Minggu, 17 Maret 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 25]


Hwang Bin Young’s
Rabu malam ~ Incheon Airport

Rombongan Seoul yang terdiri dari Teuki oppa, Siwon oppa, Heechul dan aku sedang bersantai di Coffee Shop menanti boarding. Teuki oppa sibuk dengan ipadnya, Siwon oppa bolak-balik melihat handphonenya, Heechul tidak berhenti menggerak-gerakkan jarinya di iphonenya, sedangkan aku asik main Hayday (game online yang seperti Harvest Moon) di ipod touch ku. Dugaanku, Teuki oppa sedang googling artikel-artikel yang berkaitan dengan dirinya, Heechul pasti memanfaatkan waktu yang tersisa untuk chatting dan sms-an dengan teman-teman Chocoball sebelum pergi liburan. Hmm...Siwon oppa lagi apa ya? Gerak-geriknya mencurigakan...

"Siwon oppa, boleh aku bertanya sesuatu?" Suaraku membuat Siwon oppa tersadar dari lamunannya.
"Ne, Bin-ah. Ada apa?"
"Pesawat kita jam berapa ya?" Aku mengutuk diri sendiri, kenapa malah pertanyaan basa-basi yang keluar dari mulutku?
"Sekitar jam setengah satu pagi waktu Korea Selatan, Bin-ah." Jawab Siwon oppa lengkap.

"Ooohh...perjalanannya butuh waktu berapa lama ya, oppa?" Pertanyaanku makin jauh dari tujuan utama berbicara dengan Siwon oppa.
"Perjalanan kita dari sini ke Athena butuh waktu 15 jam 40 menit dan akan tiba di sana tepat pukul 9 pagi waktu Greece. Semoga saja pesawatnya tidak delay."
"Semoga saja ya, oppa. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Min unnie, Rin unnie, dan member Suju yang lain."

"Aku juga sudah tidak sabar untuk bertemu dengaannya." Siwon oppa menatap ke arah layar handphonenya. Entah sedang merenung atau gambar wallpaper handphonenya yang menarik perhatiannya.
"Bertemu dengannya? Kata-katamu barusan menunjukkan kalau kamu hanya ingin menemui satu orang. Padahal di sana kita akan bertemu banyak orang." Heechul angkat bicara walaupun matanya dan jari-jarinya tidak beranjak dari iphonenya.

Tidak ku sangka, Heechul menemukan sesuatu yang ganjil dari perkataan Siwon oppa. Pacarku ini ternyata orang yang peka. Aku tahu kalau sebenarnya ia sangat peduli dengan member Suju, namun Heechul jarang sekali menunjukkan perhatiannya kepada mereka. Ini kesempatan bagiku, untuk melaksanakan misi awalku mengajak Siwon oppa berbicara.

"Hmm...Hmm...siapa yang ingin segera kamu temui di sana, Siwon oppa? Apakah dia orang yang sama dengan seseorang yang akan meneleponmu?" Tanyaku menyelidik.
"Mwo??? Bagaimana kamu bisa berpikir, mmm…ada seseorang yang akan meneleponku?" Siwon oppa terlihat panik.

"Kalau boleh jujur, aku memperhatikan oppa dari mulai perjalanan ke bandara sampai detik ini, oppa terlihat gelisah. Selama di Coffee Shop, oppa beberapa kali liat handphone, lalu berdecak kesal atau menunjukkan ekspresi frustrasi, kemudian meletakkan handphone di meja dan itu terjadi berulang-ulang. Mungkin oppa sudah melakukannya jutaan kali. Kalau bukan menunggu telepon dari seseorang, kenapa dirimu bertingkah seperti itu?" Aku menyeruput Java Chip setelah memaparkan semuanya sambil menunggu jawaban Siwon oppa.

"Aku tidak menanti telepon dari siapa-siapa kok, Bin-ah. Percayaalah padaku dan terima kasih sudah memperhatikanku. Tuhan memberkatimu, Bin-ah." Siwon oppa menangkup telapak tanganku dengan kedua tangannya.
Sentuhan kecil seperti itu, sontak membuat Heechul menghentikan kegiatannya. Aku mendengar Heechul mulai menggeram. Dengan terpaksa aku menarik tanganku secara perlahan dari genggaman Siwon oppa.

"Siwonnie, kamu membantah sedang menanti telepon dari seseorang? Bagaimana dengan sms? Jangan-jangan kamu sedang menunggu sms dari seseorang ya?" Teuki oppa pasti berusaha mencairkan suasana.
"Eee...itu...itu...jadi...Aaaaiiiisshhh...kenapa bicaraku jadi seperti ini sih?" Siwon oppa mulai menunjukkan ekspresi frustrasi diiringi dengan gerakan tangannya yang khas.

"Ciiieeee...jadi oppa tidak menunggu telepon tetapi sms dari seseorang ya?" Ledekku. "Sms dari siapa sih, oppa?" Aku mengedipkan sebelah mataku untuk mengganggunya.
"Paling sms dari Rin. Kan waktu di dorm, dia bilang ingin menghubungi Rin." Lagi-lagi Heechul—yang saat ini sudah kembali asik dengan iphonenya— ikut bicara, tanpa peduli kalau perkataannya barusan membuat aku, Teuki oppa, dan Siwon oppa terkejut.

"Rin??? Kamu benar-benar menghubungi Rin? Jadi kamu menceritakan kejadian tadi pagi di dorm ke Rin? Siwonnie...kau...!!!" Teuki oppa diliputi amarah.
"Hyung, dengarkan penjelasanku. Aku memang sms Rin, tetapi aku tidak mengatakan apapun tentang kejadian pagi tadi. Aku sudah berjanji padamu tidak akan mengatakan hal itu pada mereka, setidaknya sampai liburan berakhir." Siwon oppa mencoba menjelaskan kepada Teuki oppa.

"Sungguh? Kamu tidak mengatakan apa-apa pada Rin?" Teuki oppa masih butuh kepastian.
"Hey hyung, kamu tidak percaya padaku? Apa menurutmu aku ini pengkhianat? Aku sudah berjanji padamu, Tuhan saksinya. Aku tidak akan mengingkari janjiku dihadapan Tuhan. Kau harusnya tahu itu, Teuki hyung!!! Sisi sensitif Siwon oppa muncul lagi.

"Maafkan aku, Siwonnie. Aku hanya panik, jadi tidak bisa berpikir dengan jernih. Maafkan aku ya, dongsaengku." Teuki oppa bangkit dari kursinya dan memeluk Siwon oppa dari belakang yang sedang duduk disampingnya.
Seandainya semua masalah bisa selesai dengan berpelukan seperti mereka. Mungkin kehidupan di dunia ini akan aman dan tentram. Tidak ada permusuhan, kebencian, dan peperangan. Terima kasih Super Junior, karena telah mengajarkanku arti persahabatan, persaudaraan, bahkan cinta. Terima kasih karena menerimaku dengan suka cita sebagai keluarga kalian.

***

Ahn Rin Young’s
Kamis Pagi – Eleftherios Venizelos Airport



“Rin-ah, jadi kita benar-benar belum punya tiket untuk ke Santorini?” Tanya Kyuhyun. Ia menyesap hot chocolate-nya yang tampak mulai dingin. Kami sedang berada di Airport Athena, menunggu kedatangan rombongan dari Seoul, Jepang, LA dan Filipina.

Aku mengangguk sambil menyisihkan bawang Bombay ke pinggiran mangkuk greek saladku.“Aku tidak tahu ada apa, tapi Siwon Oppa berkali-kali mengingatkanku agar menyerahkan urusan perjalanan ke Santorini padanya”.
“Kau yakin? Aku hanya khawatir kita tidak dapat tiket..” Tanya Kyuhyun sekali lagi.
“Yakin sekali, Hari Selasa kemarin ia mengirimkan sms lagi padaku, mengingatkanku agar— Omo!” Aku langsung terdiam teringat sesuatu

Wae?” Tanya Kyuhyun, Eunhyuk dan Ryeowook bersamaan.
“Sepertinya aku lupa membalas sms terakhirnya. Aku benar-benar lupa membalas karena kelelahan naik tangga di Acropolis waktu itu..” Aku menggigit bibir, “Apa menurut kalian Siwon Oppa akan tersinggung?”

“Itu sudah pasti..”Ryeowook mengangguk-angguk dengan malas. “Kau kan tahu, dia itu sensitif sekali. Ya kan,Kyu?”
“Memang. Tapi biar saja, Rin-ah.. dia itu sekali-kali harus belajar hidup tanpa perhatianmu..” Oke, sepertinya Kyuhyun bukan kesal karena aku memperhatikan Siwon, tapi ia justru takut perhatian dan ‘cinta’ Siwon berkurang padanya. Manis sekali,bukan?

“Eh, apa menurutmu ia sudah menyiapkan semacam pesawat pribadi untuk kita?” Eunhyuk mengalihkan topik, bertanya penuh harap. “Dan kuharap pramugarinya sexy-sexy..” ia lalu terkekeh sendiri dengan khayalannya.
“Oppa, walaupun itu sangat mungkin, tapi jangan berharap dulu ya? Nanti kau kecewa..” Eunhyuk tergelak lagi karena ucapanku.
“Arasso, Miss Rin.. kau ini serius sekali sih..”

Tepat pada saat itu, aku melihat seorang yeoja berbaju pink berlari kearah kami. Beberapa meter di belakangnya, menyusul tiga namja berkacamata hitam yang tampak keren. Rupanya Team Seoul; Bin, Heechul, Siwon dan Leeteuk. Bin langsung menghambur ke pelukanku.

“Uniiiiiieee…. Bogoshipooo~”
“Aigoo~ nado bogoshipo.. bagaimana kabarmu, Baby? Apa dapur flat kita masih utuh?” Aku mengerling padanya.
“Aaah Unniie.. masih dong.. aku kan tidak berani macam-macam di dapur. Kalau tidak ada kau, dapur jadi kawasan terlarang untukku..” Jawabnya sambil melepas pelukan.

***

Hwang Bin Young’s
Kamis Pagi – Eleftherios Venizelos Airport

Aku tidak berhenti cemberut sepanjang perjalanan dari Milan ke Athena. Tidak, aku bukan marah dengan Heechul atau Teuki oppa dan Siwon oppa. Tetapi, aku kesal karena baru tahu kalau kami transit di Milan. Awalnya aku sangat bahagia ketika tiba di Milan. Dalam sekejap aku sudah punya rencana untuk mengunjungi beberapa tempat di sana. Namun, saat tahu kalau transitnya hanya satu jam, pupus sudah harapanku untuk menjelajah Kota Milan. Sudahlah lupakan, aku kan sudah tiba di Athena dan akan berlibur dengan keluargaku. Tidak seharusnya aku cemberut. Ayooo tersenyum Bin Young…

Setelah selesai dengan urusan bagasi, kami berjalan menuju Coffee Shop untuk bertemu dengan Rin unnie, Min unnie, dan member Suju yang lain. Aku berjalan bersebelahan dengan Heechul sedangkan Teuki oppa dan Siwon oppa berjalan di depanku. Langkah mereka sangat panjang dan cepat, seperti orang yang terburu-buru...

“Oppa!!!” Panggilanku membuat langkah mereka terhenti. Namun, bukannya berbalik menghadapku, Teuki oppa dan Siwon oppa malah saling berhadapan dengan tatapan bingung. “Iya, aku memanggil kalian berdua. Tunggu disitu dan jangan bergerak!!!” Aku bersusah payah menghampiri mereka yang jaraknya sudah cukup jauh dariku dan Heechul.

“Ada apa, Bin-ah?” Tanya Teuki oppa.
“Kamu terluka atau terjadi sesuatu?” Tanya Siwon oppa ketika aku sampai di dekat mereka.
“Anniyoo…aku baik-baik saja, oppa. Seharusnya aku yang bertanya, kalian kenapa? Langkah kaki kalian sangat panjang dan cepat. Aku kesulitan untuk mengimbangi langkah kalian.” Protes ku.

“Mian, Bin-ah. Sepertinya kami terlalu bersemangat. Iya kan, Siwonnie?” Teuki oppa meminta dukungan dari dongsaengnya.
“Ne, aku rasa begitu.” Siwon oppa tersenyum malu-malu, lalu membelai bagian belakang kepalanya.
“Aaaiiissshhh…jangan bohong deh, oppa!!! Aku tahu alasan yang sebenarnya, kalian sudah tidak sabar bertemu dengan Min unnie dan Rin unnie kan?” Aku mengedipkan sebelah mataku kepada Teuki oppa dan Siwon oppa. Kemudian aku berlari untuk menghindari pembalasan dari mereka. Kkkk…

Sepertinya aku benar-benar ingin dikejar, karena aku mendengar Heechul berteriak dengan lantangnya… “YAAA...kalau kalian mengejar pacarku…” Ada jeda sesaat. “Awas saja kalian…!!!”

Setelah berlari cukup jauh, aku berbalik untuk melihat keadaan mereka. Wooouuuwww…bertahun-tahun mengenal dan bertemu mereka, tidak bisa dipungkiri kalau aku selalu dibuat terpesona dengan ketampanan mereka. Sebelum aku meleleh dan menjadi genangan air di lantai bandara, sebaiknya aku melanjutkan langkahku menuju Coffee Shop dan bertemu dengan yang lainnya.

***

Park Min Young’s
Kamis Pagi – Eleftherios Venizelos Airport

Perjalanan dari LA menuju Greece berlangsung sangat panjang. Aku dan Donghae ikut penerbangan pukul 7.25 pagi dari LAX airport menuju London yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 jam. Setelah transit sebentar selama 2 jam di London, kami melanjutkan perjalanan dengan penerbangan dini hari pukul 1.40 dan akhirnya mendarat di Athena pukul 9 pagi. Total perjalanan yang harus kami tempuh yaitu selama kurang lebih 15,5 jam. Tapi karena perbedaan waktu Amerika dan Eropa, kami sampai di Yunani di hari yang berbeda, yaitu keesokan harinya, hari Kamis.

“Uuuuuughh~ akhirnya sampai jugaaaaaaaaaa..” aku meregangkan otot-otot tubuhku sesaat setelah berjalan keluar dari gate imigrasi. Kakiku hampir mati rasa karena terlalu lama duduk dalam pesawat 15 jam terakhir ini.
“Umm, Min? Apa katamu nama airport ini?” celetuk Donghae tiba-tiba dari sampingku. Di tangannya terbentang peta untuk wisatawan yang ia ambil saat turun dari pesawat tadi. “Elphiros Venus? Elpharius Virus?”

“Eleftherios Venizelos.” Ralatku.
“El-ephirus??? Veni... Veni apa tadi?”
Aku memutar tubuhku hingga menghadapnya, sekuat tenaga menahan tawa. “EL.EF.THE.RI.OS VE.NI.ZE.LOS.”

“Oooooooh~~ namanya seperti nama fans kita! EL.EF! ELPEU!!” serunya gembira. Kemudian ia melanjutkan dengan penuh rasa bangga, seolah ia telah berhasil memecahkan semua soal matematika dalam buku milik Kyu, “Baiklah. Jadi nama airport ini ELPEU-rios! Elpeu-rios Venus-sus! Mmm, welcome to Elpeu-rios Venus-sus! Kita semua telah mendarat di hati para gadis ELPEU yang cantik yang diterangi dengan lampu cinta selamanya. Uri neun Super Juni-o-eyoo~

Aku terbahak-bahak melihat tingkahnya, mengucapkan kalimat gombal dengan diselingi bahasa Inggris yang terpatah-patah sambil berdiri tegak dan sedikit membungkuk seperti seorang penerima tamu hotel. “Sudah hentikan... Hae.. Kau menarik perhatian banyak orang!” kataku sambil mengatur napas. “Ayo kemari, kita harus segera mengambil koper dan bertemu dengan Rin dan yang lainnya. Mereka sudah menunggu di coffee shop di luar.”

Aku menarik Donghae menuju tempat pengambilan koper, dan menunggu sebentar sampai koper-koper milik kami diantarkan keluar. Setelah itu, kami keluar dan mencari coffee shop seperti yang diberi tahu Rin sebagai tempat pertemuan kami dengan rombongan yang sudah berada di Yunani sejak hari Senin; Kyu, Ryeowook, Hyukjae, dan tentu saja Rin. Tapi menurut rencana, seharusnya rombongan lain juga akan tiba di Yunani di hari yang sama dengan kedatanganku. Jadi seharusnya mereka yang berangkat dari Korea (Bin, Heechul, Siwon, Teukie), Jepang (Kangin, Sungmin, Yesung), dan juga Filipina (Shindong dan Nari) sudah atau akan segera mendarat dan berkumpul bersama kami semua. Aku sungguh tidak sabar!

Tanpa disadari baik kakiku dan kaki Donghae melangkah semakin cepat ketika kami menemukan coffee shop yang dimaksud ternyata tidak jauh dari gate kedatangan. Kami berdua dialiri semangat karena akan bertemu dengan keluarga besar kami, sehingga rasa lelah pun berangsur menghilang. Begitu sampai di depan pintu coffee shop, aku terkesiap karena melihat sudah ada beberapa orang yang sangat familiar olehku. Aku melihat Rin, Kyu, Hyukjae, Ryeowook, Bin, Heechul, Siwon, dan tentu saja, Teukie.

“Oppaaaaaaaaaa!!!” jeritku ketika membuka pintu coffee shop yang sepi, dan langsung melompat ke pelukan Teukie untuk meluapkan rasa rinduku padanya. Teukie membuka kedua tangannya dan segera memelukku dengan hangat.

“Omo, omoo~ kau merindukanku Min-ah? Aku juga sangat merindukanmu..”
Aku mengangkat wajahku dari dadanya yang kurasakan semakin keras saja dan bukannya kurus kering karena kesepian seperti yang ia bilang waktu di telepon itu. Pasti ia semakin menggila workout di gym selama aku pergi. “Kau—”

Belum sempat aku meneruskan kalimatku, suara-suara berisik yang terjadi di sekitarku mengganggu konsentrasiku. Aku menebarkan pandangan ke sekeliling dan melihat rombongan dari Jepang dan Filipina juga sudah membaur diantara kami. Rupanya kami semua tiba pada saat yang berdekatan! Para member segera saja saling menyapa, bercanda, dan berpelukan. Aku menaikkan sebelah alisku saat pandanganku tertumbuk ke kombinasi tiga ‘pasangan’ lain yang sedang melepaskan rindu seperti juga aku dan Teukie; Rin yang sedang memeluk Siwon, Bin yang sedang bergelayut manja pada Yesung, ...

... dan Donghae yang menubruk Hyukjae. Pasangan yang satu ini langsung saja menarik perhatian dari semua member—terutama karena dua bocah tersebut tiba-tiba terlibat adu argumen sesaat setelah mereka berpelukan.

“Kau ini kenapa sekarang, huh? Berhari-hari tidak bertemu denganku tapi kau tidak menyapaku, tidak juga menyambutku! Aku ada disini sekarang, tapi kau bahkan tidak melihat ke arahku.” Donghae mulai merajuk.
“Lalu kenapa kau tidak meneleponku sejak awal kau pergi ke LA? Kenapa sekarang harus aku yang menyambutmu?” Hyukjae tampaknya berniat untuk mempersulit situasi. Ia sengaja menggoda Donghae, padahal ia tahu benar sifat si ikan yang perajuk.

“Aku butuh orang yang peduli padaku. Aku ingin kau yang menyapaku duluan.”
“Sungguh, untuk apa aku harus melakukan itu? Aku rasa kita hanya rekan kerja, bukan lebih dari itu. Kalau tidak karena urusan Super Junior, kita tidak perlu saling telepon-menelepon bukan?”
“Tapi kita kan sudah saling mengenal selama lebih dari sepuluh tahun.”
“Selama itu juga kita berada di satu perusahaan yang sama. Itu artinya kita hanya rekan kerja.”
“YAAAAAAAAAK!!” tidak tahan lagi, Donghae segera saja mencekik sahabatnya itu dengan diiringi tawa kami semua. Ikan Kecilku sudah bertemu dengan Monyet-nya lagi, ia pasti bahagia sekali.

***

Ahn Rin Young’s

“Apa Donghae belum sampai?”
“Apa Min belum sampai?”

Kedua kalimat itu dilontarkan secara bersamaan, yang pertama oleh Eunhyuk, yang kedua oleh Leeteuk. Belum sempat menanggapi pertanyaan mereka, dari arah kiri pintu café kulihat rombongan kedua datang; Donghae dan pacarnya, Min, yang langsung berlari ke arah Leeteuk dengan penuh kerinduan sambil berteriak, “Oppaaaa…”

Selang beberapa detik kemudian, entah bagaimana,team Jepang dan Filipina bisa masuk bersamaan dari arah yang berlawanan dengan team LA barusan. Aku melihat mereka semua dan serasa terlempar ke dorm, disaat-saat kami berkumpul dan membuat keributan bersama. Sungguh momen yang sangat kurindukan.

Karena semua sudah datang, aku jadi agak bingung harus menyapa siapa terlebih dahulu, tapi tiba-tiba teringat dengan “urusanku-yang-belum-selesai” dengan Siwon. Aku melihatnya baru saja menutup telepon dari seseorang. Memang benar, terkadang ia kelewat sibuk.

Aku bangkit dari sofa dan langsung memeluknya dengan ringan.
“Oppaaa..” Tapi kemudian aku menyadari, kata “Oppa” tadi bukan hanya berasal dariku. Aku menoleh untuk mencari asal suara yang lain, rupanya suara Bin, yang sedang bergelayut manja pada Yesung. Sekarang terbukti, ikatan kami semua sudah terlalu kuat. Tiga hari berpisah bisa membuat kami jadi berlebihan seperti ini. Bahkan, seperti yang sempat kulihat sekilas, Donghae pun langsung menubruk Eunhyuk. Tapi mengingat urusanku dengan si “Mr.Sensitive”, aku tidak bisa memperhatikan pasangan ikan dan monyet itu lebih lama dan segera mengembalikan pandanganku pada wajah Siwon…

...yang ternyata sedang menatapku dengan pandangan apa-kau-masih-menganggapku-Oppa-kesayanganmu?
“Kau tidak membalas pesanku yang terakhir” Katanya dengan serius. Ia bahkan masih berdiri kaku, tidak membalas pelukanku.

O-ow. Aku harus ekstra hati-hati menghadapinya.
“Oppa.. mianhae. Aku benar-benar lupa..” ia tidak mengatakan apa-apa, hanya menggeleng-geleng kecil sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya seolah mengatakan Tapi-kenapa?-KENAPA?
Aku melepas tanganku yang melingkari pinggangnya. “Oppa, waktu itu kami sedang naik empat ratus dua puluh tiga tangga menuju Pathernon, aku terlalu fokus untuk mencapai puncak, sampai-sampai aku tidak mampu melakukan yang lain. Maaf ya? Kau mau kan memaafkanku?”

“Katamu, aku Oppa favoritmu?” Ia cemberut.
“Memang… kau Oppa kesayanganku dari dulu, sekarang dan sampai kapanpun itu.. aku selalu berharap punya Oppa kandung sebijaksana dirimu, kau tahu itu kan?” Oh? Apakah aku berlebihan?

“Jadi.. aku masih Oppa kesayanganmu? benar? yang nomor satu?” Matanya menyelidik.
“Tentu sajaaa.. berhentilah berpikiran aneh-aneh, Oppa. Aku— dan Kyuhyun tentunya, selalu mengidolakanmu..” Aku menyunggingkan senyuman termanisku. Akhirnya, Siwon kembali tersenyum, mengacak rambutku, lalu memelukku dengan hangat. Aku lega. Memang terkadang sangat susah menghadapi sikap sensitif Siwon. Dibalik segala kelebihan yang dimilikinya, Ia malah mudah sekali merasa insecure dengan dirinya.

Setelah Siwon melepas pelukannya, aku mengalihkan pandangan ke member lain, ingin menyapa mereka satu persatu.Tapi ternyata, aku malah dihadapkan dengan tiga pandangan tajam member. Kyuhyun padaku, Heechul pada Bin, dan Donghae pada Min.

Ya ampun.

Aku baru sadar kalau kami bertiga terlalu asyik dengan Oppa favorit masing-masing, sampai melupakan pasangan sendiri. Yang lain hanya senyum-senyum, antusias menunggu apa yang akan terjadi. Kyuhyun, seperti biasa, terlihat sedikit gengsi dan berusaha seperti tidak ada yang terjadi. Hanya saja matanya tidak bisa berbohong. Heechul, di lain sisi, seperti sudah ingin menerkam Yesung. Sedangkan Donghae, kurasa sebentar lagi ia akan menangis.

Disaat-saat hening itulah aku mendengar suara Shindong yang riang. “Halooo semua.. apa kabaar? Kok tidak ada yang menyapaku dan Nari?” Shindong sepertinya ingin mencairkan suasana. Jadi, seperti sudah bertelepati, Aku, Min dan Bin langsung melesat ke arah Nari dan membentuk group hug, sambil berdoa semoga Kyuhyun, Heechul dan Donghae bisa melupakan… kecemburuannya?

***

Hwang Bin Young’s

“Nah, itu pasti Coffee shop yang dimaksud. Aaahhh…benar, aku melihat ada Rin unnie di sana.” Tanpa kusadari aku berlari saat ingin menuju Coffee Shop tersebut. “Uniiiiiieee…. Bogoshipooo~”

“Aigoo~ nado bogoshipo.. bagaimana kabarmu, Baby? Apa dapur flat kita masih utuh?” Rin unnie mengerling padaku.
“Aaah Unniie.. masih dong.. aku kan tidak berani macam-macam di dapur. Kalau tidak ada kau, dapur jadi kawasan terlarang untukku..” Jawabku sambil melepas pelukan.

Aku memperhatikan cardigan yang dipakai Rin unnie. Cardigan abu-abu bertabur manik-manik putih keperakan di bagian dada kanannya, berbentuk sayap malaikat. Manik-manik? Bukan, itu bukan cuma manik-manik biasa. Itu kan kristal Swarovski. OMG!!! Kalau aku tidak salah, ini kan couple jacket-nya SPAO yang limited edition. Iya benar, aku yakin ini limited edition. Karena aku memiliki hobi browsing dan window online shopping, aku hampir selalu tahu koleksi terbaru SPAO dari website-nya. Mungkinkah ini hadiah dari kyu oppa? Berarti mereka punya couple jacket? OMO!!!

Baru saja ingin melihat baju yang dikenakan Kyu oppa, jeritan Min unnie membuyarkan rasa penasaranku. Mataku mencari sumber jeritan Min unnie, yang sekarang sudah mendarat di pelukan Teuki oppa. Aaahh…ternyata kerinduan yang dirasakan Teuki oppa tidak bertepuk sebelah tangan. Ekspresi bahagianya tampak jelas saat memeluk Min unnie. Sebaiknya aku kembali berbincang dengan Rin unnie, tidak baik melihat Min unnie dan Teuki oppa melepas rindu.

Ternyata suasana di Coffee shop sudah sangat ramai. Sepertinya semua rombongan sudah berkumpul. Ketika aku ingin menghampiri Rin unnie, tiba-tiba aku merasakan ada aura aneh di belakangku. Belum sempat aku membalikan badan, seseorang mendekatiku dari belakang dan berbisik di dekat telingaku.

“Katanya kamu ingin menyusulku ke Jepang, kenapa tidak jadi, Bin-ah?”
“Opppaaaaaa...!!!” Jeritku dan secara otomatis merangkul lengan kirinya. Lalu berbicara pelan supaya tidak didengar dengan orang lain. “Kamu menakutiku, oppa. Kenapa dirimu tiba-tiba muncul di belakangku?”

“Mendekatimu dari depan sangat sulit, Bin-ah. Lihat saja, banyak orang yang berdiri di depanmu dan mereka semua saling berpelukan dan bercanda. Jadi, aku muncul dari belakang saja.” Jawab Yesung oppa dengan ekspresi datar.

“Kkkkk…iya, lucu ya mereka seperti sudah tidak bertemu bertahun-tahun.” Aku berbicara tanpa menyadari kalau aku sendiri sedang asik bergelayut dengan Yesung oppa. “Omo…!!!” Pekikku dengan suara pelan. Kalau tadi aku melihat Teuki oppa dan Min unnie, sekarang aku melihat Siwon oppa dan Rin unnie yang berpelukan. Ternyata kami merindukan oppa favorit masing-masing. Kkkkk…

“Kenapa Bin-ah? Kamu melihat apa?” Yesung oppa menghentikanku yang sedang cekikikan.
“Tidak oppa, aku hanya senang melihat kita semua berkumpul dan membuat keributan. Oiya, lanjut tentang Jepang. Mianhae Yeppa, aku tidak bisa menyusulmu. Aku sangat sibuk di kampus, latihan theater, project membuat film, dan skripsi.” Aku menundukkan kepala dan menunjukkan ekspresi sedih sambil mengayunkan tangan Yesung oppa yang sedang aku rangkul. “Maafkan aku oppa.” Dalam hatiku berkata, ‘maaf oppa’, alasan sebenarnya bukan karena kegiatan kampus. Memang benar aku sedang sibuk mempersiapkan semua itu di kampus, namun aku masih bisa absen sesekali. Yang membuatku tidak jadi menyusulmu, karena aku takut minta izin dengan Heechul. Pacarku itu pasti akan melarangku kalau aku ingin menyusulmu ke Jepang. Heechul kan pencemburu berat.

“Sudahlah, tidak perlu bersedih seperti itu. Tidak apa-apa kok, aku mengerti kesibukanmu.” Yesung oppa membelai kepalaku dan mengarahkan agar kepalaku bersandar di bahunya.
Aku menuruti perintahnya yang secara tidak langsung itu, merebahkan kepalaku di bahunya dengan tanganku masih merangkul tangan kiri Yesung oppa, namun sekarang lebih erat dari sebelumnya. Dengan posisi seperti ini, aku mendengar suara Hae oppa…

“Yaaa, Teukie hyung! Kenapa kau memeluk dan berpegangan tangan dengan pacarku selama itu?” Hae oppa menghampiri Teuki oppa dan Min unnie.

Lucu sekali tingkah Hae oppa ini, benar kan ia itu tidak akan tinggal diam kalau Min unnie bersama dengan member lain. Aku jadi penasaran dengan Kyu oppa, apa ia juga menyadari Rin unnie bersama dengan Siwon oppa? Sepertinya Kyu oppa tahu, ia terlihat salah tingkah. Melihat ke arah Rin unnie dan Siwon oppa dengan tatapan cemburu, tetapi dengan sekuat tenaga ia menutupinya dengan pura-pura melihat ke kanan, ke kiri, ke depan, ke atas. Seandainya Kyu oppa tahu, kalau tingkahnya malah membuat semua orang menyadari perasaan cemburunya. Kkkk…

OMG!!! Aku melupakan sesuatu, bisa-bisanya aku menertawakan kecemburuan Hae oppa dan Kyu oppa. Bagaimana dengan pacarku? Daritadi aku tidak mendengar suaranya. Apa Heechul melihatku yang sedang bergelayut manja dengan Yesung oppa? Demi Dewa Neptunus, aku menemukan keberadaan Heechul diantara keramaian. Saat ini, Heechul tampak bagaikan utusan dari Neraka. Aku menciut di samping Yesung oppa, tidak tahu apa yang sebaiknya aku lakukan sekarang.

“Halooo semua.. apa kabaar? Kok tidak ada yang menyapaku dan Nari?” Siapapun pemilik suara itu, pastilah ia diutus untuk mencairkan suasana. Shindong oppa, aku yakin itu suaranya, apalagi ia menyebut nama Nari unnie.
Aku, Min unnie dan Rin unnie langsung melesat ke arah Nari dan membentuk group hug. Selain merindukan Nari unnie, sepertinya Trio Young juga membutuhkan dukungan dari Nari unnie, supaya kami dapat meredam emosi pasangan masing-masing. Walaupun sudah dapat dipastikan, diantara mereka bertiga: Heechul, Hae oppa, dan Kyu oppa, pacarku lah yang paling sulit dipadamkan api cemburunya. :’(

***

Park Min Young’s

Oh tidak—rupanya tidak semua member cukup terhibur dengan ulah kekanak-kanakan EunHae. Kulihat Heechul memfokuskan pandangan tajamnya pada Bin, begitu juga Kyu yang sedari tadi menatap Rin yang masih berpelukan dengan Siwon. Lain dengan Heechul, Kyu terlihat berusaha menutupi rasa terganggunya dengan mengalihkan pandangan kemana-mana dan berusaha menyibukkan diri dengan tasnya. Aku terkikik melihat mereka yang jelas-jelas cemburu.

“Bagaimana penerbanganmu, Min? Jam berapa kau dari LA?” Teukie membawa perhatianku kembali padanya. Lengannya masih bertengger di pinggangku.
“Ugh, sungguh melelahkan! Kami naik penerbangan pertama dari LA, pukul 7.25 hari Rabu pagi. Tapi rupanya ketika kami sampai disini, hari sudah berganti menjadi Kamis. Total perjalanan kurang lebih 15 jam.” Jelasku panjang lebar. “Bagaimana denganmu, oppa? Kau mengalami kemajuan dengan Heebum?” godaku.

“Eyy~~ apanya yang mengalami kemajuan. Makhluk satu itu memang serupa dengan pemiliknya, sama-sama aneh dan tidak sejalan pikirannya denganku. Aku pusing melihat tingkahnya yang semena-mena.”
“Oppa, kalau kau memiliki pikiran yang sejalan dengan Heebum, maka sudah saatnya kau memeriksakan dirimu ke dokter.”

Teukie terkekeh mendengar candaanku sambil menggerak-gerakkan tangannya dengan ganjil. Saat itulah aku melihat sebuah plester menempel di jempol kirinya.
“Omo, oppa, kenapa jempolmu?” aku menggenggam tangan kirinya dan mengusap jempolnya perlahan.

“Ah, aniee.. aku hanya tergores sedikit saat memotong buah kemarin. Kau tahu, aku harus memotong buah sendiri selama kalian semua pergi kemarin. Tapi tidak apa-apa. sudah tidak apa-apa kok.” Katanya sambil tertawa bahagia, tampaknya ada sesuatu yang lebih lucu dan membuatnya mendadak bahagia yang tidak aku ketahui. Di sisi lain, sepertinya suara tawa Teukie mengembalikan Donghae dari dunianya dengan Hyukjae ke dunia nyata.

“Yaaa, Teukie hyung! Kenapa kau memeluk dan berpegangan tangan dengan pacarku selama itu?” Donghae menghampiri kami.

Ooops.

“Lagipula,” lanjut Donghae, “kenapa kau hanya memeluk Min saja, dan tidak memelukku? Apa kau tidak ingin memelukku juga? Kau tidak merindukanku?”
Oh. Ya ampun Donghae, kau ini sungguh... manis!

Aku melepaskan diri dari pelukan Teukie agar Teukie bisa memeluk Donghae. Kemudian aku menghampiri sahabat-sahabatku, Rin dan Bin, sebelum mendengar usaha Shindong untuk mencairkan suasana yang sedikit mencekam akibat kecemburuan beberapa member barusan.

“Halooo semua.. apa kabaar? Kok tidak ada yang menyapaku dan Nari?”
Aku, Rin dan Bin pun segera melesat membentuk group hug dengan Nari yang memang sudah lama tidak berjumpa.

***

~To Be Continued~

Preview Chapter 26

Ahn Rin Young's
“Apa kita...” Yesung sepertinya tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Siwon membuka mulutnya sedikit sambil mengangguk-angguk.
“Wuaaaaa~” Eunhyuk, Shindong dan Kangin berlarian ke arah yacht itu. Disusul semua member lain yang tidak kalah excited. Tinggallah kami; Trio Young plus Nari, dan sang pembawa kebahagiaan, Siwon. Ia tampak sangat bangga dan puas melihat reaksi para member.

Park Min Young's
“MWOOOOOOOOOO???!” aku melompat dari dudukku, membuat Donghae yang duduk merapat denganku hampir terjungkal. “Eh, maafkan aku, Hae sayang. Lalu,” aku mengembalikan perhatianku pada Hyukjae yang memasang tampang bangga karena menjadi sumber informasi, “mereka berdua benar-benar.... sekamar??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar