Minggu, 24 Maret 2013

Sexy Free and Single [CHAPTER 26]

Ahn Rin Young’s
Pelabuhan Piraeus, Athena

Dari bandara, Siwon meminta driver mini bus kami untuk mengikuti sebuah mobil di depan kami sampai di sebuah tempat yang terlihat seperti pelabuhan. Oke, ternyata memang benar-benar pelabuhan. Disana,berjajar perahu-perahu kecil dengan hiasan berwarna-warni. Kami turun dari mini bus dan bertanya-tanya, apa kami akan naik salah satu perahu itu ke Santorini? Butuh berapa lama hingga kami sampai disana? Semoga tidak lama, karena beberapa dari kami ada yang mudah mabuk laut, pikirku.

Tapi rupanya Siwon menggiring kami lebih jauh ke dalam, ketempat kapal-kapal yang lebih besar— semacam kapal ferry, berlabuh. Ia terus memimpin kami melintasi jajaran kapal ferry dan akhirnya berhenti tepat di samping sebuah yacht dan berbalik ke arah kami. Sang gesture-man mengangkat alisnya, menunjuk yacht itu dengan jempolnya dengan pandangan bertanya. Kami semua terdiam, beberapa mulut member menganga lebar; sepertinya terlalu excited dengan kemungkinan berlayar menggunakan kapal pribadi seperti ini. Meskipun kalah besar dengan kapal ferry— apalagi kapal pesiar, gagasan melewatkan tujuh jam perjalanan air dengan yachtpribadi sungguh luar biasa, bukan?

“Apa kita...” Yesung sepertinya tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Siwon membuka mulutnya sedikit sambil mengangguk-angguk.
“Wuaaaaa~” Eunhyuk, Shindong dan Kangin berlarian ke arah yacht itu. Disusul semua member lain yang tidak kalah excited.  Tinggallah kami; Trio Young plus Nari, dan sang pembawa kebahagiaan, Siwon. Ia tampak sangat bangga dan puas melihat reaksi para member.

Aku berpindah posisi untuk berjalan di sampingnya, “Oppa, kau paling tahu cara membahagiakan kami..aku mewakili semuanya untuk berterima kasih padamu..” Kataku sambil berakting membungkuk hormat.
“Ah~ biasa saja Rin-ah..” Ia membuang pandangannya ke laut, terlihat malu. Sesaat kemudian ia menatapku lagi, “Lagipula, jangan berterima kasih padaku, ini semua hadiah dari Tuhan melalui ayahku..” Ah~ sungguh menyentuh.

Min mengangguk-angguk di samping kiriku. “Tapi itu benar, Oppa. Tanpamu— dan fasilitas-fasilitas dari ayahmu, mereka tidak akan pernah merasakan hidup penuh kemewahan seperti ini.. lihat, bocah-bocah itu tidak pernah segembira ini di dalam perjalanan” Min terkekeh melihat Yesung yang tengah sibuk ber-selca di haluan. Siwon menundukkan kepala; semakin tidak nyaman dengan pujian kami, namun juga tidak bisa menyembunyikan binar kebanggaan dari matanya.

Akhirnya kami tiba di ujung dermaga dan langsung melangkah naikmenyusul para member yang sudah menyebar ke segala penjuru kapal rekreasi ini; dari haluan— bagian ujung depan, hingga ke buritan di belakang.
Siwon langsung mengajak kami berempat untuk melihat-lihat ke dalam, ke ruang bersantai. Sama sepertiku, Nari juga terlihat mengagumi interior yacht yang benar-benar mendekati kata ‘mewah’ ini.

“Tidak diragukan lagi..” Kata Nari. “Kita akan mendapatkan tujuh jam pelayaran yang tidak akan terlupakan..” ia lalu menjatuhkan diri di atas sofa dengan bahagia.
“Siwon Oppa, kau memang pangeran pembawa kebahagiaan!!! Oppaa, Saranghaeee~” Bin membentuk hati dengan kedua tangan di atas kepalanya.

***

Park Min Young’s
Yacht menuju Pulau Santorini


Dari airport, kami harus menempuh perjalanan selama 7 jam lagi melewati laut untuk mencapai pulau Santorini. Untung saja, pelayaran kami sangat nyaman karena disponsori oleh keluarga Siwon. Ya, kami dipinjami yacht pribadi milik Siwon untuk membawa kami dari pulau utama menuju Santorini. Tentu saja Hyukjae, Kangin dan Teukie menjadi member yang bertanggung jawab untuk jadi yang paling norak selama pelayaran. Tidak henti-hentinya mereka membanggakan kekayaan dan kemewahan yang dimiliki Siwon, sampai-sampai membuat Siwon ingin melompat ke dalam laut karena malu. Tapi selain itu, perjalanan berlangsung sangat menyenangkan karena semua member berkumpul bersama dan bercanda-canda lagi setelah tiga hari berpisah.

Tiba-tiba, Bin mendekatiku yang tengah duduk di dek bersama Donghae, Hyukjae, Teukie, Kangin, Siwon, Kyu, Rin, Shindong, dan juga Nari, sementara yang lainnya berada di dalam yacht yang lebih sejuk. Ia menyenggolku sambil cekikikan, dan matanya menunjuk pada pasangan KyuRin yang sedang berbisik-bisik di seberangku.
“Unnie, lihat mereka sekarang makin mesra ya? Mereka bahkan pakai couple jacket!”

Aku mengangkat sunglasses-ku ke atas rambut supaya bisa memperhatikan pasangan itu lebih jelas. Dan memang benar, aku baru sadar bahwa mereka mengenakan couple jacket dengan tema angel and demon. Aku ikut terkikik bersama Bin. “Waaah, jadi mereka sudah resmi belum yaaah?”

“Mereka pasti sudah meresmikan hubungan!” Sambar Hyukjae dari sebelahku, mengagetkan kami berdua. Ternyata ia mendengarkan percakapan kami dari tadi.
“MWORAGO??” aku tak percaya! Aku tak percaya ini. Rin dan Kyu sudah meresmikan hubungan mereka dan aku tidak diberitahu sama sekali?? Akan kubunuh mereka!

Yah, baiklah, mungkin tidak kubunuh. Tapi akan kugulingkan mereka ke dalam laut!

“Hyuk oppa, bagaimana kau bisa yakin begitu?” tanya Bin, menggagalkan aku yang hendak menyerbu KyuRin couple.
“Apa kalian tidak tahu, selama di Athena, mereka berdua tidur sekamar!”

“MWOOOOOOOOOO???!” aku melompat dari dudukku, membuat Donghae yang duduk merapat denganku hampir terjungkal. “Eh, maafkan aku, Hae sayang. Lalu,” aku mengembalikan perhatianku pada Hyukjae yang memasang tampang bangga karena menjadi sumber informasi, “mereka berdua benar-benar.... sekamar??”

“Tentu saja! Keesokan paginya kulihat mereka berdua keluar dari kamar dengan rambut yang sama-sama basah.”
“Daebaaaak~~” Bin mendesah bahagia. Sementara aku hanya ternganga tidak percaya.
“Kalian sedang membicarakan apa sih?” Rin menginterupsi kami dari tempatnya duduk.

“Yaaa..! KyuRin, benarkah kalian tidur sekamar selama di Athena?” semburku lantang. Kontan saja, kabar ini mengejutkan semua orang yang berada di dek bersama kami.
“Mwo?” lengking Teukie, terkejut.

Beberapa orang—Nari dan Siwon—tampak tersedak minumannya. Sementara beberapa lagi—Donghae, Shindong dan Kangin—bersiul dengan kagum. “Wuaaaaaaa~~” sama sekali tidak membantu.

Disisi lain, baik Kyu dan Rin tampak seperti patung, pucat sesaat lalu merona hingga ujung rambut. “A, anie... ka-kami, ah, tidak seperti itu...” Rin tergagap, tidak mampu membentuk satu kalimat utuh.
“Yaaa Lee Hyukjae!! Apa yang kau gosipkan pada mereka, huh?” sembur Kyu, membuat si ikan teri mengkeret.
“Aku menceritakan kebenaran!” Hyukjae membela diri. “Kalian kan memang tidur bersama selama di Athena, iya kan?”

Aku mendesah frustasi karena pembicaraan mulai kehilangan fokus. “Kyu, sudah hentikan marah-marah pada Hyukjae—”
“Eyyy~ kau tidak memanggilku oppa juga. Kalian ini sama-sama—” Hyukjae bergumam di sebelahku, yang langsung bungkam dengan tatapanku dan Kyu.

Aku melanjutkan, “Tidak ada gunanya kau marah padanya, ia hanya mengatakan kebenaran. Tapi yang ingin kutahu adalah apa kau sudah resmi berpacaran dengan Rin? Tentunya sudah bukan, kalau kalian sampai tidur di kamar yang sama?”

Kyu mengalihkan pandangannya dariku, sementara Rin terbatuk-batuk di sebelahnya.
“Kyaaaaaaaaa~~ chukkaee Rin unnie, Kyuppa!” Bin melompat-lompat gembira, tidak sadar bahwa KyuRin semakin salah tingkah dibuatnya.

“akdhbcrejds” Kyu bergumam tidak jelas.
“Apa Kyu? Kau mengatakan sesuatu?”
“akdhbcrejds” lagi-lagi Kyu hanya terdengar seperti sedang berkumur.

Aku dan Bin bertukar pandangan dengan bingung, sementara yang lain tetap setia menonton dengan napas tertahan.
Akhirnya Kyu berdeham, dan, “Kami belum resmi berpacaran!” serunya, kemudian menarik Rin dan berjalan pergi dengan wajah merona, meninggalkan kami semua dalam asumsi yang tidak senonoh. Dalam sekejap, semua orang di dek tersebut menyemburkan tawa membahana.

***

Villa – Firostefani, Santorini


Sudah bisa dibayangkan, sisa perjalanan kami habiskan dengan menggoda KyuRin couple tanpa ampun. Kasihan sekali mereka karena tidak bisa kabur dan menghindar dari kami, kecuali dengan melompat ke dalam laut. Dengan susah payah Rin berusaha menjelaskan keadaan sebenarnya mengenai Hyukjae dan Ryeowook yang mengunci Kyu di luar kamar, tapi tidak ada satupun dari kami yang mau repot-repot mendengarkan. Dengan keras kepala, kami semua menyalami Rin karena telah sukses menaklukkan Kyu di dalam kamar, hingga pada akhirnya Rin menyerah dan menerima semua godaan yang diarahkan padanya dengan tegar. Meskipun begitu, tubuhku rasanya sudah meronta minta istirahat. Karenanya aku sangat bersyukur ketika akhirnya kami sampai di dermaga Santorini dan mobil-mobil sewaan membawa kami ke villa di daerah Firostefani, yang hanya berjarak 5 menit dari ibukota, Fira.

Memasuki pagar villa yang kami sewa, aku langsung menemukan kolam renang di dalam terasnya yang luas. Kolamnya tidak terlalu besar, tapi terlihat cukup mengundang. Sayang tubuhku terlalu lelah untuk berenang saat ini. Lagipula, kami harus segera bersiap pergi lagi sore ini untuk makan malam bersama. Jadwal hari ini sudah disusun dari jauh hari, aku tidak boleh mengeluh. Hanya dengan mengingat tempat makan malam yang akan kami datangi yang berlatarkan pemandangan matahari terbenam, cukup membuatku melupakan rasa lelahku.
Beberapa member di depanku sudah mulai masuk ke dalam villa dan mulai mengoceh dengan berisik. Aku mengekor mereka memasuki bagian dalam villa dan langsung terkesiap. Villa ini...

Cantik sekali!


Sungguh, dengan atap lengkung, cat tembok yang didominasi warna krem, dan juga sofa cantik dengan bantal-bantal berwarna cokelat dan oranye yang serasi membuat ruangan ini terasa hangat. Ruang utamanya cukup luas dan dilengkapi dengan tv dan home theater.  Sebuah lengkungan kecil tapi tinggi menjadi jalan penghubung antara ruang utama dengan dapur, sementara lengkungan yang lebih besar di tembok yang tepat berhadapan dengan pintu masuk menjadi jalan masuk menuju kamar-kamar yang berada di lantai ini. Tangga kayu menempel di dinding sebelah kanan, mendorongku untuk segera melihat keadaan di lantai atas. Aku mengajak Rin dan Bin untuk naik ke atas bersamaku.

Di lantai atas hanya ada lorong dan pintu-pintu kamar yang berjajar. Yang kutahu, total ada tujuh kamar di villa ini, cukup untuk menampung kami semua. Aku menengok ke dalam pintu yang secara acak aku pilih, lalu melangkahkan kaki masuk ke dalamnya.


“Waaaaaaaaaaaaaahh~~” desahku penuh kekaguman. Kamar yang kumasuki ini sangat cantik! Terdiri dari dua ruang, yang satu difungsikan untuk istirahat karena terdapat tempat tidur unik berbentuk bulat, bukannya persegi seperti tempat tidur pada umumnya. Ruangan satu lagi berada tepat di depan area tidur, berisikan sofa mungil dan perabotan kayu. Kedua ruangan ini dihubungkan oleh sebuah lengkungan besar yang berfungsi sebagai pintu dan sebuah lengkungan kecil yang bisa dianggap sebagai jendela cantik. Lalu, bagian yang paling hebat adalah, ruang duduk di kamar ini punya akses langsung menuju balkon yang langsung menghadap laut Aegan dan juga Volcano! Aku pun menjerit sukacita, “Aku suka sekali kamarnya!!!”

Donghae, Teukie, Kyu, Rin, Bin dan yang lainnya ikut masuk ke dalam kamar dan berdecak kagum. Donghae yang paling terlihat gembira di antara mereka semua, karena ia bahkan tidak sanggup melangkah dengan normal, melainkan melompat-lompat penuh semangat. Aku mengajaknya melihat kamar mandi yang berada di dalam kamar, dan sekali lagi terkesiap ketika menemukan kamar mandi cantik bernuansa merah yang sangat menawan.


“Kyaaa~~ bolehkah ini jadi kamar kita, Hae??” aku menatap Donghae penuh harap, tidak menanggapi ekspresi wajah Rin yang seolah mengatakan bukannya-kita-tidur-bersama?
“Tentu saja. Rin bilang kita boleh memilih kamar kita sendiri.” Jawab Donghae, yang langsung kupeluk sangat erat.

***

Ahn Rin Young’s
Kamis Sore - Kamar Villa,  Firostefani, Pulau Santorini

Aku menyusun peralatan mandi dan perawatan tubuh lainnya di samping wastafel kamar mandi hotel, sementara Kyuhyun merebahkan dirinya di ranjang sambil sibuk dengan Iphonenya. Untuk yang kedua kalinya setelah di Athena kemarin, kami sekamar lagi. Itupun karena pada saat pembagian kamar, Min memutuskan untuk menempati sebuah kamar yang sangat ia sukai—dengan pacarnya. Dan itu, tentu saja, tidak bisa ku interupsi lagi. Sedangkan Bin dan Heechul juga langsung menghilang ke sebuah kamar tanpa banyak bicara. Entah bagaimana, kurasa ini ada hubungannya dengan ulah Eunhyuk yang dengan riang “mengadu” pada mereka, bagaimana aku dan Kyuhyun sudah terbiasa tidur satu kamar di Athena kemarin. Bahkan, sepanjang pelayaran tadi, mereka meledekku dan Kyuhyun tanpa ampun.

Jadi,pilihan terakhirku hanyalah Nari,tapi kulihat Shindong juga seperti tidak rela terpisah dari calon istrinya itu. Maka berakhirlah aku disini, di kamar yang sama dengan Kyuhyun. Namun— memang benar kata Eunhyuk,  kami sudah jauh lebih santai sekarang, tidak lagi canggung seperti saat malam pertama liburan di Athena tempo hari.

Aku baru saja akan keluar dari kamar mandi ketika kudengar Kyuhyun sedikit berteriak. “Rin-ah!”
Aku segera menghampirinya dengan tatapan bertanya. Ia bangkit dari ranjang dan langsung mengantongi Iphone yang sejak tadi membuatnya sibuk. Ia juga menyambar dompet dan sebuah kamus percakapan Bahasa Inggris dari meja. “Kau bersiaplah sekarang” Perintahnya.

“Eo? Untuk ap—”
“—Nanti saja ku jelaskan” Ia melihat jam tangannya, “Kita hampir terlambat. Lima belas menit lagi aku akan kembali menjemputmu. Oke?” Kyuhyun setengah berlari menuju pintu kamar dan membukanya. “Jangan merindukanku yaa..” Katanya, sesaat sebelum menutupnya dari luar.

Aku mendengus geli melihat tingkahnya, lalu segera mandi dan bersiap dalam tempo lima belas menit, seperti permintaan Kyuhyun. Untungnya, aku jauh lebih gesit dari Min dan Bin soal mandi dan berdandan. Tidak pernah butuh waktu lama bagiku untuk menyelesaikan seluruh rangkaian proses mandi, memilih dan memakai baju, hingga berdandan— dan itu semua dapat kulakukan dengan tenang, tanpa insiden apapun. Lagipula, berapa lama sih waktu yang kita butuhkan untuk sekedar bersiap berjalan-jalan di pulau?  

Tepat disaat aku selesai menjepit poniku ke belakang kepala,Kyuhyun kembali untuk menjemputku di kamar. Ia langsung membimbingku turun ke lantai 1 vila, lalu keluar melintasi halaman depan, melewati Eunhyuk dan Kangin yang sedang berenang, serta Siwon dan Sungmin yang berada di balkon atas.  Melihat Kyuhyun yang tampak tergesa-gesa,maka akupun berpamitan pada mereka juga dengan sedikit terburu-buru. Mereka meng-iya-kan , dan sempat mengingatkan kami untuk berkumpul makan malam di restauran ‘Pirouni’ jam 7 nanti.

Kami berjalan menyusuri jalanan Santorini yang sempit dan berliku. Hanya berselang beberapa bangunan dari villa, kami sampai di sebuah bangunan kecil tempat penyewaan kendaraan semacam sepeda, scooter, sepeda motor, motor roda empat hingga mobil kecil yang seukuran mobil golf. Kyuhyun memintaku menunggu sebentar, lalu menghampiri salah satu petugasnya. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, Kyuhyun berhasil mengatakan pada petugas itu bahwa  ia telah memesan sebuah four-wheeled-motorcycle atau motor roda empat, untuk digunakan sekarang. Ternyata ia tadi terburu-buru keluar untuk mencari tempat penyewaan ini.

Kami pun langsung naik dan Kyuhyun mulai mengendarai motor roda empat kami ke arah pantai. Kami menyusuri pinggiran pantai, terus melaju dengan kecepatan sedang ke arah utara. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa; Laut biru yang jernih, bangunan-bangunan putih dengan kubah biru yang berdiri diatas tebing yang berundak, hingga melintasi kebun anggur yang menghasilkan salah satu wine termahal di dunia. Semua pemandangan itu terasa lebih sempurna dengan embusan angin pantai yang menenangkan. Memang tidak salah jika pulau ini dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata yang paling romantis dan indah di dunia.

“Mmm..Kyu?” Aku mencondongkan tubuh ke depan. “Sebenarnya kita mau kemana?”
“Melihat sunset di Oia.”

***

Park Min Young’s

Setelah beristirahat sejenak dan mandi, aku memutuskan untuk memakai maxi dress santai warna hitam tanpa lengan dan berpunggung terbuka, dengan bahan yang jatuh membentuk tubuhku. Lalu aku menjalin rambutku dalam kepangan kecil di sisi kiri dan kananku, yang kemudian dipersatukan di belakang dan membiarkan sisa rambutku terurai di punggung. Setelah selesai mengoleskan makeup natural, aku menyiapkan kantung besar yang berisi oleh-oleh dari LA untuk semua member dan teman-temanku. Yup, semua persiapan sudah selesai, saatnya keluar untuk bergabung dengan yang lain untuk berangkat bersama ke tempat dinner.

Aku melangkah keluar kamar sambil mencari Donghae untuk memintanya membawakan kantung besar yang cukup berat ini, tapi malah berpapasan dengan Siwon yang masuk dari arah beranda. Ia pun tampak sudah berganti pakaian dengan kemeja santai dan celana panjang.

“Wow, hello Goddess..” sapanya, yang membuatku terkikik. Siwon memang sangat charming, dan lagi ia pintar sekali mengambil hati para gadis. “Omo, sini biar kubawakan.” Ia pun mengambil alih kantung oleh-oleh yang kubawa.

“Ah thank you, and hello to you too, Sir.” Aku membungkuk bagai seorang lady di hadapannya. “Apakah kau melihat Donghae?”
“Tidak. Aku tadi sedang menikmati pemandangan di beranda bersama Sungmin hyung. Apa kau mau aku antar mencarinya, Goddess?” Siwon mengedip padaku, sebelum pandangannya menangkap sesuatu yang bergerak di belakangku. “Ah, itu Sungmin hyung datang.”

Aku membalikkan badanku dan bertatap muka dengan Sungmin, yang juga baru masuk dari arah beranda. Ia tersenyum senang ke arahku dengan sangat imut. “Hai Ming oppa! Kau habis dari beranda ya? Pemandangan di luar memang bagus sekali ya?”

“Iya bagus. Tapi tidak secantik dirimu malam ini, Min.” Sungmin berdecak kagum melihat penampilanku, lalu mendekat untuk menyelipkan anak rambutku ke belakang telinga.
Siwon terkekeh di sampingku, lalu maju merangkul Sungmin dan menepuk-nepuk pundak temannya itu. “Benar kan, ia tampak seperti Aphrodite!”

“Mwo yaaaa.. Kenapa kalian jadi ikut menggombal seperti Hae begini sih?”
“Aah~ Sekarang aku baru mengerti kenapa bocah itu bisa terkena virus gombal. Siapa yang tahan untuk tidak merayumu kalau kau berpenampilan seperti itu Min?”

Aku memutar mataku pada Sungmin. “Bukannya Donghae memang sudah jayus jauh sebelum bertemu denganku?” tak pelak lagi kedua oppa di hadapanku itu tertawa mengiyakan.
Tepat saat itu, suara pintu yang terbanting dibelakangku membuatku tersentak. Di hadapanku, Siwon dan Sungmin mendadak tertawa makin hebat sambil menunjuk-nunjuk sesuatu di belakangku. Aku berputar dan menemukan Hyukjae di depan salah satu pintu kamar di lantai atas. Ia tampak kaget dan juga kebingungan.

“Ada apa sih?” tuntutku pada Siwon dan Sungmin.

Belum sempat salah satu dari mereka menjawab, pintu di belakang Hyukjae kembali terbuka dengan keras dan sosok Kangin muncul dari dalamnya. “YAA..! Hyukjae-ah! Apa kau gila? Kenapa membanting-banting pintu seperti itu?”

Sungmin tertawa makin keras, sementara Siwon berusaha meredakan tawanya agar bisa memberikan penjelasan pada semuanya. “Hyung, kemarilah!” panggil Siwon pada Kangin, yang mendekati kami bersama Hyukjae. “Si Hyukjae itu, tadi ia keluar dari kamar dan langsung terpaku menatap Min. Tampangnya itu, sungguh menggelikan! Ia bahkah tidak sadar kalau ia belum menutup pintu dan membiarkan pintunya terbanting menutup dibelakangnya!”

“M-mwo yaaa... Kapan aku seperti itu..?” elak Hyukjae, menggaruk-garuk kepalanya dengan resah.
“Jinjja? Kau ini sungguh...! Sudah menumpang mandi di kamar orang, kau malah membiarkan pintunya terbanting.” Kangin menjitak kepala Hyukjae sampai ia mengaduh. Lalu, ia mengalihkan perhatiannya padaku.

“Omoo~ Min, kau tampak seperti gongjooo (princess)!”
“Appa!!! Gongjoo kan nama anjingmu!” aku melotot padanya.
Kangin terkekeh mendengar amukanku. “Anie, anie. Kau gongjoo betulan! Sini, sini, biar aku menjadi pengawalmu!” ia berdiri di sampingku dengan gagah dan mengulurkan sikunya. Aku mengaitkan tanganku di lekukan sikunya sambil tersenyum lebar. “Kau mau kemana sekarang, gongjoo?”

“Ah, aku mau mencari Donghae. Kangin appa, apa kau tahu dimana dia?”
“Hyukjae-ah, kau tahu dimana Donghae?” Kangin malah bertanya pada Hyukjae.
“Umm, sepertinya ia tadi bersama dengan Teukie hyung. Mungkin di bawah atau di kolam renang?”

“Ayolah kalau begitu, kita semua turun sekarang. Sebentar lagi kan kita harus berangkat untuk makan malam.” Appa mengajakku berjalan menuruni tangga dan menuju ruang utama. Disana sudah banyak member yang menunggu sambil bercanda-canda, termasuk juga Donghae.
“Perhatian semuanyaa! Putri Min sudah tiba di istana, semua harap berdiri.” Teriak Kangin, membuatku terbahak dan menepuk lengan gempalnya.

Di bawah, Donghae dan yang lainnya—Teukie, Yesung, Ryeowook, Heechul, Bin, Shindong, dan Nari, semua orang kecuali KyuRin yang sedang pergi—mendongak mendengar seruan Kangin. Begitu aku dan Kangin sampai di lantai dasar, Donghae segera bangkit dari duduknya, tersenyum manis padaku—

—dan mulai bernyanyi.

"When I see your face... There’s not a thing that I would change. Cause you’re amazing, just the way you are...

Ya, tentu saja ia menyanyikannya dengan bahasa Inggris yang terbatas. Susah payah aku menahan tawa dan memaksa diriku untuk tersentuh dengan gaya romantis Ikan Kecilku ini. Dengan senyum sumringah ia berjalan menghampiriku. Lalu tanpa disangka-sangka, ia langsung menciumku tepat dibibir!

“Ige mwoyaaaaaaaaa...!!!” sontak semua orang di ruangan langsung menyuarakan protes mereka saat menyaksikan adegan mengejutkan barusan. Bahkan akupun tidak menyangka dan tidak sempat menutup mataku saat bibir Donghae mengecup bibirku.

Donghae terkekeh tanpa merasa berdosa dan mengambil alih aku dari gandengan Kangin. “Hyung, terima kasih telah membawanya padaku.”
“Yaaa!! Siapa bilang aku membawanya untukmu? Bocah ini...!”

Aku terkekeh mendengar Kangin yang sewot tapi sama sekali tidak digubris oleh Donghae, dan langsung menggelayut manja pada pacarku ini, tidak sempat merasa malu karena adegan yang barusan kami lakukan di depan seluruh member. Samar-samar aku mendengar gerutuan mereka tentang ‘pasangan porno’.

“Apa kita sudah siap berangkat? Kita harus cepat sampai disana supaya masih bisa melihat pemandangan matahari terbenam kan?” tanyaku pada mereka semua, tidak lupa memasang cengiran lebar.
“Ya, benar. Ayolah kita berangkat sekarang. KyuRin akan menyusul kita disana kan?” Shindong meresponku paling cepat. Mungkin karena ia sudah merasa lapar.

“Iya, mereka bilang akan langsung menyusul kita di Pirouni.” Sungmin yang menjawab. Aku kembali terkikik mendengar bahwa KyuRin ‘melarikan diri’ sesampainya di villa tadi. Mereka mungkin pamit untuk berjalan-jalan, tapi menurutku mereka ingin kabur dari segala godaan kami mengenai ‘tidur sekamar’ itu.

***

Ahn Rin Young’s
Pantai Oia - Santorini


Kami sampai tepat disaat langit petang Santorini mulai mengeluarkan semburat jingga; belum terlambat untuk mencari spot yang nyaman untuk melihat sunset. Kami turun dari motor dan duduk di atas pasir pantai yang lembab, memandang langit sambil mendengarkan suara ombak— yang sering dikatakan sebagai suara alam yang paling indah. Pantainya tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pasangan yang, sama seperti kami, sedang menunggu sunset.

 “Kenapa disini?” Aku menolehkan wajahku ke hadapannya seraya merapikan anak-anak rambut yang berjatuhan di dahiku akibat tertiup angin. “Maksudku, kenapa Oia?”
“Karena,menurut apa yang kubaca tadi di internet, Oia adalah tempat terbaik untuk melihat sunset di pulau ini.. lihat..” Kyuhyun menunjuk ke garis pertemuan  laut dan langit tempat matahari perlahan menghilang di hadapan kami. Memang benar, entah bagaimana, sunset disini terasa sangat berbeda, itu yang kurasakan. Mungkin karena ada kau disini, Kyu..

Di sampingku, Kyuhyun mengeluarkan Ipodnya, memasangkan sebelah earphone­nya di telinga kananku, dan sebelahnya lagi di telinganya sendiri. Kemudian intro sebuah lagu mengalun di telingaku.

"I’ll be your sunset?” Aku menatap Kyuhyun dengan pandangan kagum. Ia hanya mengangguk, membalas tatapanku dengan senyuman.

"When I am miles away, will you still check on me? Tell me things will be alright.
Just tell me we will be together someday.. I’ts the endless dreams I have.
I'll be your sunset if you'll be my silhouette. If you'll be my silhouette….”

*I’ll be Your Sunset – A Rocket To The Moon

Aku memejamkan mata, menikmati alunan lagu yang dilatarbelakangi suara deburan ombak. Kyuhyun menarik kepalaku ke bahunya, membiarkan aku bersandar padanya dengan nyaman. Dan begitulah.. ternyata ia sudah menyiapkan playlist khusus untuk petang ini. Setelah lagu I’ll be your sunset tadi, menyusul lagu-lagu lainnya seperti a whole new world, My one and only love dan masih banyak lagi yang lain.

Langit sudah sepenuhnya gelap. Tanpa terasa, kami sudah hampir satu jam bertahan dengan posisi ini. Kyuhyun-pun mengakhiri playlistnya dengan lagu favorit kami, Like a Star. Aku mendengar intronya, lalu mengernyit saat tidak ada suara vokal yang terdengar; hanya musik.

“Sepertinya earphone yang ini rusak, Kyu. Vokalnya tidak terdengar..” Aku mengangkat kepala dari bahunya dan melepas earphone. Kyuhyun tersenyum.
“Nyanyikan untukku” katanya.
“uh?”
“Nyanyikan lagi untukku.. seperti saat kita menyanyikan ini di dorm waktu itu..” Ia langsung memakaikan kembali  earpone itu ke telingaku, dan mengulang lagunya dari awal.
“uhh? baiklah..” Jawabku. “Asal kau menyanyikan bagianmu.. eotthe?” ia mengangguk menyetujui. Kami sudah tahu pembagiannya, part Taeyeon untukku, dan The One untuknya.

Jadi, aku mulai menyanyikan bait demi bait lagu kesukaan kami itu dengan suara yang pelan; sedikit gugup karena ia terus menerus memandangiku.

Sesang eoneun geoseh geudae sumdeorado - Where ever you are hiding
naneun geudael chajanael suga isseoyo - I can find you 
geudaega eobdamyeon - If there were no you 
geudaega eobdamyeon - If there were no you 
naesimjangeun dduiji anheuhniga~ - Then my heart would stop 

Kyuhyun mengambil sebelah tanganku dan menempatkannya di atas dada kirinya— Dekat sekali dengan jantungnya, sampai-sampai aku bisa merasakan detaknya di tanganku. Sekarang ia tidak lagi memandangiku, hanya melihat laut tak berujung di depan sana.Hingga sesaat kemudian, aku menyadari lirik apa yang akan ku nyanyikan..

Sarang i ra geudi malhaji anhado - Even if you don't say ‘Love’ 
ma eum euh ro naneun al suga itjyo - I can feel with my heart

…Even if you don’t say love, I can feel with my heart.
Meski kau tak mengatakan cinta, aku dapat merasakannya dengan hatiku.

Memang benar, kami, atau aku lebih tepatnya, tidak pernah mengatakan cinta padanya, karena aku selalu menghindari topik itu. Begitu aku menyadari betapa lagu ini dapat menggambarkan hubungan kami dengan tepat, mataku mulai berkaca-kaca. Tapi aku tidak ingin merusak momen ini dengan tangisan. Tidak sekarang. Aku juga tidak ingin berhenti menyanyikan lagu ini untuknya. Setidaknya, hal kecil inilah yang bisa kuberikan padanya sekarang.

Aku memandangi siluet wajahnya dari samping; sempurna sekali. Ia masih memandang jauh ke lautan yang kini diliputi kegelapan. Ku putuskan untuk tetap bernyanyi, menyampaikan segala perasaan yang tak bisa kuungkapkan padanya saat ini.

geudaeman itdamyeon - If you are here
 guedaeman itdamyeon - If you are here 
amugeotdo nan pilyo eobneundeh~ - I don't need anything
You are my everything to me ,You are my everything to me
haneul ui byeolcheoreom hwanhageh bichwojuri - Please shine like a star in the sky 
Geudaeneun naman ui sarang - You are my only love 
yeonywonhan namanui sarang - Forever my only love 
uri saranghaeyo - We love each other 
geudae hanamyeon nan chungbunhaeyo - All I need is you

Kyuhyun kembali menatapku lekat- lekat dan aku pun balas memandangnya sambil tersenyum. Setelah ini, giliran ia yang akan bernyanyi.

geu mueotgwa bigwohalsu isseulggayo - Can it be compared with anything else? 
geu mueotgwabattol suga itnayo - Can it be exchanged with anything else? 
geudae ui sarangeul - Your love 
geudaeui maeumeul - Your heart 
geu nugadaesinhalsu itnayo  - Who can replace you?
you are my everything to me you are my everything to me
haneul ui byeolcheoreom hwanhageh bichwojuri - Please shine like a star in the sky

Tiba-tiba, entah kapan Kyuhyun menyiapkannya, ia sudah menggenggam sesuatu dan langsung mengaitkannya di leherku. Sebuah kalung dengan liontin kristal bening berbentuk bintang. Aku terkesiap, tak menyangka ia telah menyiapkan ini untukku. Musik like a star masih mengalun di telinga kami, namun kali ini, tidak ada satupun dari kami yang bernyanyi.

“Kyu,untuk apa…”

Kyuhyun memberiku isyarat untuk berhenti bicara, lalu menunjuk sebuah bintang yang bersinar paling terang di langit malam itu. Setelah itu, Ia mengembalikan pandangannya pada kalungku, dan sesaat kemudian, ke mataku.

“Karena kau bintangku..” Katanya. Ia menggenggam liontin kalung yang terjuntai di leherku. “Maka bersinarlah selalu untukku..”

Lirik lagu yang kunyanyikan tadi, kalung pemberiannya, ditambah dengan ucapannya itu, membuatku tidak bisa berkata-kata lagi. Aku berusaha menahan air mata; air mata kebahagiaan, dan rasa bersalah. Bahagia karena ia begitu baik dan tidak pernah memaksakan kehendaknya padaku—bahkan soal  status hubungan kami, dan rasa bersalah, karena aku tetap membiarkannya seperti itu; Egois dengan perasaanku sendiri dan membuatnya menunggu dalam ketidakpastian. Tapi.. aku sungguh-sungguh belum bisa melangkah lebih jauh bersamanya dalam hubungan ini.

Aku terdiam, menatapnya dengan perasaan campur aduk. Ia sepertinya bisa mengerti dengan kekalutan yang kupancarkan dari mataku, karena sesaat kemudian, ia menarik pelan kepalaku dan mengecup keningku lama sekali.

Kecupan pertamanya untukku.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar