Sabtu, 11 Mei 2013

Sexy Free and Single [Chapter 31b]

Park Min Young’s
Sabtu dini hari – Villa, Firostefani


Rasanya aku baru memejamkan mata beberapa saat, ketika kudengar suara berisik di lorong di luar kamarku, dan suara pintu kamarku dibanting terbuka. Aku membuka mataku, merasa sangat pusing karena tidurku terganggu. Baru saja aku akan menyemprot siapapun yang berani masuk ke kamarku dengan gaduh seperti tadi saat sebuah suara menggelegar memenuhi ruang kamarku.

“APA BIN ADA DI SINI??” itu suara Heechul, terdengar sangat kalut. “Min-ah, apa kau tahu dimana—APA YANG KAU LAKUKAN BERSAMA HYUKJAE DI ATAS TEMPAT TIDUR???”

Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. “Heechul oppa, apa maksudmu, ini Dongha—” seketika aku langsung membeku dan melotot ketika kusadari bahwa Donghae tidak ada di sebelahku, dan hanya ada Hyukjae di ujung tempat tidur yang berjauhan denganku. “AAAAAAAAKKK!!”
Aku melompat dari tempat tidur, dan jeritanku membuat beberapa orang lagi masuk kedalam kamarku—Teukie dan Kangin, berebut menyuarakan pertanyaan mereka.

“Ada apa Min-ah?” tanya keduanya. Teukie melempar tatapan khawatir dan juga bingung saat melihat Hyukjae masih pulas di atas tempat tidurku, sementara Kangin terlihat berantakan. Ia seperti telah dipaksa bangun dari tidurnya dan terburu-buru mengikuti Teukie dan juga Heechul. Salah satu dari mereka lalu menyalakan lampu di kamarku bertepatan dengan terbukanya pintu kamar mandi.

“Ada apa? Baby, kenapa kau menjerit?” suara Donghae yang baru keluar dari kamar mandi mengirimkan getar aman di seluruh tubuhku. Langkahnya saat akan menghampiriku langsung terhenti di tempat kala dilihatnya para hyungnya juga berada disitu. “Heechul hyung, ada apa sebenarnya? Kenapa kau membuat Min menjadi pucat seperti itu?”

“Donghae-ya, katakan pada kami, apa yang sebenarnya kalian lakukan, kenapa Hyukjae ada di atas kasur bersama dengan Min saat aku masuk tadi?”
“MWO??!!” Teukie dan Kangin sama-sama tersedak mendengar pertanyaan dari Heechul barusan.

Hebatnya, Donghae tampak tidak terpengaruh sama sekali dengan pemaparan Heechul barusan. Ia segera berjalan dan meraihku ke dalam rangkulannya. “Hyung, apa yang kau pikirkan, kami tidak berbuat salah.” Matanya mulai berkaca-kaca, dan hatiku rasanya seperti diremas kuat melihatnya.

“Benar, oppa. Hyukjae tadi mabuk dan—”
“—tiba-tiba saja masuk kamar kami, lalu—”
“—roboh begitu saja di atas kasur! Ia tidur! Di kasur kami!”
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkannya tidur di sini.”

Para penonton yang terdiri dari Heechul, Teukie, dan Kangin menatapku dan Donghae bergantian saat kami menjelaskan duduk perkaranya. Aku sungguh tidak rela telah dikira berbuat skandal dengan si ikan teri, maka aku pun menjelaskannya sejelas mungkin. Ketiganya tampak menunjukkan pemahaman atas apa yang terjadi di kamar ini, lalu segera mengalihkan pembicaraan pada topik yang lebih penting.

“Baiklah...apa pun itu, itu urusan kalian... Ngomong-ngomong, apa kalian tahu dimana Bin?”
Aku menggeleng, dan Donghae menjawab, “Tidak, hyung. Memang apa yang terjadi?”
“Aiissssshhh!! Bin menghilang di tengah malam. Bantu aku mencarinya!” Heechul lantas bergegas keluar, diikuti Teukie dan Kangin. 

Namun Teukie berbalik sebentar sebelum mencapai pintu, “Kalau kau mau, kau bisa mmm...merapikan dulu pakaianmu itu.” Ia menunjuk kaos Donghae yang tengah kupakai. Aku dan Donghae sama-sama mengangguk dan berjanji akan menyusul mereka secepatnya.

***


Ahn Rin Young’s

Aku masih sibuk berpikir ketika samar-samar kudengar keributan dari luar kamarku. Suara siapa? Aku menajamkan pendengaran. Dengan suara teriakan seperti itu, kuduga pelakunya adalah Heechul.. atau Min. Kali ini aku tidak yakin. Tapi nanti saja ku cari tahu, aku masih punya urusan yang lebih penting di sini. Kyuhyun.

Aku terdiam cukup lama sambil memandangi Kyuhyun, sampai akhirnya aku bicara sendiri, “Hhhh! Siapa peduli!” Aku mencoba meyakinkan diri.

Setelah menarik napas panjang, aku berlutut di depannya yang masih terduduk. Aku menarik kausnya dan mengeluarkan kedua tangannya dengan sedikit kesusahan. Sekarang hanya tinggal melepas kaus itu melalui lehernya dan—

Suara teriakan seseorang yang dilatar belakangi bunyi ‘brakk’ kencang dari pintu kamarku yang kini terbuka, membuatku terlonjak. Sepertinya Kyuhyun lupa mengunci pintunya tadi.

“KyuRin!!! Apa kalian meli— ” Heechul menganga.
“…”
“Ka.. kalian sedang.. a..pa..??? Aisshh!” Bukannya menunjukkan ekspresi kaget seperti tadi, sekarang ia malah terlihat kesal. “Kenapa semua orang— aissshhh!”

Aku dan Kyuhyun—yang kini sudah sepenuhnya terbangun—membeku ditempat; Tahu benar apa yang ada di dalam pikiran Heechul saat ini. Dengan posisi kami yang sedang berhadapan dalam jarak yang sangat dekat.. dan.. aku yang sedang melepas kausnya.. oh Tuhan, Heechul pasti salah paham!! Dua detik kemudian, aku baru sadar kalau aku harus melepas tanganku yang sejak tadi masih bertengger pada bagian pundak kaus Kyuhyun. Ekspresi Heechul yang sedang menatap kami sungguh sulit kutebak.

“Lanjutkan saja..” Kata Heechul asal. Kemudian, tanpa repot-repot menjelaskan maksud kedatangannya yang mengagetkan, ia langsung berbalik lagi keluar kamar sambil menggumamkan sesuatu dan menyebut-nyebut nama Bin. Ada apa sih sebenarnya?

Meski belum pulih dari rasa shock kami atas ‘kunjungan’ Heechul, aku memutuskan untuk keluar kamar, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kyuhyun dengan sigap memakai kembali kausnya dan menyusul di belakangku. Ketika aku dan Kyuhyun keluar dari kamar, kulihat Heechul sudah menuruni tangga dengan terburu-buru. Ternyata, pasangan MinHae, Kangin dan Leeteuk juga sudah keluar dari kamar. Itu berarti, semua penghuni lantai 2 semua sudah keluar. Tapi dimana Bin? Ada apa sebenarnya?

“Baby!! Baby!! BABYYYY!!!” Heechul berteriak-teriak sambil menuju lantai 1. Donghae menyusul di belakangnya.
“Ada apa sih?" Tanyaku pada Min.
“Bin menghilang! Ayo kita cari di bawah!” Min lantas menarikku yang masih kebingungan.

“Hilang? Hilang bagaimana?”
“Molla! Cari saja!” Min tampak tidak sabaran. Kami semua langsung menyusul Heechul ke bawah. Di lantai 1, kulihat Heechul mendatangi salah satu kamar yang seingatku merupakan kamar Siwon dan Eunhyuk. Sama seperti tadi, ia bermaksud langsung menerobos masuk—walau gagal, karena pintunya terkunci rapat.

Sementara Donghae mendatangi Nari dan Shindong yang sudah keluar kamar tanpa dipanggil, aku dan Min mengalihkan perhatian pada kamar terakhir yang belum kami cek; kamar Sungmin, Yesung dan Ryeowook. Aku mengetuk pintunya beberapa kali. Belum ada jawaban. 

Aku mengulang beberapa kali sampai akhirnya Ryeowook muncul dari balik pintu. Baru saja aku ingin menanyakan keberadaan Bin, Heechul—yang tidak  berhasil menemukan pacarnya di kamar sebelah— melesat masuk mendahuluiku dan Min. Beberapa detik kemudian, kami dapat mendengar suara teriakannya yang membahana.

“SEBENARNYA KAU INI SEDANG APA????”

Bin telah ditemukan, aku yakin itu.

***


Hwang Bin Young’s


Setelah menunggu beberapa saat, makanan yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Jjapaghetti untukku dan Jin Ramyeon untuk Minnie oppa. Yesung oppa dan Wookie oppa juga ikut bergabung duduk di sofa di dalam kamar, menemani Minnie oppa dan aku makan. Hmm..nikmat sekali rasanya dibuatkan makanan di saat hampir sekarat. Ketika sedang asik menikmati makanan sambil berbincang-bincang dengan oppadeul di kamar mereka, kami mendengar keributan di lantai atas. Kami pun saling berpandangan dalam diam, tidak tahu harus melakukan apa.

“Kalian makanlah, aku akan memeriksa apa yang terjadi di atas.” Wookie oppa bangun dari sofa.
“Baby..!!! Baby..!!! BABY…!!!” Dapat kupastikan itu teriakan Heechul.

Aku dan Minnie oppa tersedak dalam waktu bersamaan saat mendengar teriakan pacarku. Wookie oppa yang tadi sudah bangun dari sofa, dalam waktu sekejap terduduk lemas dan mengkerut di samping Yesung oppa. Oppadeul langsung menatap ke arahku, seakan-akan matanya memiliki pertanyaan yang sama:mengapa-Heechul-hyung-berteriak-teriak-dengan-suara-yang-sangat-Lantang-Menakutkan-Berbahaya-dan-Mematikan-??!

“Sepertinya My Chul mencariku.” Kataku dengan santai.

Tidak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk kamar Yesung oppa. Ketukannya tidak terdengar brutal, oleh sebab itu Wookie oppa memberanikan diri untuk membuka pintunya. Walaupun setiap tiga langkah ia akan berhenti dan menghadap kami untuk meminta dukungan. Aku mengepalkan kedua tanganku dan mengkatnya ke atas untuk menunjukkan bahwa aku selalu memberi dukungan ke Wookie oppa.

“Bbuing…bbuing…fighting oppa!!!” Lalu aku pun kembali menikmati Jjapaghetti. Ooohhh…sulit rasanya berpisah dengan makanan favoritku walaupun situasi sedang gawat darurat.

Baru saja Wookie oppa membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ada seseorang yang menyeruak masuk dan berteriak, “SEBENARNYA KAU INI SEDANG APA????”

Heechul menemukanku di kamar Wookie oppa yang sedang makan Jjapaghetti suapan terakhir, ditemani oleh Minnie oppa dan Yesung oppa. Berhubung mulutku dipenuhi Jjapaghetti, aku menunda menjawab pertanyaan dari Heechul, dan menyeruput habis mie-nya sampai masuk semua kemulutku.

“Yummy…lezatnya Jjapaghetti ini. Sekarang perutku sudah kenyang.” Aku mengelus perutku dengan riang dan memberikan senyuman termanis untuk Heechul.

Aku pikir senyumanku dapat membuat emosi Heechul sedikit mereda. Namun, kehadiran Heechul di kamar ini seketika malah membuat udara disekitar memanas dan mendesis. Aura pacarku sungguh menyeramkan. Yesung oppa dan Minnie oppa kaku di tempat.

Aku mendengar ada keramaian di depan kamar Wookie oppa. Tidak jelas ada berapa orang, karena aku masih berada di dalam kamar Wookie oppa. Tapi bisa aku pastikan, itu suara para penghuni villa ini yang terbangun karena teriakan pacarku. Maafkan aku oppadeul dan unniedeul tersayang, pacarku mengganggu kedamaian tidur kalian.

Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada Wookie oppa, Yesung oppa, dan Minnie oppa, aku mengajak Heechul kembali ke kamar kami sebelum emosinya meledak di kamar itu. Sepertinya orang-orang yang berkerumun di depan kamar Wookie oppa sudah berada di kamarnya masing-masing, karena aku tidak bertemu satu orang pun dalam perjalanan kembali ke kamarku.

“Apa yang kamu lakukan di kamar Yesung jam empat dini hari?” Geram Heechul.
“Tadi kan kamu lihat sendiri, aku sedang makan.”

“Makan??? Kenapa makan di dalam kamar mereka? Makan dengan ditemani tiga pria? Ooohh…bagus sekali.”
“Kamu kenapa sih, baby? Kok sinis begitu? Ada yang salah? Aku cuma makan dan berbincang bersama mereka.”
“Kenapa di kamar? Kalian kan bisa makan dan berbincang di ruang makan atau di ruang tengah!” Serang Heechul.

Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu berpikir keras bagaimana menghadapi Heechul. Dalam hatiku berkata, emosi pantang dilawan dengan emosi. Heechul adalah pria yang temperamental, aku tahu benar itu. Untungnya aku bukan tipe orang yang mudah emosi. Lebih tepatnya aku tidak pernah berhasil meluapkan emosi. Aku selalu memilih untuk memendam emosi daripada meledakannya. Ya aku tahu, hal ini berbeda 180 derajat dengan Heechul.

Sebenarnya aku tidak terlalu yakin apa yang membuatku selalu berhasil meredam emosi Heechul. Ia memiliki aura yang seakan-akan mengatakan agar orang-orang "waspada". Namun menurutku, Heechul bagaikan hewan buas yang dapat dengan mudah dijinakkan kalau tahu cara menanganinya dengan baik.

“Tidak bisa baby, kami takut perbincangan kami mengganggu semua orang yang sedang tidur. Percayalah padaku, baby. Kamu tidak boleh terus-menerus mencurigaiku. Aku mengerti kamu hanya cemburu. Tetapi, aku juga sering mengatakan kalau kamu tidak boleh cemburu pada keluargamu sendiri. Itu hanya menyiksa pikiran dan perasaanmu.” Aku menatapnya dengan lembut.

Jeda sesaat, Heechul menangkap tatapan lembutku dan berkata, “Mian beb, aku panik. Aku terbangun dan tidak melihatmu di sampingku. Aku periksa di kamar mandi dan balkon juga tidak ada. Lalu aku mulai mencari di semua kamar di lantai atas dan di lantai bawah. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk denganmu.” Heechul duduk ditepian kasur, kedua tangannya diletakkan di atas pangkuannya sambil menutupi wajahnya. Ia terlihat sangat lelah dan frustasi.

“Baby, mianhae…” Aku duduk di lantai di hadapannya, meraih kedua tangannya untuk diletakkan di pipiku. “Maafkan aku telah membuatmu khawatir. Jeongmal gomawo baby, karena kamu telah mencariku. Kamu tahu? Aku sangat bahagia saat mendengar teriakanmu tadi. Walaupun itu terdengar sangat menyeramkan dan menggema diseluruh penjuru villa ini, tapi aku senang karena kamu mengkhawatirkanku. Berjanjilah, kalau suatu saat aku hilang lagi dari hadapanmu, kamu akan mencariku sampai aku ditemukan?” Aku mempererat genggaman tanganku di tangan Heechul, lalu merapatkan telapak tangannya di pipiku.

“Aku bersumpah akan mencarimu sampai ke ujung dunia bahkan ke luar angkasa kalau perlu. Siapapun yang berani menghalangiku untuk menemukanmu, aku tidak akan segan untuk mencongkel keluar dan meremas hancur jantung orang tersebut.”

Aku tersenyum mendengar penuturannya. “Entah mengapa, aku selalu suka dengan ide ekstrem-mu untuk menyelamatkanku. Aku tidak butuh pria romantis untuk mendampingiku, tetapi aku hanya menginginkan pria yang mencintaiku dan rela melakukan apapun untuk menjagaku dan melindungiku. Syukurlah, aku telah menemukannya dan pria itu ada dihadapanku sekarang. Ia adalah KIM HEECHUL.” Aku mencium buku-buku jemari Heechul dengan kecupan yang manis. Lalu merebahkan kepalaku dipangkuannya.

***


Ahn Rin Young’s
Sabtu Pagi, Villa–Firostefani, Pulau Santorini


Aku dan yang lainnya sedang berkumpul di ruang tengah villa untuk menghabiskan hari terakhir kami di pulau ini. Siang nanti kami akan kembali ke Athena untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Seoul pada pukul 8 malam. Yah, ini hari terakhir kami menikmati liburan di Greece. 

Mulai hari senin, semua member sudah harus kembali menjalankan schedulenya masing-masing. Kyuhyun dan trio young-pun sudah harus memulai perkuliahan lagi. Meskipun kecewa karena liburan akan segera berakhir, hari ini semua orang terlihat gembira. Bagaimana tidak? Tiga hari yang kami habiskan di pulau ini benar-benar menyenangkan dan menghapus segala kejenuhan. Aku bersyukur, liburan kali ini benar-benar terbebas dari segala masalah.

Ketika sedang asyik mengobrol dengan beberapa member, Eunhyuk—yang masih tampak kusut akibat mabuk semalam—datang bergabung.

“Whoaaaaaaa, Hyukkie-ah, kau baru bangun jam segini? Pantas saja kau betah berlama-lama di kamar, mengingat kamar mana yang kau tiduri semalam.” Heechul terkikik penuh makna.
“Yaa Hyuk-ah, memangnya kau tidur dimana semalam? Kenapa kau tidak kembali ke kamar?” Tanya Siwon, partner sekamar Eunhyuk.

“Eoh? Eunhyuk Hyung tidak tidur di kamarnya tadi malam? Lalu, dimana dia tidur?” Kyuhyun memandangku penasaran. Sayangnya, informasi ini sama barunya bagiku. Aku memandang Bin, meminta konfirmasi, tetapi ia pun menggeleng tanda tidak tahu. Lalu kami memandang Min, yang anehnya, tampak menghindari kontak mata dengan siapa-siapa.

“Kalian diamlah. Bicara pelan-pelan. Kepalaku sakit sekali...” Eunhyuk mengerang, membuat Heechul, Leeteuk dan Kangin tertawa.
“Tentu saja kepalamu sakit, pabo. Kau minum banyak sekali tadi malam. Padahal kau kan tidak biasa minum alkohol. Kurasa kau tidak ingat apa yang terjadi semalam?” Leeteuk melanjutkan godaannya.

“Eh...” Si ikan teri menggaruk-garuk kepalanya. “Tidak ingat sih... memangnya apa yang aku lakukan?”
“Hey, kemari..” Kangin bangkit dan menarik Eunhyuk untuk duduk di sebelahnya. “Pertama-tama, kau bangun dimana pagi ini?” Tanyanya dengan semangat yang tak dapat disembunyikan. Yang ditanya kini tampak salah tingkah.

Sementara itu, disamping Min, Donghae tampak terhibur seperti juga hyung-hyungnya, bahkan tertawa di balik punggung Min. “Eh.... itu... hmmm... aku bangun di kamar...mereka.” Eunhyuk menunjuk pasangan MinHae, yang terang saja membuat sebagian besar orang menyuarakan rasa kagetnya dan memandang pasangan MinHae dengan penuh tanya. Heechul, Kangin, dan Leeteuk sontak tertawa kencang-kencang. Kuduga mereka pasti sudah tahu tentang informasi ini.

“Oppa, kenapa kau tidur disitu?” Tanya Bin penasaran. 
“Hyukjae-yah! Apa kau gila?! Apa yang kau lakukan di sana?” Sahut suara lain, yang langsung ditimpali dengan beberapa suara yang sulit untuk diidentifikasi pemiliknya.

“Bagaimana kau bisa berada dalam kamar MinHae? Kau menerobos masuk begitu saja?”
“Hyukie, kau harus meminta ampunan Tuhan atas dosa besarmu!”

Aku menoleh pada Kyuhyun yang kini tampak sama bingungnya denganku. “Kyu.. apa mungkin ini ada hubungannya dengan igauan Hyukppa waktu itu?” Tanyaku dengan suara pelan; merasa tidak enak jika yang lain mendengar.

“Hmm? Maksudmu saat ia tertidur di mobil di parkiran airport?” Aku mengangguk sebagai jawaban, yang langsung membuat Kyuhyun mengubah ekspresi herannya menjadi cengiran. Aku memang tidak yakin, tapi bisa saja benar kan? Beberapa hari lalu sebelum kami terbang ke Greece, Eunhyuk mengigau tentang kecemburuannya pada Min dan betapa merindukan saat-saat bersama Donghae. Jadi mungkinkah si ikan teri ini dalam keadaan tidak sadar memasuki kamar MinHae?

“HAHAHAHA!” Dengan suara melengking, tiba-tiba Ryeowook tertawa. “Akhirnya mimpinya jadi kenyataan..” Ia melanjutkan. Karena yang lain menatapnya dengan bingung, Ryeowook dengan senang hati melanjutkan lagi, “Kalian tahu tidak, waktu kami akan berangkat ke Athena, Hyukkie Hyung tertidur di mobil dan mengigau kalau ia cemburu pada Min!!”

 “Min, dimana kau semalam, saat Hyuk oppa tidur di kamarmu?” Mengabaikan semburan tawa dari semua orang, aku bertanya.
Mendengar pertanyaanku, semuanya langsung berhenti tertawa dan bergerak memandang Min yang wajahnya kini semerah tomat rebus. “Aku—”

“—Tentu saja ia ada di kamarnya sendiri. Aku menemukannya tidur di sebelah Hyukjae semalam—tanpa Donghae! Kalian harusnya bertanya dimana Donghae semalam!” Heechul mengumumkan dengan lantang, membuatku sungguh-sungguh terkejut.

“YAAAAAAAAKKKK KIM HEECHUL!!!! TUTUP MULUTMU!!!!!” Min seketika mengamuk dan secara bertubi-tubi melemparkan bantal-bantal sofa ke arah Heechul yang tertawa puas. Lalu beberapa detik kemudian ia mengarahkan kemarahannya pada Hyukjae, yang wajahnya tampak lebih merah lagi dari Min. “SEMUA INI GARA-GARA KAU, LEE HYUKJAE!!” Aku melihat sepasang sandal melayang ke arah Eunhyuk.

“Aaak!! Min-ah, tunggu... stop! Aaww! Tunggu... aku benar-benar tidak ingat yang kulakukan semalam!” Eunhyuk berdiri dan menghindar dari serangan sandal Min,berusaha melindungi dirinya di balik kursi tempat para member duduk. Tapi bukan Min namanya kalau berhenti begitu saja. Ia mengejar Eunhyuk dengan membawa sepasang sandal milik Donghae sekarang. Rasanya aku hampir bisa melihat sepasang tanduk iblis mencuat di atas kepala Min. Kasihan Eunhyuk, ia terpaksa jadi sasaran amuk Evil Queen.

Leeteuk bangkit dengan tergesa dan menghentikan Min sebelum Eunhyuk mengalami cacat permanen. Ia merangkul Min dan menenangkannya, berusaha meredam emosi Min dengan mengusap rambutnya. “Oppaaa, dia... dia merusak nama baikku! Aku mau mencincangnya, menggorengnya sampai kering!” Kudengar Min mengadu pada Leeteuk dengan suara yang emosional.

“Yaaaaakk, bagaimana aku bisa merusak nama baikmu sementara aku saja tidak ingat apa yang kulakukan?” Eunhyuk memelas dari seberang ruangan.
“Sudah, sudah. Hyuk-ah, sebaiknya kau kemari dan jelaskan semuanya.” Leeteuk berjalan mendekat sambil menggiring Min dalam rangkulannya. Aku berdiri menyambut Min, mengusap-usap tangannya agar ia kembali tenang.

“Benar, seseorang, coba jelaskan cerita selengkapnya. Min tidak mungkin melakukan hal-hal yang salah dengan Eunhyuk sementara Donghae ada di sini mendengarkan semuanya sambil tersenyum tenang kan!” Shindong mengangguk ke arah Donghae.
“Hyung, kami tidak melakukan apa-apa. Hyukie tiba-tiba masuk ke kamar kami dalam keadaan mabuk, lalu jatuh tertidur di atas kasur kami. Itu saja.” Donghae akhirnya buka suara.

“Lalu kenapa Heechul hyung tadi mengatakan bahwa Min tidur berdua saja dengan Hyukie sementara kau tidak ada? Memangnya kau tidur dimana semalam?” Kali ini Yesung yang bertanya.
“Ah..Kami tidur bertiga, dengan aku berada di tengah-tengah mereka. Heechul hyung lalu masuk saat aku sedang berada di kamar mandi. Lihat kan, tidak terjadi apa-apa. Baby, kemarilah.” Ujar Donghae sambil membuka kedua tangannya yang segera disambut Min. Donghae lantas memeluk pacarnya itu dengan protektif, sambil mendaratkan ciuman di puncak kepala Min.

“Benarkah hanya begitu saja? Tidak terjadi apa-apa lagi?” Eunhyuk tampak lega, tapi terdengar juga nada sedikit kecewa dalam suaranya. Dasar, memangnya apa yang ia harapkan terjadi?
“Kau memang mengecewakan Hyukjae, tidak bisa memberi kami gosip yang lebih heboh lagi” Heechul menggeleng dengan dramatis, lalu melanjutkan, “Untung saja KyuRin membuat skandal yang tidak kalah heboh dengan Hyukjae dan MinHae semalam.” Ia mulai lagi, membuatku mematung dan Kyuhyun mengusap leher dengan tidak nyaman.

“Eoh? Ada skandal juga rupanya di dalam kamar KyuRin? Apa yang terjadi? Sayang sekali kami tidak ikut masuk ke dalam kamar KyuRin semalam!” Sahut Kangin dengan cepat. Mendengar itu, aku merasakan diriku menciut di samping Kyuhyun.

“Kalian tahu, tadi malam mataku sungguh dimanjakan dengan semua yang kutemukan di masing-masing kamar saat mencari Bin yang hilang. Setelah melihat skandal Min dan Hyukjae, aku lalu mendapati KyuRin yang sedang beradegan intim di dalam kamar! Oh sungguh, pasti semua orang rela bertukar tempat denganku hanya untuk menyaksikan hal itu!” Kalimatnya diakhiri dengan tawa yang berderai.

“MWO???!!” Kudengar semua orang sontak berteriak mendengar informasi Heechul barusan.
“Kau tahu apa yang sedang mereka lakukan saat aku masuk kamar mereka?”
“Apa hyung, apaaaa??”

“Mereka berdua sedang duduk berhadapan di lantai, dan Rin sedang membuka pakaian Kyu! Ah, sayang sekali, sepertinya mereka tidak jadi melakukan apa-apa karena kedatanganku. Hehehe..” Suara tawanya terdengar sangat mengintimidasi.

“Whoaaaaa....!!!” Seru semua orang dengan kompak sambil memandang kami.

“Unniiie!! Kemajuan kalian benar-benar pesat! Ahh kalian menggemaskan sekaliii!!” Bukannya mendekatiku atau Kyuhyun, Bin malah mencubit kedua pipi Heechul, dan langsung disambut dengan pelukan oleh pacarnya itu. Pelukan yang entah bagaimana terasa bagai sindiran untukku dan Kyuhyun.

***

Sabtu Siang, Balkon lantai2 Villa– Firostefani, Pulau Santorini.


Setelah “kerusuhan kecil” tadi, suasana akhirnya bisa dikendalikan lagi. Untuk menghindari amukan dari Min yang masih tampak haus darah setiap kali melihatnya, Eunhyuk memilih untuk tetap berada di lantai satu bersama yang lain, sementara trio Young dan pasangan masing-masing naik kebalkon lantai dua; bersantai sambil menunggu waktu kepulangan kami ke Seoul. Untungnya, baik Min maupun Heechul tidak bernafsu lagi untuk melanjutkan pertengkaran karena terlalu sibuk dengan pasangan masing-masing.

“Min, majalah ini mau dibawa atau ditinggal saja?” Tanyaku sambil menunjuk tumpukan majalah di atas meja. Min menghentikan sesaat kegiatannya sejak tadi sibuk bermesraan dengan pacarnya dan menoleh padaku.
“Bawa saja Rin, aku belum selesai baca.” Sejenak kemudian ia sudah kembali sibuk dengan Donghae.

“Dan kau Bin, bagaimana dengan majalah ini?” Aku menunjuk majalah anak-anak yang terselip diantara majalah wanita dewasa milik Min. Bin, yang sesaat lalu sedang bercanda dengan Heechul, menoleh dan menjawab,
“Umm..dibawa dong,Unnieee..  kasihan kan kalo si donal bebek aku tinggal disini..” mendengar aegyo pacarnya, Heechul mencubit gemas kedua pipi Bin.

Aku mengangguk. “Baiklah, kalau begitu kumasukkan ke dalam tas ini saja ya..” Kataku pada Min dan Bin. Tapi sepertinya mereka tidak memperhatikan.
“Halooo..” Aku memanggil mereka lagi. Akhirnya mereka menoleh dengan bingung. Tidak tahu apa yang tadi kubicarakan. Aku mengembuskan napas dan mengulang lagi, “Majalah-majalah kalian..kumasukkan.. ke dalam tas ini.. oke?” Kuharap kalimat cukup dapat dimengerti. Mereka lalu menggumamkan “ooh” dan mengangguk.

Aku kemudian memasukkan majalah-majalah itu kedalam “tas milik bersama” kami. Tas itu berisi segala macam perbekalan kami untuk di perjalanan; snack, obat-obatan, hingga bahan bacaan. Baru saja selesai dengan urusan itu, Kyuhyun yang sejak tadi duduk tenang disampingku tiba-tiba bangkit dari sofa. “Aku ke kamar.” Katanya dengan nada kesal. Ia langsung menuju kamar kami dengan langkah cepat dan sedikit menghentak-hentak. 

Tidak mengerti apa yang membuat Kyuhyun kesal, aku memutuskan untuk menyusulnya ke kamar. Meninggalkan pasangan MinHae dan Binchul yang “sedang dimabuk asmara”. Saat memasuki kamar, kulihat Kyuhyun sudah duduk bersandar di ranjang sambil memejamkan mata. Aku menyusulnya ke ranjang dan duduk di sebelahnya.

“Ada yang mengganggu pikiranmu?” Tanyaku sambil mengusap lengannya. Kyuhyun membuka mata dan mendesah.
“Tidak, hanya tidak tahan melihat orang pacaran. Heran, hobinya mengumbar kemesraan” Meskipun kata-kata itu lebih cocok dialamatkan untuk pasangan MinHae, aku tahu betul maksud Kyuhyun. Dua pasangan diluar memang sedang sangat menikmati kebersamaan mereka. Yah, aku tidak bisa menyalahkan suasana romantis yang ditawarkan pulau ini.

“Kau menggemaskan kalau sedang kesal, kau tahu?” Aku tersenyum menggodanya.
“Hhh..Kau malah menggodaku..” Jawabnya sambil menggembungkan pipi. Meski begitu, ekpresinya tidak dapat berbohong. Aku tahu Ia menyukai perkataanku.

***

Tok tok tok…

“Kyuhyun-ah..Rin-ah.. ayo siap-siap, sebentar lagi kita berangkat..” Suara Shindong terdengar dari balik pintu kamar.

“Oh, baik Oppa, kami akan segera keluar..” Jawabku dari dalam. Kyuhyun langsung bangkit dari tempat tidur, menarik dua koper ke arah pintu sementara aku melakukan cek ulang ke setiap sudut kamar, memastikan tidak ada yang tertinggal. 

Setelah yakin semua sudah terbawa, aku menyusul Kyuhyun yang rupanya sejak tadi masih saja berdiri diam memandangi sesuatu dari dekat pintu kamar kami yang terbuka.  Aku mengikuti arah pandangnya dan bisa sedikit menebak apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Mungkin masalah yang tadi. Aku tahu ia sedang kesal melihat teman-teman kami yang sibuk bermesraan. Ya, dari arah pandangnya aku bisa tahu jika ia sedang memperhatikan pasangan MinHae dan BinChul yang masih ada di balkon.

“Kyu? Kita harus—” Belum sempat menyelesaikan kalimatku, ia berbalik dengan sangat cepat, mendorong bahuku dengan kedua tangannya hingga aku tersudut di dinding. Jarak wajah kami mungkin hanya lima sentimeter sekarang.

Kyuhyun memandangku dengan intens sampai sempat terlintas dalam benakku jika ia ternyata bisa begitu menakutkan. Tapi anehnya, dengan posisi tersudut seperti ini, aku malah merasa aman. Entahlah, mungkin aku sudah kebal terhadap “aura evil” nya. Jadi, dengan tingkat kebingungan yang cukup tinggi karena melihatnya hanya diam, aku buka suara. “Ada…apa.. sebenarnya?” Kyuhyun masih diam memandangku dengan tatapan yang sulit kujelaskan. “Kyu—”

“—Sst!” ia menempelkan jari telunjuknya di bibirku, yang sukses membuatku kembali diam.
“Aku tidak bisa…” Kalimatnya terhenti. Ia menggeleng-geleng kecil; tampak sulit mengucapkan apapun yang kini sedang ada di dalam pikirannya. “..Tidak tahan melihat mereka terus-terusan seperti itu sementara aku tidak bisa… aku..” Ia sedikit berdeham, tampak menelan kembali ucapannya, lalu mengembuskan napas dengan berat. Aku masih memandangnya dengan tidak mengerti ketika ia mengusap wajah dengan tangannya sambil menarik napas panjang.

“Dengar..” ia menempatkan kedua tangannya di atas bahuku, kemudian melanjutkan, “Kau, Ahn Rin Young.. suatu saat nanti.. kau harus jadi kekasihku!”

Uh?
Aku hanya mengerutkan kening. Kenapa tiba-tiba—

Masih dalam posisi yang sama, Kyuhyun mengambil sesuatu dari saku belakang celananya, kemudian membawa benda itu ke celah di antara wajah kami. Aku benar-benar belum sempat berpikir ketika Kyuhyun tiba-tiba maju dan merapatkan bibirnya ke bibirku… yang kini terhalang sebuah kartu.

Mungkin kejadiannya hanya dua detik. Tapi itu berhasil membuatku membeku di tempat. Kyuhyun benar-benar hanya menempelkan bibirnya sesaat, sebelum kemudian menarik kepalanya lagi, kembali memberi jarak pada kedua pasang mata kami untuk saling memandang dengan baik.

Aku belum sepenuhnya pulih dari rasa kagetku saat Kyuhyun berkata, “Kau ingat itu, Rin-ah. Suatu—hari—nanti!” Ia lalu mengangkat tangan kiriku untuk menyerahkan kartu tadi sambil menunjukkan evil-smirk­nya. Tanpa bicara lagi, ia berbalik ke arah pintu, bermaksud untuk keluar. Baru berjalan selangkah, ia tiba-tiba terkesiap…

…Empat pasang mata sedang memandang kami dari depan pintu kamar yang terbuka.

Bin melakukan aksi menutup-muka-sambil-mengintip, Heechul mengusap-usap dagu sambil mengangguk-angguk kecil, Donghae menutup mulutnya yang membentuk huruf O besar, sedangkan Min memberi tatapan jahil “Kau-resmi-masuk-Min’s-line” kepada Kyuhyun.

Oh Tuhan.

~To Be Continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar