Sabtu, 02 Maret 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 23]

Hwang Bin Young’s
Rabu Dini Hari waktu Seoul~ Flat Trio Young… 

Aku mengambil handphone ”rahasiaku” di dalam lemari pakaian. Aku menunggu telepon dari papa. Ketika aku melihat ada panggilan masuk dari "private number", aku langsung mengangkatnya. Seperti biasa, sebelum memulai percakapan, kami harus saling bertukar password. Lalu dilanjutkan dengan menanyakan kabar dan saling mengungkapkan kerinduan.

"Kamu jadi liburan ke Greece, princess?"
"Jadi donk, pa. Rin unnie dan beberapa member Suju sudah berangkat dari hari senin. Aku, Heechul, dan member Suju yang lain akan menyusul dan berangkat hari kamis."

"Kuliahmu bagaimana?"
"Aku kan sudah semester akhir, papa. Sekarang aku hanya disibukkan dengan tugas-tugas akhir. Hari senin aku sibuk dengan kegiatan theater, hari rabu diskusi dan sekarang sudah mulai mengerjakan project film, hari kamis ada kelas seminar skripsi setiap pagi, hari jumat bimbingan dengan dosen."

"Iya, papa tahu jadwal kamu, sayang. Maksud papa, kamu tidak masalah meninggalkan kegiatan-kegiatan itu?"
"Tenang pa, aku kan cuma bolos kamis dan Jumat. Kalau seminar skripsi, aku sudah ikut kelas yang hari selasa tadi. Aku juga sudah minta izin dengan dosen pembimbing karena tidak bisa bertemu hari Jumat. Tapi, aku janji akan email progress skripsiku Rabu malam nanti."

"Woouuww...my little princess sudah mulai dewasa, bisa mengatur semuanya dengan baik."
"Tidak juga kok, pa. Itu semua saran dari Rin unnie dan Min unnie. Kkkkkk."
"Aaahhh...ternyata kamu belum berubah ya. Lalu, bagaimana persiapan liburanmu?"
"Persiapan apa ya, pa? Packing maksud papa? Sudah donk, tadi dibantu My Chul."

"Jangan lupa bawa obat-obatan ya sayang! Jangan pakai baju-baju sexy selama di sana! Jangan pergi kenight club! Jangan gampang percaya sama orang asing! Jangan..."
"Aku belum pergi tapi papa sudah membuat daftar larangan sepanjang tembok Cina. Tidak perlu khawatir papa, aku akan baik-baik saja. Ada Heechul yang mendampingiku. Aku juga tahu, papa akan mengutus beberapa pengawal selama aku liburan, hayo ngaku?"

"Papa melakukannya demi keselamatanmu, sayang. Tolong mengertilah, papa tidak bisa bersamamu saat ini. Izinkan papa mengirim beberapa pengawal untuk mengawasimu selama liburan ini, ya?"
"Baiklah, aku izinkan. Lagian kalau urusan pengawalan, aku tidak pernah berhasil melarang papa. Iya kan?"

"Itu semua karena papa sayang padamu, princess."
"Aku juga sayang papa. Makanya aku selalu menuruti perkataan dan permintaan papa. Ada berapa banyak yang akan mengawalku di Greece?"
"Papa belum tahu. Secepatnya papa akan kabari kamu."

"Jangan lupa syarat mutlak dariku ya, pa!!! Orang-orang yang mengawalku harus professional. Jangan sampai sahabat-sahabatku dan member Suju tahu ataupun merasa kalau kami sedang diikuti dan diawasi. Kamar tempat kami menginap adalah privasi, mereka tidak boleh berada terlalu dekat dengan kamar kami."
"Deal!!!"

"Apa aku perlu membawa handphone “rahasia” ini saat berada di Greece, papa?”
"Tidak perlu, papa bisa memantau keadaanmu dari laporan pengawalmu di sana."
"Lalu, siapa yang akan melaporkan keadaan papa ke aku? Bagaimana kalau tiba-tiba aku sesak napas karena terlalu merindukan papa?"

"Hahahahaha...kamu belajar menggombal dari siapa, sayang? Heechul yang mengajarimu menjadi tukang gombal?"
"Bukan papa. Aku meniru kata-kata itu dari Min unnie. Kkkkkk. Dia akan berkata seperti itu kalau sehari tidak bertemu denganku."
"Pantas saja kakakmu jatuh cinta dan bertekuk lutut padanya, ternyata Min pandai merayu." Kata-kata papa membuatku cekikikan.
"Hae oppa sangat bahagia semenjak berpacaran dengan Min unnie."

"Syukurlah kalau dia telah menemukan belahan jiwanya. Papa turut bahagia. Bagaimana dengan Donghwa? Apa dia juga sudah menemukan tambatan hatinya?" Pertanyaan papa membuat jantungku berhenti berdetak. Ada jeda sesaat. "Princess? Kau baik-baik saja? Kenapa diam saja?"

"Aahh...Uuuhh...aku baik-baik saja kok, Pa. Tadi kita sedang bicara apa? Ooohhh...Hwa oppa ya. Belum Pa, terakhir bertemu dengannya saat di pestanya Heechul, dia masih sendiri." Yup, Hwa oppa memang datang sendiri. Tetapi, itu tidak menjawab pertanyaan papa. Karena jawaban yang tepat, Hwa oppa sudah memiliki tambatan hati, wanita yang dipandanginya selama berada di pesta Heechul. Wanita itu adalah Rin unnie.

Aku berusaha untuk mengganti topik pembicaraan. Untungnya papa tidak curiga. Aku membahas tentang pesta Heechul dari awal sampai akhir. Tidak hanya suasana dan kemeriahan pesta, aku juga menceritakan tentang obrolan-obrolanku dengan para tamu undangan. Yang mengejutkan adalah,ternyata papa suka mendengarkan ceritaku tentang KyuRin couple. Lebih tepatnya, papa menyukai cara berpikirku yang berusaha mengungkapkan teka-teki ini. Jangan khawatir, aku tidak menceritakan tentang secret admirer-nya Rin unnie kepada papa, hanya tentang kisah cinta KyuRin yang sampai saat ini belum meresmikan hubungannya.

                                                                                    ***

Ahn Rin Young’s
Rabu Siang waktu Athena – Corinth Canal, Athena

Kemarin adalah hari yang cukup melelahkan bagi kami. Setelah dengan susah payah mendaki empat ratusan anak tangga, dua jam kemudian —benar, kau tidak salah dengar— kami akhirnya mencapai Pathernon. Dua jam adalah waktu yang kami butuhkan untuk naik beberapa tangga,duduk beristirahat, naik sedikit lagi, lalu duduk lagi. Begitu seterusnya selama hampir sepuluh kali. Yah..Kyuhyun dan Ryeowook memang tidak bisa diharapkan dalam kegiatan fisik. Tapi biarlah, yang terpenting akhirnya kami sampai di atas dan melihat pemandangan kota Athena dari puncak tertinggi Acropolis itu.

Aku tidak tahu kenapa, awalnya aku sempat tidak yakin dengan “perpaduan” tim Greece ini; Kyuhyun, Ryeowook dan Eunhyuk bukanlah tiga member yang paling dekat satu sama lain. Agak aneh rasanya melihat Eunhyuk pergi tanpa Donghae, Kyuhyun tanpa Sungmin dan Ryeowook tanpa Yesung, tapi rupanya mereka bertiga bisa sangat kompak dan bersenang-senang bersama. Aku turut lega karena masing-masing dari mereka sudah bisa bertahan hidup tanpa “pasangannya”.

Setelah turun kembali dari Pathernon, kami mampir sebentar di jajaran toko-toko yang menjual souvenir khas negara ini, yang didominasi oleh miniatur patung dewa-dewi Yunani. Kami membeli beberapa pernak-pernik dan pajangan untuk dipajang di dorm, dan disaat-saat terakhir sebelum kembali ke hotel, aku membeli sebuah lampu tidur berwarna coklat dengan gagang berupa patung yang mengingatkanku pada dewi Hera.

Kami juga sempat teringat tentang buah tangan yang harus kami bawakan untuk keluarga di Korea, tapi kami putuskan untuk menunda membelinya sampai hari-hari akhir saja, agar tidak terlalu banyak bawaan saat kami pergi ke pulau Santorini hari Kamis nanti. Hanya ada satu hal yang tidak bisa kami tunda untuk dibeli; magnet kulkas untuk Siwon. Ketika melihat benda itu terpajang di etalase, aku dan Kyuhyun langsung memiliki pikiran yang sama untuk membeli benda itu. Dari dulu, kami tahu Siwon memang mengoleksi magnet kulkas dari berbagai negara dan sebagian besar koleksinya memang pemberian Kyuhyun. Dulu, jauh sebelum aku memutuskan untuk menetap di Korea, aku juga pernah mambawakan beberapa untuk Siwon. Ada yang berbentuk Monas, Candi Borobudur dan suasana pedesaan Ubud-Bali. Siwon senang sekali dengan pemberianku dan berkata ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di Indonesia suatu hari nanti. Ya..ya.. waktu itu aku memang sama sekali belum dekat dengan Kyuhyun, tapi malah sudah akrab dengan Siwon.

Akhirnya, setelah puas berbelanja, kami pun segera menuju mobil dan masih sempat membeli yogurt khas Greece di sebuah kios kecil di dekat pintu keluar.

***

Hari ini kami mengunjungi Corinth Canal, atau terusan Korintus, yang  merupakan sebuah kanal penghubung Teluk Korintus dengan Teluk Saronikos. Terusan ini terletak di antara dua buah tebing tinggi, sengaja “dijebol” untuk memperpendek jarak tempuh kapal-kapal yang ingin menuju ke dua buah teluk tersebut. Sejak adanya terusan ini, kapal-kapal tidak perlu lagi menempuh jarak jauh dengan berputar. Kami berempat berjalan ke tengah jembatan yang membentang di atas kanal, angin yang berhembus membuat jembatannya sedikit bergoyang dan Ryeowook langsung pucat dibuatnya.

“Ohh! Oooohh! Ini terlalu mengerikan!” Katanya sambil meremas pegangan jembatan. Ia langsung berdiri kaku ditempatnya. Namun bukannya membantu mengatasi ketakutan dongsaengnya, Eunhyuk malah melompat-lompat kecil di tempatnya berdiri.

“Ahh..jembatan ini kuat.. lihat? Aman kan?” Kakinya masih mengentak-entak ke jembatan, membuat pijakannya bergetar. Ryeowook terlihat menahan napas sementara Kyuhyun mulai terkikik melihat ekspresi Ryeowook yang ketakutan.

Sesaat kemudian, aku teringat untuk segera mulai mendokumentasikan perjalanan kami disini dan langsung mengeluarkan camera pocketku. Foto-fotonya tampak lucu karena wajah Ryeowook masih pucat, sehingga senyumnya terlihat dipaksakan. Tapi lagi-lagi, Eunhyuk dan Kyuhyun malah semakin senang menggoda Ryeowook, bahkan memintanya untuk memegang kamera untuk melakukan selca. Akhirnya, dengan setengah hati Ryeowook melepaskan cengkramannya pada jembatan dan mengangkat kameraku tinggi-tinggi agar pemandangan terusan Korintus di belakang mereka dapat terlihat.

Setelah itu kamipun sibuk kesana kemari mencari spot-spot bagus untuk berfoto. Kami menemukan sebuah tempat di dataran yang agak tinggi, dari sana kami bisa berfoto dengan latar belakang batu-batu, ditambah pemandangan laut dan langit biru di kejauhan. Eunhyuk mengeluarkan telepon selularnya dan meminta Kyuhyun dan Ryeowook bersiap untuk difoto. Namun ketika sedang bersiap, angin berhembus sangat kencang sampai-sampai rambut Ryeowook terbang dan berantakan.

“Aaaak rambutkuuu!” Katanya sambil menahan rambut dengan tangannya. Tapi sia-sia, angin masih terus saja berhembus sampai akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk menunggu angin berhenti sambil mengutak-atik telepon selularnya. Sementara itu Kyuhyun masih sibuk bergerak-gerak,  mempersiapkan pose terbaiknya. Matanya menyipit karena matahari bersinar sangat terik.

 

Tanpa sepengetahuan modelnya, kulihat Eunhyuk sudah mengambil beberapa foto mereka, yang kuduga semuanya akan terlihat sangat kacau karena rambut Ryeowook yang beterbangan dan mata Kyuhyun yang masih menyipit. Setelah beberapa saat, sang “fotografer”pun tidak tahan dengan keusilannya sendiri dan akhirnya menyamburkan tawa. Ia kemudian mengaku sudah memotret Ryeowook dan Kyuhyun tanpa sepengetahuan mereka, bahkan Eunhyuk sudah mengunggah salah satu “foto terbaiknya” ke akun twitternya. Kuduga ini adalah bagian dari balas dendamnya karena berulang kali diledek dan  dipaksa berfoto bersama patung-patung (yang disebut-sebut mirip dengannya) di museum Acropolis kemarin^^

***

Park Min Young’s
Rabu Pagi waktu LA– Four Season Hotel, Beverly Hills

“Kau sudah baikan, Min baby?” aku terbangun dan mendengar Donghae menghampiri tempat tidur, kemudian mengusap kepalaku. Aku pasti tidur sangat nyenyak sepulangnya dari Universal Studio. Kulirik jam di sebelah tempat tidurku, waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Kami memang sudah harus bangun dan mulai bersiap-siap karena akan segera melakukan penerbangan pagi.

“Hmm? Oh ya, aku sudah tidak apa-apa kok.” Donghae mendengar jawabanku sambil menatapku penuh selidik. Yeah, tidak heran ia kurang percaya pada jawabanku, mengingat sepanjang perjalanan pulang kemarin aku sangat pucat seperti zombie. Ini semua gara-gara wahana roller coaster Revenge of The Mummy yang kunaiki sore kemarin. Baik aku dan Donghae sama-sama kepayahan setelah naik wahana yang memacu adrenalin dan membuat isi kepalaku seakan jatuh ke ujung kakiku itu, walaupun Donghae tidak sampai mabuk sepertiku sih.

Sebetulnya, seharian kemarin kami bersenang-senang di Universal Studio. Berfoto bersama (hasil foto Donghae masih saja mengkhawatirkan), mengekplorasi studio sambil melihat aksi-aksi dahsyat dalam proses pembuatan film, ikut naik wahana seru seperti Transformers 3D, Kingkong 360 3-D, Shrek 4-D, bahkan wahana spektakuler favoritku, Jurassic Park! Ya, aku sangat menikmati wahana-wahana yang menantang. Bahkan Donghae saja tidak seantusias aku saat mengantre.

Malah, Donghae sebenarnya tidak terlalu suka wahana-wahana menantang—aku harus memaksanya dulu untuk ikut naik bersamaku. Tapi justru antusiasmeku berbalik ‘memakan’ku. Aku tidak menyangka wahana Revenge of the Mummy—wahana terakhir yang kami naiki—ternyata sangat menakutkan dan membuatku mabuk. Aku sungguh-sungguh tidak bisa menjabarkan seperti apa rasanya, yang jelas setelah kami semua turun dari roller coaster itu baik aku maupun Donghae sama-sama kehilangan keseimbangan dan berjalan keluar dengan terseok-seok menyedihkan. Aku bahkan harus berlari ke toilet dan mengeluarkan isi perutku disana. Benar-benar kacau. Setelah itu kamipun memutuskan untuk kembali ke hotel.

“Apa kau masih mual?” tanya Donghae lagi.
“Tidak kok, Hae. Aku sudah jauh lebih baik.”
“Baguslah. Kau sudah menghabiskan tehmu?”
Aku mengangguk. “Aku sudah tidak mabuk lagi, tenang saja baby. Bagaimana denganmu?”
“Aku juga tidak merasa pusing lagi.” Donghae mengangkat bahu. “EH, Min, lihatlah foto-foto yang Hyukjae kirimkan padaku.”

Aku duduk di atas tempat tidur dan membiarkan Donghae duduk di sebelahku. Berdua, kami melihat foto-foto liburan Hyukjae lewat iphone Donghae. Ada tiga foto, foto pertama merupakan foto mereka berempat di depan hotel dengan bangunan tua khas Yunani. Foto kedua memperlihatkan saat mereka sedang makan bersama, dan semua orang tampak gembira dalam foto tersebut. Di foto terakhir yang kemungkinan diambil oleh Hyukjae sendiri—dan yang membuatku sontak terbahak-bahak sampai berguling di kasur—terlihat Ryeowook dan Kyuhyun berdua sedang berada di atas bebatuan dengan dilatarbelakangi langit biru cerah. Yang membuat lucu adalah, rambut Ryeowook di foto itu tertiup angin dan berdiri semua, seolah memberi kesan rambutnya itu memang sengaja ditata seperti tampilan seorang rockstar.

“Ige mwoyaaa..” sahutku sambil tersengal-sengal.
Di sebelahku, Donghae juga terbahak-bahak melihat tingkah para membernya di seberang benua sana. “Hyukjae benar-benar iseng. Pasti ia mengambil foto ini tanpa sepengetahuan Ryeowook. Duh, aku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat menyusul mereka.”

“Sabar sayang, besok kita sudah akan berangkat menyusul mereka di Greece. Oh iya, kenapa tidak kita telepon saja mereka sekarang? Saat ini disana masih sore, bahkan mungkin mereka belum pulang ke hotel!” aku mencari nomor Hyukjae di iphone Donghae dan segera meneleponnya. Kulihat Donghae semakin bersemangat seiring bertambahnya nada sambung yang terdengar lewat loudspeaker. Oh, ikan kecilku ini pasti sudah sangat merindukan soulmate-nya.

“Yoboseoooo..?” terdengar suara Hyukjae yang disertai suara deru angin di ujung telepon.
“Hyukjae-ah!!” seru Donghae otomatis.
Cukup lama sebelum ada respon apa-apa dari sana. “Donghae-Donghae??! Ini Donghae?? Aissshh... jam berapa disana sebenarnya?”
“Di sini jam lima pagi. Yaa, pabo! Ini aku, Donghae~ bukankah kau berkali-kali mengirimiku pesan bahwa kau merindukanku, huh?”

Eyy~ ikan ini, aku tahu betul kau lah yang merindukan si monyet itu kan? pikirku geli.

“Kau ini bicara apa, huh? Bukankah kau yang sekarang meneleponku padahal disana masih pagi-pagi buta?” Haha! Aku yakin Hyukjae juga merindukan Donghae, tapi dua orang bocah ini sama-sama tidak ingin mengakuinya. Sungguh kekanak-kanakan.

“Bukan aku yang meneleponmu, tapi Min yang melakukannya.”
“Min-ah? Jadi benarkah bukan kau yang meneleponku pagi-pagi buta begini, melainkan Min? Lalu kenapa kau yang bicara sejak awal?”
“Itu karena... karena Min tidak tahan mendengar suaramu. Jadi aku yang menggantikannya.”

Aku terkekeh mendengarnya. Di ujung telepon sana, Hyukjae juga mendengus mendengar alasan tidak masuk akal Donghae barusan. Aku memutuskan untuk menginterupsi keduanya. “Hyuk oppa, kau yakin tidak merindukan Donghae-ku ini? Karena jika benar demikian, aku berencana untuk memperpanjang liburan kami lho.”

“MWO?? Kau mau memperpanjang sampai kapan lagi, Min-ah? Bukankah kita sudah buat rencana untuk berlibur bersama di Greece?”
“Yaaah, mau bagaimana lagi oppa. Aku terlalu menyukai berlibur berdua saja dengan Donghae. Jadi aku terpikir untuk lebih lama lagi berada disini...”

“Andwei, andwei. Kau harusnya mengikuti rencana semula, karena yang lain akan segera menyusul juga kesini.”
“Hmmm, bagaimana ya oppa... karena kau ternyata tidak merindukan Donghae, jadi ia pun tidak mau buru-buru menyusul kalian ke Greece.”
“Baiklah, baiklaaah. Aku merindukan kalian! Aissssshh...!! Kalian ini sungguh menyebalkan. Segeralah menyusul kemari seperti rencana semula. Hari ini kalian naik penerbangan pagi-pagi kan?” seru Hyukjae dengan galak.

Aku dan Donghae tertawa karena berhasil membuat Hyukjae menyerah.
“Ne, oppa. Kami akan segera menyusulmu disana dengan penerbangan pertama ke London, lalu ke Athena. Bertahanlah satu hari lagi tanpa kami.”

“Hyukkie, saranghaeee~~” timpal Donghae dengan manis, sebelum mengucapkan salam sampai jumpa.

~To Be Continued~

Preview Chapter 24

Hwang Bin Young's
Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku terlalu shock. Saat mendengar penjelasan Teuki oppa, aku hanya bisa mempererat pelukanku di pinggang Heechul. Untung aku sudah memiliki pegangan, kalau tidak mungkin aku sudah jatuh dari kursi saking terkejutnya mendengar ungkapan Teuki oppa.

Ahn Rin Young's
Pernah terpikir olehku, pastilah tidak semua orang bisa melewati masa-masa sulit seperti itu. Rasanya aku ingin pergi ke masa-masa sulitnya; berada disisinya untuk mendukungnya, memberinya kekuatan.. meskipun mungkin saja aku tidak akan sanggup melihatnya terbaring koma di ruang ICU rumah sakit…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar