!!" Perintah Heechul padaku.
"Aahhh...iya, aku lupa mengganti baju tidur. Tolong ambilkan di lemari donk, baby. Aku sudah meletakkan baju-baju kita di lemari. Apapun pilihanmu, akan aku pakai."

"Apapun?" Heechul tersenyum penuh arti.
"Iya baby, aku sudah tidak sanggup bergerak."

Heechul tidak berjalan menuju lemari pakaian, tetapi ia malah ke arah sofa dan mengambil sebuah kotak kado berpita. Mataku terus mengamatinya, tidak mengerti apa yang dilakukannya. Bukankah aku meminta tolong untuk mengambilkan piyama di dalam lemari? Lalu kenapa ia malah membawa kotak itu ke pangkuanku?

~To Be Continued~

Preview Chapter 28a

Ahn Rin Young's
Aku mengganti maxi dressku dengan lingerie itu dan bercermin di kaca besar kamar mandi.
Oh tidak.
Tidak.tidak.tidak.
Aku tidak tahu bagaimana harus bersikap di depan Kyuhyun dengan pakaian seperti ini. Demi Tuhan, aku tidak ingin Ia berpikir macam-macam. Hhhh, sungguh, kalau ada satu janji yang paling ku sesali, mungkin janjiku pada Min untuk memakai barang pemberiannya ini akan menempati posisi pertama.

Park Min Young's
Tanpa perlu menjawab—setidaknya tidak perlu di depan publik—aku menarik Donghae ke dalam kamar. Akan kubuat Donghae menyadari bahwa aku pun mencintainya dan cintaku padanya sama besarnya dengan pembuktiannya barusan.
Suara gerutuan terdengar dibelakangku menandakan rasa kecewa penonton. Oh, aku sebaiknya tidak lupa mengunci pintunya rapat-rapat.

Hwang Bin Young's
Beberapa saat kemudian, aku keluar kamar mandi dengan tubuh bergetar, pasti wajahku lebih pucat daripada mayat hidup sekalipun. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku berhadapan dengan Heechul dalam keadaan seperti ini? Seandainya aku tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, aku tidak perlu menepati janjiku untuk memakai lingerie dari MinHae couple. Liat saja nanti, akan aku balas mereka…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar